Anak-anak rewel? Berikan saja handphone, pasti mereka sibuk sendiri. Sebal melihat rumah berantakan karena mainan anak-anak berserakan di lantai? Gadget jadi jawabannya? Baca opini Uly Siregar.
Iklan
Tahun 2007, saat Bill Gates mengaku ia membatasi penggunaan gawai (gadget) pada anaknya, para orang tua yang riang gembira membelikan gawai untuk menyenangkan hati anak-anaknya—termasuk saya—tersentak. Apa yang salah dengan gawai?
Kekhawatiran akan pengaruh buruk gawai pun makin nyata ketika mendiang Steve Jobs mengeluarkan pernyataan yang hampir mirip. Ia melarang anak-anaknya menggunakan iPad yang waktu itu baru saja dirilis. Sebagai orang tua ia memiliki aturan ketat soal teknologi dan membatasi penggunaannya bagi anak-anak.
Ketergantungan pada gawai tak hanya melanda orang dewasa. Anak-anak pun sekarang memiliki ketergantungan yang tinggi. Tak hanya untuk bermain game, gawai pun menjadi andalan anak-anak untuk menonton video-video lucu di YouTube.
Anak-anak saya tergila-gila menonton Stampy Cat, karakter yang diperankan oleh Joseph Garrett, komentator YouTube asal Inggris yang bicara tentang game Minecraft. Setiap akhir pekan, anak-anak saya rajin memelototi layar ponsel (telepon selular) untuk menonton Stampy Cat. Jangan tanya berapa lama waktu yang mereka bisa habiskan kalau dibiarkan menonton video-video di YouTube, dari video lucu berisi binatang-binatang yang menggemaskan hingga video-video DIY (do-it-yourself) yang mengajarkan trik-trik praktis yang berguna.
Ponsel, tablet, hingga komputer adalah benda-benda berteknologi tinggi yang kini akrab dengan anak-anak. Begitu akrabnya mereka, hingga dalam beberapa hal gawai menjadi pemenang. Anak-anak saya lebih dulu piawai mengoperasikan iPad daripada mengikat tali sepatu mereka. Mereka lebih dulu pandai berhadapan dengan layar sentuh di iPhone terbaru daripada mengendarai sepeda roda dua. Dengan iPad mereka bisa menggambar dengan indah dan hebat mewarnai. Padahal dengan kertas dan pinsil warna hasilnya tak sedahsyat di layar tablet. Mereka juga piawai membangun rumah beserta dekorasinya, bahkan membangun kota. Semua dilakukan dengan gawai.
Alasan Menjauhkan Anak-Anak dari Gadget
Riset yang dilakukan American Academy of Pediatrics dan Canadian Society of Pediatrics state menemukan sejumlah dampak buruk teknologi terhadap anak-anak. Ini peringatan bagi para orang tua.
Foto: Robert Kneschke - Fotolia.com
Pertumbuhan Otak
Otak akan berkembang pada bayi berusia 0 bulan sampai 2 tahun. Perkembangan otak, salah satunya ditentukan oleh rangsangan lingkungan. Balita yang otaknya terlalu di ekspos dengan gadget (ponsel, Internet, iPads dan TV) akan mengalami penundaan kognitif, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Foto: Royal Holloway, University of London
Tidak Fokus
Anak-anak berusia dibawah 12 tahun yang sudah menggunakan teknologi bisa terhambat tumbuh-kembangnya, termasuk kemampuan untuk memperhatikan sehingga bisa berdampak pada prestasi akademiknya.
Foto: STR/AFP/Getty Images
Penyebab Obesitas
Anak-anak yang diperbolehkan nonton televisi dan main Video game dalam kamar tidur, membuat mereka berpotensi 30 persen terkena obesitas karena kurang gerak. Anak-anak dengan obesitas tentu akan membuat mereka lebih rentan terkena stroke dan serangan jantung serta memperpendek harapan hidup.
Foto: STR/AFP/Getty Images
Kurang Tidur
Lewat penelitian, diketahui pula sekitar 60 persen orang tua tidak mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget. Sebanyak 70 persen bahkan membolehkan anak-anak membawa gadget ke kamar tidur, padahal diketahui sebanyak 75 persen anak-anak berusia 9 tahun hingga 10 tahun mengalami kurang tidur hingga berdampak pada nilai-nilai akademik mereka lantaran terlalu asyik bermain gadget di kamar.
