Lebih 6,5 juta anak menderita akibat perang saudara di Suriah. Mereka mengalami aksi kekerasan, intimidasi, pelecehan, kelaparan dan penyakit. Puluhan ribu anak tewas, cacat badan, terusir dan alami trauma berat.
Iklan
Lebih 10.000 anak tewas dan puluhan ribu lainnya cacat akibat empat tahun berkobarnya perang saudara di Suriah. Sekitar 5,5 juta anak-anak berada dalam situasi darurat di Suriah. Lebih 2 juta diantaranya tidak memiliki akses ke sumber bantuan karena bermukim di kawasan perang atau daerah yang dikuasai milisi teror ISIS.
Jutaan anak lainnya terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga. Kondisi mereka di kamp pengungsian juga memprihatinkan. Jutaan anak mengalami trauma psikis dan fisik yang akan mereka tanggung seumur hidup. Demikian laporan lembaga bantuan anak-anak PBB UNICEF.
"Di Suriah terdapat sebuah generasi yang dipenuhi anak-anak yang cacat badan, trauma dan perlu dampingan psikolog serta bantuan fisik jangka panjang", lapor Hanaa Singer pimpinan Unicef di Damaskus. "Juga setelah konflik di Suriah berakhir, warisan dari perang saudara ini akan terus membebani masyarakat Suriah", kata Singer menambahkan.
Serangan sistematis dan terarah
Banyak anak-anak yang tewas atau cacat fisik akibat serangan yang diduga keras serangan sistematis dan terarah. "Kami mengetahui banyak penembak jitu secara terarah menyasar korban anak-anak. Juga banyak serangan sistematis dilancarkan ke sekolah-sekolah", kata direktur Unicef Christian Schneider.
Lebih lanjut Unicef melaporkan, dari 4.200 gedung sekolah yang ada di Suriah, lebih 20 persennya hancur. Sisanya sebagian digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi dan selebihnya dijadikan markas oleh para pihak yang bertikai. Lebih 50.000 guru tewas atau terpaksa mengungsi. "Jumlah ini mencakup separuh dari jumlah guru keseluruhan di Suriah", tutur Unicef.
Warisan Sejarah Suriah yang Remuk oleh Perang
Perang saudara yang terus berkecamuk merusak 300 situs bersejarah di Suriah. Sebagian rata dengan tanah, sementara lainnya dibakar atau dijarah. Berikut daftar warisan sejarah dunia yang terancam
Foto: Fotolia/Facundo
Tinggal Puing
Dalam waktu empat tahun lebih seratus ribu penduduk Suriah tewas akibat perang dan sepuluh juta lainnya terpaksa mengungsi. Analisa berdasar citra satelit oleh badan PBB, UNITAR, menunjukkan kerusakan parah pada situs-situs bersejarah.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Tödt
Masjid Agung Umayyah
Mosaik yang meliputi fasad Masjid agung Umayyah di Damaskus kini dipenuhi lubang peluru. Tidak jelas bagaimana pemerintah Suriah berencana melindungi warisan sejarah yang dibangun tahun 708 tersebut. Menurut analisa UNITAR, sekitar 290 situs bersejarah mengalami kerusakan parah.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/Neukirchen
Gambaran Kehancuran
Kerusakan terparah dialami oleh kota metropolitan Aleppo. Kota di utara Suriah yang berusia 7000 tahun ini termasuk yang tertua di dunia. Citra satelit di sebelah kanan menujukkan kondisi kota tua Aleppo yang luluh lantak setelah perang berkecamuk.
Foto: US Department of State, Humanitarian Information Unit, NextView License (DigitalGlobe)
Sebelum Bedil Menyalak
Masjid Agung Umayyah di Aleppo juga rusak berat. Masjid yang dibangun tahun 715 ini berulangkali mengalami renovasi selama ratusan tahun sejarahnya. Terutama menara yang dibangun tahun 1902 dianggap sebagai pencapaian besar arsitektur Arab. Gambar ini dibuat sebelum perang.
