Seiring kemajuan teknologi, perdebatan mengenai apakah buku atau komputer merupakan alat pembelajaran yang lebih baik bagi bocah, semakin meningkat. Persoalannya: Kemiskinan dan minimnya akses terhadap pendidikan.
Iklan
Filsuf Yunani kuno Socrates mengatakan bahwa menuliskan sesuatu, membuat orang menjadi lupa. Kini, ribuan tahun kemudian, kita beruntung bisa mendiskusikan pemikiran Socrates itu karena pemikirannya telah dituliskan.
Para komentator sering mengatakan bahwa tulisan atau buku, adalah yang terbaik dan bahwa komputer berdampak negatif terhadap pembelajaran. Argumen itu hampir sama dengan alasan Socrates dalam menentang menuliskan sesuatu, karena dianggap menimbulkan efek kelupaan, ketika ingatan dijadikan landasan pembelajaran
Dengan semakin banyaknya ruang kelas yang beralih dari buku cetak ke buku digital dan materi lainnya, atau yang sering disebut sebagai belajar secara virtual, para peneliti mengamati dampaknya terhadap pembelajaran anak-anak.
Bidang ini masih baru, dan temuannya beragam – tidak ada konsensus ilmiah mengenai apakah buku atau perangkat digital lebih baik untuk pembelajaran anak.
Sebuah penelitian di sekolah dasar di Honduras, misalnya, menemukan bahwa mengganti buku pelajaran dengan laptop pada akhirnya tidak membawa perbedaan dalam pembelajaran siswa — hal ini tidak berdampak positif maupun negatif.
Namun bukankah masuk akal jika kedua bentuk pembelajaran, baik cetak maupun digital, bisa efektif atau tidak, tergantung individu dan situasinya? Penting di sini untuk mempertimbangkan ilmu saraf, karena dapat membantu pendidik memilih alat mana yang akan digunakan pada berbagai tahap perkembangan anak.
Para ahli saraf telah menunjukkan kepada kita bahwa pembelajaran dan pembentukan memori secara fisik memperbaiki otak. Otak bersifat "plastik" - yang menumbuhkan dan memangkas koneksi antar neuron saat kita membentuk ingatan, belajar, dan melupakan. Hal ini berlaku pada semua usia, tetapi otak bersifat plastis terutama pada masa kanak-kanak.
Negara-negara Dengan Kualitas Murid Paling Rendah di Dunia
Laporan OECD yang mengukur kemampuan anak 15 tahun di bidang membaca, matematika dan pengetahuan ilmiah ini menempatkan Indonesia di urutan ke 74 dari 79 negara yang berpartisipasi dalam penilaian ini.
Foto: Grigory Kuzmishchev
#1. Filipina
Filipina menempati posisi terakhir dalam laporan yang dilansir OECD. Skor yang didapatkan oleh Filipina dalam kemampuan membaca adalah 340, sedangkan rata-rata data tersebut ada di angka 487. Peringkat teratas atau pertama diduduki oleh Cina dengan kemampuan literasi sebesar 555.
Foto: picture-alliance/dpa
#2. Republik Dominika
Republik Dominika adalah negara kepulauan di gugusan kepulauan Laut Karibia dengan populasi sekitar 11.000.000 nyawa. Hasil dari laporan OECD menempatkan Republik Dominika di posisi kedua dari bawah dengan skor kemampuan literasi sebanyak 342. Di negara ini, sekolah negeri masih kekurangan tenaga pengajar dan kelas-kelas diisi terlalu banyak murid.
Foto: Katie Manning
#3. Kosovo
Negara kecil dengan jumlah penduduk yang mencapai dua juta nyawa yang bertetangga dengan Serbia, Albania dan Makedonia ini memiliki skor literasi sebesar 353 yang setara dengan Lebanon. Kosovo ada di bawah Lebanon karena skor kemampuan matematika yang selisih hingga 30 poin dengan Lebanon.
Foto: picture alliance/ZB
#4. Libanon
Negara yang terletak di Asia Barat ini memperoleh skor kemampuan matematika yang unggul dari Kosovo dan bahkan Indonesia dengan angka 393. Indonesia memiliki skor kemampuan matematika sebesar 379 poin. Namun kemampuan literasi tetap jadi faktor penentu skor akhir untuk setiap negara. Dalam hal ini, Lebanon memiliki skor 353.