Foto: Photographee.eu - Fotolia
Gangguan Mental
Segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik, begitu juga saat berinteraksi dengan gadget. Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa menyebabkan naiknya tingkat depresi anak, kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah.
Foto: Fotolia/Artem Furman
Menjadi Agresif
Konten-konten televisi berisi kekerasan bisa memberikan dampak buruk pada anak-anak. Tayangan yang menampilkan aksi kekerasan, seks, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan mutilasi bisa menimbulkan dampak kausal pada agresi anak, dimana anak bisa menunjukkan perilaku agresif yang tidak terkendali.
Foto: Fotolia/HaywireMedia
Demensia Digital
Konten media kecepatan tinggi dapat membuat defisit perhatian, konsentrasi dan daya ingat menurun karena saraf neuronal ke otak terpotong. Walhasil, anak yang tidak bisa memperhatikan, maka tidak bisa belajar.
Foto: Pia Chandavarkar
Emisi Radiasi
Pada Mei 2011, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan telepon selular sebagai Gadget dengan kategori risiko 2B (possible carcinogen) karena radiasi emisi yang ditimbulkannya. James McNamee, ahli kesehatan dari Health Canada pada Oktober 2011 memperingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok yang paling sensitif dibanding orang dewasa karena sistem otak dan kekebalannya masih berkembang.
Foto: picture-alliance/dpa
Kecanduan
Ketika orang tua lebih tertarik kepada teknologi, mereka bisa mengabaikan anak. Itu pula yang terjadi pada anak saat mereka mulai kecanduan gadget. Riset menemukan, satu dari 11 anak berusia 8 tahun hingga 18 tahun kedapatan kecanduan gadget. Sumber : www.huffingtonpost.com
Foto: Robert Kneschke - Fotolia.com
9 foto1 | 9
Lantas apa sih yang membuat gawai menjadi semacam kutukan?
Salah satu efek gawai yang paling destruktif adalah kecanduan. Kecanduan bermain gawai ini dapat mempengaruhi respons visual anak-anak. Mereka hanya bisa terstimulasi dengan gawai yang memiliki visual pergerakan cepat. Akibatnya ketika berinteraksi dengan stimulasi yang tak bergerak secepat gawai—misalnya kegiatan belajar di sekolah—anak-anak akan cepat bosan. Bila ini terjadi, jangan heran kalau prestasi akademik anak pun menurun.
Kecanduan gawai juga membuat anak cenderung mengisolasi diri, melemahkan kemampuan anak-anak dalam berinteraksi sosial. Mereka lebih nyaman bermain dengan gawai daripada bermain bersama teman-temannya. Bermain dengan gawai lebih mudah karena mereka bermain sendirian maka potensi konflik nyaris tak ada dibandingkan dengan berinteraksi dengan teman-teman. Kalaupun ada interaksi di dunia maya, tak senyata seperti berhadapan langsung dengan teman-teman.
Lebih jauh lagi, kecanduan gawai juga membuat anak-anak malas menjalani aktivitas yang membutuhkan pergerakan fisik. Lebih menyenangkan main gawai daripada berpayah-payah les piano, misalnya. Lagipuladengan gawai pun mereka bisa menjelma menjadi musisi jadi-jadian. Daripada kedinginan berlatih gaya kupu-kupu di klub renang pagi-pagi, lebih enak main gawai. Toh aktivitas "olahraga” bisa dilakukan dengan gawai lewat banyaknya permainan, termasuk yang mengusung tema olahraga.
Ada banyak lagi dampak buruk gawai pada anak-anak selain beberapa yang disebutkan di atas. Efek buruk itu saling berkaitan satu sama lain. Malas bergerak karena kecanduan gawai mengakibatkan anak-anak rentan terhadap serangan obesitas. Bila dibiarkan, anak yang obesitas akan terus mengalaminya hingga dewasa. Akibatnya akan muncul pula risiko penyakit mematikan seperti diabetes, stroke, jantung, penyumbatan pembuluh darah.