Foto: picture alliance/Bibliographisches Institut/Prof. Dr. H. Wilhelmy
Puing dan Reruntuhan
Menara Masjid Agung Aleppo hancur ketika pertempuran memasuki kota tua tahun 2013 silam. Kini yang tersisa cuma puing dan reruntuhan. Sementara sebagian besar bangunan juga mengalami kerusakan. Pemerintah dan pemberontak saling menyalahkan satu sama lain.
Foto: J. Al-Halabi/AFP/Getty Images
Interior Bersejarah
Perang antara pemerintah dan pemberontak di Aleppo berkecamuk sejak 2012. Gedung berusia 150 tahun yang kini dipakai oleh Carlton Hotel dan berdiri di seberang benteng Aleppo termasuk primadona kota tua. Gedung ini memiliki interior bersejarah yang masih otentik.
Foto: CC-SA-BY-Preacher lad
Kehilangan Warisan Sejarah
Kini hotel itu nyaris rata dengan tanah. Ketika pasukan pemerintah menjadikan hotel sebagai markas, gerilayawan Islamic Front meledakkan gedung lewat terowongan bawah tanah, Mei 2014 silam. Dari 210 situs bersejarah di kota tua Aleppo, lebih dari separuhnya rusak, sementara seperlima lainnya sudah rata dengan tanah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Souq al-Madina
Berkunjung ke pasar kuno, Souq al Madina di jantung Aleppo seakan memasuki mesin waktu. Bazar yang tidak berubah sejak abad ke-16 ini membentang sepanjang tujuh kilometer. Dulu wistawan kerap berdatangan untuk membeli oleh-oleh khas kerajinan tangan Suriah.
Foto: AP
Hilang untuk Selamanya
Api membakar sebagian besar pasar pada 2012 lalu. Menurut pemerintah lokal, sekitar 1600 toko yang ada di dalam bazar rusak atau hancur. Sejak 1986 Souq al-Madina terdaftar sebagai situs warisan sejarah dunia UNESCO.
Foto: AP
Peninggalan Perang Salib
Krak des Chevaliers dibangun antara abad ke12 dan 13 oleh pasukan Salib. Dulu benteng ini ditakuti lantaran nyaris tidak pernah bisa ditaklukkan, kecuali oleh Sultan Baibars dari Kesultanan Mamluk pada tahun 1271.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Vranic
Tinggal Puing
Benteng yang terletak di timur Homs dan bersebelahan dengan perbatasan Libanon ini diduduki secara bergantian oleh pasukan pemerintah dan pemberontak. Tembakan artileri dan serangan udara menyisakan reruntuhan tembok dan atap, serta puing-puing bangunan di bagian dalam yang sebagian rata dengan tanah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Vranic
Tidak Lagi Bisa Dikenali
Dura Europos adalah kota yang dibangun oleh pasukan Yunani kuno pada tahun 300 sebelum Masehi. Situs ini adalah primadona arkeologi karena menyimpan benda dan lukisan bersejarah dari berbagai era. Perang dan penjarahan menjadikan situs yang kini dikuasai Islamic State itu tidak lagi bisa dikenali.
Foto: picture-alliance/akg-images/Leo G. Linder
Jejak Batu di Tadmur
Palmyra alias Tadmur termasuk pusat kebudayaan di zaman kuno. Pencurian dan penjarahan batu dan struktur bangunan marak terjadi sejak perang Suriah berkecamuk. Kuil Bel yang berusia 2000 tahun ini misalnya berulangkali kehilangan tiang batu.
Foto: Fotolia/bbbar
13 foto1 | 13
Unicef juga melaporkan, banyak anak di kawasan yang dikusai teroris Islamic State harus menghadapi kekerasan psikis dan fisik dalam keseharian mereka. "Anak-anak di Raqqa di timur laut Suriah yang merupakan kubu pertahanan IS, kerap dipaksa untuk menonton video eksekusi penyembelihan atau penembakan para sandera", ujar Singar yang pimpinan Unicef di Damaskus.
"Itu bukan kisah perang dari abad pertengahan. Tapi realitas sehari-hari saat ini di Suriah", ujar Singer lebih lanjut. Hal ini menunjukkan dengan tegas, anak-anak di Suriah adalah korban utama yang samasekali tak bisa melawan dari perang brutal di negeri itu.