Foto: Amy Leang
#5. Maroko
Maroko adalah negara dengan ekonomi terbesar keenam di Afrika. Kekuatan ekonomi tidak selalu mencerminkan kualitas pendidikan pada komunitas pelajar suatu negara. Maroko memiliki poin literasi sebanyak 359 dan kemampuan pengetahuan ilmiah sebanyak 377. Sedangkan, rata-rata kemampuan pengetahuan ilmiah OECD ada di angka 489.
#6. Indonesia
Indonesia mengalami penurunan kemampuan literasi di kalangan pelajar. Laporan PISA tahun 2012 menyatakan Indonesia memperoleh skor sebesar 384, sedangkan dalam laporan terbaru Indonesia hanya mendapat sebanyak 371. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke 74 dari 79 negara. Cina berada di puncak peringkat dengan kemampuan literasi sebesar 555 poin.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#7. Panama
Negara yang tergolong kecil dengan sekitar tiga juta penduduk ini menduduki peringkat pertama dalam indeks pembangunan manusia diantara negara-negara Amerika Tengah. Dalam daftar PISA, Panama hanya memperoleh skor kemampuan literasi sebanyak 377. Dalam bidang kemampuan matematika, Panama juga tidak menunjukkan performa yang baik dengan skor hanya sebanyak 353.
Foto: DW/A. Brockdorff
#8. Georgia
Georgia adalah sebuah negara di Eropa Timur yang dulu sempat menjadi anggota Uni Soviet. Kemampuan Georgia dalam literasi masih jauh tertinggal dengan tetangga-tentangganya bila dibandingakan dengan negara-negara Eropa Timur lainnya yang ada di dalam daftar PISA.
Foto: picture-alliance/T. Schmidt
#9. Kazakhstan
Walaupun berbatasan langsung dengan peringkat satu daftar PISA, yaitu Cina, Kazakhstan memperoleh skor yang sangat jauh bila dibandingkan dengan Cina. Negara ini memiliki kemampuan matematika yang mendekati rata-rata di angka 423. Namun kemampuan literasi masih ada di angka 380.
Foto: Grigory Kuzmishchev
9 foto1 | 9
Plastisitas otak bergantung pada pengalaman dan lingkungan
Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin beragam lingkungan belajar kita selama masa kanak-kanak, semakin banyak "hal” yang kita pelajari – namun kita juga mengubah cara otak kita dalam mempelajari hal-hal baru sepanjang sisa hidup kita.
Iklan
Contoh terbaik di sini adalah pembelajaran bahasa. Anak-anak belajar bahasa kedua dengan sangat mudah dibandingkan orang dewasa karena otak mereka lebih plastis. Terlebih lagi, orang dewasa yang mempelajari dua bahasa di masa kanak-kanak dapat mempelajari bahasa ketiga jauh lebih cepat dibandingkan orang dewasa yang hanya mempelajari satu bahasa di masa kanak-kanak karena otak mereka telah dilatih untuk mempelajari bahasa.
Di sisi lain, kekurangan sensorik selama masa kanak-kanak secara permanen mengubah kondisi otak menjadi lebih buruk. Anak-anak yang kekurangan pengalaman berbeda – misalnya, kurangnya sentuhan dan interaksi dengan orang dewasa, lebih sedikit melihat dan mendengar suara, dan anak-anak yang hanya mendapat sedikit akses atas pembelajaran – dapat membuat otak menyusut. Perubahan-perubahan ini seringkali tidak dapat dibalikkan lagi di kemudian hari.
Jadi, anak-anak perlu diberikan sebanyak mungkin jenis alat pembelajaran yang berbeda, baik digital maupun fisik.
Ini mungkin berarti beralih ke buku dan tulisan tangan untuk membentuk pengetahuan abadi tentang sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan menulis memerlukan otak untuk berperan aktif dalam proses mencatat, namun otak kurang aktif saat mengetik, sehingga menulis dengan tangan lebih banyak memasukkan materi ke dalam memori.
Atau menggunakan platform pembelajaran digital dapat memberikan pengalaman yang jauh lebih kaya: Film animasi, aplikasi pendidikan berbasis ‘reward‘(penghargaan), ruang kelas virtual, dan alat kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT untuk memotivasi siswa belajar secara interaktif.
Penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital efektif dalam meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi, ketangkasan manual, dan memori kerja visiospasial bila digunakan dalam konteks pembelajaran.
Hasil yang bermanfaat dari hal ini memengaruhi semua bidang pembelajaran anak, termasuk bahasa, literasi fungsional, matematika, sains, pengetahuan umum, pemikiran kreatif – dan masih banyak lagi.