Bagi orang tua, kecanduan gawai pada anak bukan kekhawatiran yang tak beralasan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan dikabarkan membuka layanan pengaduan terkait kecanduan gawai. Permasalahan gawai pada anak ini makin pelik dengan adanya kejahatan siber (cyber crime) yang menyasar anak-anak. Tugas orang tua pun berlipat-lipat untuk mengawasi dan memastikan anak-anak agar bebas dari pornografi dan konten lainnya yang tak layak untuk dikonsumsi anak-anak.
Melihat begitu banyak efek negatif yang ditimbulkan gawai, mengapa pula orangtua ngotot memberikan gawai pada anak-anak? Jawabannya mungkin karena gawai membikin urusan mengurus anak menjadi lebih mudah. Anak-anak rewel? Berikan saja gawai, pasti mereka sibuk sendiri. Sebal melihat rumah berantakan karena mainan anak-anak berserakan di lantai? Gawai jawabannya. Anak-anak tak lagi melirik boneka Barbie atau usil memberantaki peralatan dapur. Singkatnya, gawai sesungguhnya bisa menjelma menjadi semacam pengasuh bagi anak-anak, membuat mereka sibuk, dan memberi waktu bagi orangtua untuk sedikit bernafas.
Gawai juga tak melulu berdampak buruk. Berbagai aplikasi yang ada di ponsel membantu anak-anak menjadi lebih cepat melek literasi digital. Kemampuan literasi digital ini tentu saja merupakan kebutuhan di era digital. Lagipula, bila orangtua memaksa menghilangkan akses anak-anak pada gawai, dikhawatirkan anak-anak akan kehilangan kemampuan untuk tumbuh dengan keahlian memahami teknologi digital. Bila itu terjadi, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang terbelakang dalam teknologi digital, dan nantinya sulit berkompetisi dengan mereka yang melek teknologi digital.
Lupakan Smartphone di Tempat Tidur
Menjelang tidur, apakah tetap ditemani smartphone di atas kasur? Banyak riset menyebutkan main gadget bisa mengganggu kualitas tidur. Ada banyak aktivitas lain sebelum tidur yang berguna, di luar bermain gadget
Foto: Colourbox
Baca Buku
Mengapa juga harus terus melototi smartphone di atas kasur, jika banyak novel yang asyik bisa membawa kita terlelap dengan nyaman. Penelitian menunjukkan membaca buku dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Foto: Fotolia/Eisenhans
Telefon Orang Terkasih
Mungkin sebelum naik ke atas kasur bisa menelfon sebentar. Penelitian menunjukkan berbicara dengan orang yang dicintai seperti ibu misalnya, dapat membantu mengurangi stres. Meredam stres merupakan komponen penting ketika ingin hanyut ke alam mimpi. Tidak harus mengobrol lama, cukup dengan mendengar suara orang terkasih sebentar, sudah cukup membantu.
Foto: colourbox
Mandi Air Hangat
Mandi air hangat bisa dibilang cara paling santai untuk relaksasi. Mandi air hangat menaikkan suhu sejenak, lalu membawa suhu tubuh perlahan-lahan mendingin setelah selesai mandi. Proses ini merupakan persiapan yang sempurna untuk menuju ke peraduan, beristirahat dan mengaktifkan rasa kantuk.
Foto: Colourbox/Igor Kovalchuk
Meditasi
Bernapas dengan ritme baik, atau bermeditasi sejenak. Studi menunjukkan meditasi dapat membantu orang rileks dan mendapatkan istirahat malam dengan kualitas lebih baik. Tidak hanya itu, mengatur napas dengan baik memiliki manfaat kesehatan yang menakjubkan. Bahkan jika hanya dilakukan dalam waktu sebentar.
Foto: Fotolia
Berhubungan Seks
Tempat tidur memang diperuntukkan untuk tidur, istirahat dan aktivitas seks bagi pasangan suami istri. Penelitian menunjukkan melakukan hubungan seks sebelum tidur dapat membantu tidur nyenyak. Kegiatan seks memproduksi oksitosin, hormon di otak untuk merasa senang dan mengurangi hormon stres.
Foto: picture-alliance/dpa
Menulis Buku Harian
Kedengaran kuno? Tidak juga. Terlalu cemas untuk hanyut dalam lelap? Menulislah, dan di atas kasur -- bukan menulis status di facebook ya…! Ambil buku harian, menulislah di situ. Penelitian menunjukkan menulis bisa membantu membersihkan pikiran negatif.
Foto: Fotolia/Aleksandar Kosev
Minum Teh
Sempatkan menyesap minuman teh hangat sebelum merangkak ke tempat ridur yang nyaman dan empuk. Beberapa jenis teh bisa memicu rasa kantuk datang karena mengandung bahan-bahan yang dapat membantu relaksasi.
Foto: picture-alliance/Arco Images GmbH
Lakukan Kerajinan Tangan
Penelitian menunjukkan aktivitas kerajinan tangan seperti merajut dan mewarnai gambar dapat membantu kitajadi rileks. Ini adalah cara yang produktif dan kreatif untuk bersantai dan mempersiapan pikiran yang baik untuk pergi tidur.
Foto: Fotolia/Poles
Yoga
Yoga bisa membuat istirahat malam menjadi lebih baik. Yoga menawarkan banyak manfaat, termasuk meredam stres dan pikiran bisa jadi lebih tenang.
Foto: Colourbox/Pressmaster
Membayangkan Adegan Santai
Penelitian menunjukkan tradisi jelang tidur dengan menghitung jumlah hewan dalam pikiran, seperti menghitung domba, misalnya, benar-benar melibatkan otak untuk beristirahat. Bayangkan gambar-gambar menenangkan untuk menepis stres dan membuat santai pikiran.
Foto: Fotolia/wyssu
10 foto1 | 10
Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua?
Selain memilihkan aplikasi-aplikasi edukasi yang berguna bagi anak-anak, sangatlah penting untuk membatasi waktu penggunaan gawai. Kebijakan yang saya terapkan pada anak-anak dalam menggunakan gawai cukup sederhana: gawai hanya boleh digunakan saat akhir pekan, dengan pengecualian komputer bisa digunakan di hari-hari sekolah bila ada tugas sekolah yang membutuhkannya. Keleluasaan menggunakan gawai juga berlaku saat sekolah libur, atau saat sedang bepergian jauh, misalnya saat di pesawat berjam-jam dalam perjalanan dari Los Angeles ke Jakarta.
Buat saya gawai adalah kemudahan, rekreasi, dan distraksi. Ia memudahkan waktu berlalu dengan cepat, menghibur saat bosan menunggu, mengisi kekosongan saat macet di jalan raya. Namun tak sepantasnya gawai mendominasi, apalagi mendominasi anak-anak. Cukuplah persinggungan dengan gawai saat jam kerja, tak perlu lagi dilanjutkan di rumah. Berikan perhatian pada anak-anak, ajak mereka bicara dan bermain tanpa melibatkan layar ponsel, tablet, atau komputer. Contohlah pendekatan yang dilakukan Steve Jobs, seperti yang dipaparkan Walter Isaacson dalam buku biografinya. Setiap malam, Steve Jobs makan malam di meja makan yang panjang di dapur bersama keluarganya. Mereka mendiskusikan buku, sejarah, dan hal-hal lainnya. Gawai tak mendapat saat keluarga berkumpul dan berinteraksi satu sama lain.
10 Tips Keamanan Berinternet
Tak ada hari tanpa internet? Aktif gunakan komputer dan smartphone atau tablet? Inilah tips keamanan dalam menggunakan internet atau smartphone yang setiap pengguna gadget HARUS tahu.
Foto: imago/avanti
10. Waspada serangan Phising
Hacker dan pencuri data cerdik mengakses informasi Anda melalui phishing, meniru perusahaan/orang lain atau taktik umum lainnya. Cara yang paling populer adalah mengirim pesan lewat email berisi tautan. Para hacker mengumpulkan informasi terkait target serangan dengan cara menghimpun data yang mereka butuhkan. Para ahli keamanan komputerpun bisa tertipu. Jadi, kewaspadaan adalah kuncinya.
Foto: picture-alliance/dpa
9. Kunci ponsel Anda dengan lebih aman
4-digit PIN atau gerakan jari untuk telefon genggam Anda bukanlah yang paling aman. Penggunaan gesture lock terkadang meninggalkan jejak penggunaan. Menambahkan lebih banyak digit pada penguncian smartphone jauh lebih aman. Di playstore, terdapat pilihan aplikasi untuk membuat PIN lebih panjang dan sulit ditebak.