5 Ancaman Terhadap Komputer Tablet
Komputer tablet bisa membantu pekerjaan jadi lebih efisien, bahkan bisa membantu karyawan lebih produktif. Akan tetapi, jika tidak hati-hati komputer jenis ini bisa jadi risiko.
Foto: Robert Kneschke - Fotolia.com
Mobile Malware
Para pengguna komputer tablet juga sama berisiko menghadapi serangan mobile malware yang bisa merusak gadget Anda dan memungkinkan virus masuk ke dalam perangkat serta sistem jaringan. Untungnya, hal ini bisa ditangkal dengan cara berhati-hati terhadap aplikasi, terutama aplikasi gratis, tidak sembarangan mengunduh aplikasi apapun dan cara paling aman adalah memasang aplikasi keamanan mobile.
Kehilangan Data
Ketika pelanggaran keamanan komputer tablet terjadi, biasanya data yang tersimpan suka hilang. Untuk mencegah hal ini, cara paling aman adalah dengan menyimpan cadangan data melalui pihak ketiga, seperti Dropbox, Box, Google Drive atau OneDrive. Jika tablet Anda iPad, pastikan gadget Anda bisa mengakses iCould.
Foto: picture-alliance/dpa
Risiko BYOD (bring-your-own-device)
Komputer tablet yang digunakan untuk bekerja dan bermain, risiko keamanannya tinggi, karena biasanya user yang menerapkan hal ini menjadi kurang perhatian terhadap keamanan gadgetnya. Untuk itu, baiknya gunakan tablet secara efektif dengan memastikan apa yang boleh diunduh dan tidak, serta pisahkan antara kebutuhan pekerjaan dan pribadi.
Foto: Getty Images/Feng Li
Jaringan Tidak Aman
Tidak sedikit orang yang menikmati wi-fi gratis saat berada di café, bandara atau hotel. Namun hotspot seperti itu, tanpa banyak diketahui orang adalah salah satu jalan bagi penjahat cyber untuk masuk ke data sensitif. Untuk menangkal dampak negatif hal ini, jangan membuka e-mail, informasi atau data penting lainnya melalui jaringan ini.
Foto: F-Secure Corporation
Pencurian dan Kerugian
Ancaman ini muncul jika komputer tablet suka sembarangan diletakkan, apalagi jika gadget dicuri, tipis kemungkinan untuk kembali lagi. Maka cara paling aman adalah lindungi data dalam perangkat misalnya dengan menggunakan PIN atau sidik jari. Untuk lebih aman, gunakan aplikasi Find My iPhone yang biasanya ada pada iPad, yang memungkinkan user menghapus data penting dalam gadget dari jauh.
Foto: Robert Kneschke - Fotolia.com
5 foto1 | 5
Dampak komputer terhadap kesehatan fisik dan mental
Ada juga dampak negatif yang terkait dengan teknologi digital. Beberapa penelitian menunjukkan komputer dapat berdampak negatif pada bagaimana anak-anak bisa berkonsentrasi atau menaruh perhatian terhadap sesuatu. Selain itu banyak anak-anak menggunakan komputer secara pasif, bukan sebagai alat pembelajaran aktif yang melibatkan otak. Namun belum jelas apakah dampak negatif ini bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan komputer yang berlebihan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Namun hal ini mungkin lebih berkaitan dengan durasi duduk di satu tempat dalam jangka waktu lama, dibandingkan dengan masalah penggunanan komputer itu sendiri.
Itu sebabnya berlarian di luar rumah atau menendang bola sangat penting untuk perkembangan anak-anak dan juga kinerja akademis mereka.
Tips agar Anak Suka Membaca
Kebiasaan membaca tidak begitu saja dimiliki seorang anak, orang tua berperan aktif untuk membangun kebiasaan itu. Berikut tips agar buah hati Anda mencintai dan merenguk manfaat dari lembaran kisah dalam buku.
Foto: picture alliance/dpa/F.Kraufmanm
Dimulai dari Anda
Jika ingin anak Anda gemar membaca, Anda juga harus gemar membaca. Jika tak punya kebiasaan membaca, ini adalah saat yang tepat untuk memulai kebiasaan itu. Rencanakanlah waktu dan tempat bagi Anda untuk membaca buku. Setelah menentukan buku kesukaan Anda, baru pilihkanlah buku untuk anak Anda.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/P. Royer
Mulai dari bayi
Sangat baik bagi bayi yang baru lahir untuk mendengarkan cerita. Tenanglah, karena mereka tidak dapat mengeluh akan pilihan buku Anda. Bacalah buku apapun dengan keras setiap hari. Konten tidak penting, yang terpenting adalah suara, irama teks, dan kata-kata itu sendiri.