Foto: Getty Images/G. Frey
8. Back Up data Anda secara rutin
Jika Anda tidak secara rutin melakukan duplikasik semua data yang penting, maka keamanan data Anda berpotensi terancam. Banyak aplikasi built-in dari sistem operasi ataupun aplikasi lain yang akan membantu untuk melakukan backup, seperti CrashPlan atau bawaan dari windows yang bisa ditemukan di menu Settings>Update&Security>Backup & bagi pengguna Mac bisa menggunakan fitur Time Machine.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Wuestenhagen
7. Pasang Antivirus dan Anti-Malware Terbaik
Virus dan malware selalu jadi ancaman. Sebaiknya gunakan salah satu aplikasi antivirus pada setiap perangkat gadget, seperti Avira untuk Windows atau Sophos Anti-Virus untuk Mac.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kahnert
6. Kunci Router Wireless Anda
Router Anda adalah garis pertahanan pertama untuk jaringan internet di rumah Anda. Jika Anda harus mengubah router login administrator, gunakan WPA2 (AES) enkripsi, dan ubah pengaturan dasar lainnya. Dengan demikian Anda bisa mengurangi efek pencurian wifi dan serangan hacker, namun masih tetap bisa berbagi wifi pada kawan-kawan dengan aman.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
5. Kirim informasi sensitif terenkripsi
Informasi sensitif, seperti info bank, nomor pajak, atau info bisnis rahasia, tidak boleh dikirim melalui email tanpa enkripsi. Karena risikonya tinggi. Coba mengenskripsi data sebelum dikirim melalui email, misalnya dengan menggunakan layanan seperti ProtonMail atau PGP.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
4. Jangan Gunakan Wi-Fi Publik Tanpa VPN
Ya, Anda perlu khawatir ketika menggunakan Wi-Fi publik. Berikut adalah cara untuk tetap aman di jaringan Wi-Fi publik. Gunakan Virtual Private Network (VPN) yang akan membuat pengguna tetap berada pada jalur yang aman walaupun terkoneksi pada jaringan yang dirasa tidak aman, sebab kegiatan pengguna VPN tidak akan terdeteksi oleh para pengguna lainnya yang berada di satu jaringan tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/Estonian Tourist Board
3. Gunakan Password Manager
Karena Anda harus menggunakan password yang unik untuk setiap situs dan layanan yang Anda gunakan, bisa jadi Anda pusing harus mengingat setiap password. Di situlah manajer password bisa berguna. Anda selalu harus mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan, jadi pilihlah salah satu Password Manager yang dirasa sesuai dengan kebutuhan Anda.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
2. Gunakan Two-Factor Authentication
Otentikasi dua faktor menawarkan lapisan keamanan tambahan yang melindungi gadget Anda, terutama jika terjadi pencurian kata sandi atau password. Jika ponsel hilang atau dicuri, Anda masih bisa melacaknya.
Foto: Getty Images/J. Sullivan
1. Teratur Tinjau Keamanan dan Pengaturan App
Pastikan perangkat lunak Anda selalu up-to-date. Kita sering melupakan hal-hal seperti memperbarui firmware atau aplikasi. Jadikan ini sebagai kebiasaan rutin, termasuk membersihkan aplikasi pada Facebook,Twitter maupun Google. Google kadang-kadang menawarkan penyimpanan gratis saat Anda melakukan pemeriksaan keamanan. Ed: ap/as(lifehacker)
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
10 foto1 | 10
Bagaimana dengan Anda?Jangan biarkan anak-anak Anda menundukkan wajah ke gawai, lupa berkomunikasi pada Anda yang juga sibuk menatap ponsel sambil tersenyum menanggapi celotehan tak penting dari orang-orang di grup Whatsapp yang jaraknya berpuluh, beratus, bahkan beribu kilometer. Percayalah, bila Anda sebagai orangtua mendedikasikan waktu pada anak-anak untuk berinteraksi secara intim, sehebat apapun atraksi yang ditawarkan gawai, mereka akan lebih memilih Anda.
@sheknowshoney
Uly Siregar bekerja sebagai wartawan media cetak dan televisi sebelum pindah ke Arizona, Amerika Serikat. Sampai sekarang ia masih aktif menulis, dan tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media massa Indonesia.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
Anda dapat berbagi opini di kolom komentar di bawah...