Foto: picture-alliance
Mengenalkan buku lewat kata
Menurut riset, berbicara langsung kepada bayi memiliki dampak langsung untuk perkembangan bahasa dan literasi. Tapi kuncinya: bukan lewat TV dan buku audio tetapi 'dihidupkan' saat seseorang berbicara. Nikmati momen membacakan cerita untuk anak Anda dan percayalah bahwa Anda adalah bagian dari perpustakaan anak-anak Anda.
Foto: imago/imagebroker
Gunakan panca indra Anda
Lewat sentuhan pada tekstur buku, melihat visual pada ilustrasi, dan juga lewat suara Anda, Anda turut mengaktifkan panca indra anak Anda sejak dini. Buat kontak mata – tapi tak perlu mencari reaksinya, karena walaupun nampak tidak mendengarkan mereka mendapat 'pengalaman'. Kebiasaan yang dibangun ini akan bertahan seumur hidup.
Foto: Colourbox/I. Belousa
Saat membaca untuk balita
Balita mengambil semua informasi: arti kata dan struktur bahasa, angka, warna, bentuk, hewan, lawan kata, tingkah laku, dan semua hal mengenai informasi bagaimana dunia bekerja. Ketika Anda membaca dengan keras, balita akan menghubungkan buku dengan suara Anda yang familiar dan penuh cinta. Saat membaca bersama – kedekatan fisik pun terjadi.
Foto: Colourbox
Membaca di siang hari
Mungkin populer membaca di malam hari bagi orangtua dan anak tapi bacalah juga sepanjang hari. Menawarkan anak membaca buku adalah cara terbaik yang bisa membuat mereka tenang dan fokus. Duduk dan nikmati koneksi Anda duduk bersama terutama ketika di luar masih terang.
Foto: picture alliance / blickwinkel/McPHOTO
Siap berimprovisasi
Tarik salah satu buku anak yang Anda sukai atau ambil buku yang mencuri pandang Anda saat di toko buku, perpustakaan, atau di rumah teman. Penulis dan ilustrator yang baik akan membangkitkan antusiasme anak-anak, namun juga pembaca dewasa. Jika dalam buku anak kita temukan hal rasis dan kurang baik, ubahlah dengan improvisasi Anda.
Foto: AP
Biarkan anak menginterupsi
Jangan buru-buru menyelesaikan cerita saat anak Anda menginterupsi, cobalah dengar pertanyaan mereka. Jika anak tidak termotivasi mendengarkan, tanya mereka – apa yang mereka lihat di gambar, jadi mereka terdorong untuk berkisah lewat aksi dan cerita yang mereka kembangkan mereka.
Foto: Colourbox/E. R. Lopez
Buka wawasan anak Anda
Pilihlah buku yang beragam topiknya bisa tema geologi, sejarah, hingga kehidupan dari budaya yang berbeda. Meski Anda tidak menyukai buku-buku ini, namun itu bisa membantu anak Anda merefleksikan diri dengan perbedaan di luar dirinya. Anak pun tidak akan kesulitan melihat perbedaan di dunia nyata dan dapat menerima hal tersebut. slc/ts (nyt)
Foto: Eric Cabanis/AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
Masalah sebenarnya dalam pendidikan adalah kemiskinan
Ada banyak faktor yang berperan dalam pendidikan anak. Lingkungan rumah mereka sama pentingnya dengan materi dan perangkat yang mereka gunakan untuk belajar. Salah satu masalah terbesar dalam pendidikan adalah kemiskinan – buruknya akses terhadap buku dan komputer.
Permasalahan ini menjadi jelas selama pandemi COVID-19, ketika anak-anak dari keluarga kurang mampu memiliki akses yang lebih terbatas terhadap komputer atau buku di rumah pada saat sekolah terpaksa tutup gara-gara pandemi.
Sebuah survei yang berbasis di Inggris, misalnya, menemukan bahwa sepertiga siswa di daerah tertinggal tidak memiliki akses yang memadai terhadap alat pembelajaran dari rumah selama masa pandemi.
Dampaknya adalah menurunnya prestasi akademis mereka. Hasil belajar anak-anak usia sekolah menengah telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dan hal ini lebih disebabkan oleh faktor sosio-ekonomi, demikian menurut penelitian. Ini adalah tren yang terjadi di seluruh dunia dan terkait dengan buruknya akses terhadap alat-alat pendidikan yang harganya relatif mahal.
(ap/hp)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!