Agama menjadi pusat perhatian dalam pemilihan umum Indonesia. Setelah pemilu 2019 usai, bagaimana situasi politik di Indonesia?
Iklan
Menurut perhitungan cepat atau quick count yang dirilis beberapa lembaga survei dalam beberapa jam setelah pemilu 2019, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) unggul sekitar 10 persen lebih banyak suara daripada saingannya, mantan jenderal Prabowo Subianto.
Selama bertahun-tahun, politik Indonesia telah didominasi agama. Setelah pemilu usai, bagaimana kebijakan politik dan agama di Indonesia? DW berbicara dengan Dr. Michael Buehler, seorang pakar politik Studi Oriental dan Afrika (SOAS), SOAS University of London.
DW: Dari hasil quick count beberapa lembaga survei, Prabowo Subianto kehilangan kesempatan sebagai presiden untuk periode 2019-2024. Aliansinya, beberapa di antaranya terkait dengan kelompok garis keras seperti Front Pembela Islam (FPI),yang memiliki sejarah panjang dalam berbagai tindak kekerasan. Sebagai oposisi yang kecewa atas hasil pemilu, bagaimana pengaruh kelompok-kelompok ini dalam masyarakat di masa depan?
Buehler: Sebenarnya, kelompok-kelompok ini beroperasi secara independen dari partai-partai politik dan karenanya tidak terpengaruh oleh kalahnya Prabowo dalam pemilu. Karena kelompok-kelompok ini pragmatis dalam hal membangun aliansi politik, saya memperkirakan, mereka juga memainkan peran penting dalam politik Indonesia di masa depan.
Untuk pasangan wakil presidennya, Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin dari Majelis Ulama Indonesia. Seberapa jauh Amin akan memengaruhi kebijakan di masa depan, terutama dalam hal kebijakan menyangkut agama?
Pengaruhnya terhadap pembuatan kebijakan masih harus dilihat. Dia menahan diri selama musim kampanye lalu, tetapi sikap ini mungkin berubah. Sekarang dia dan Joko Widodo telah memenangkan pemilu. Saya rasa, perubahan kebijakan paling konsekuensial akan terus terjadi di tingkat sub-nasional, di mana mereka merupakan kekuatan utama di balik promosi hukum moralitas yang menjadi aliansi pragmatis antara politisi sekuler-nasionalis dan kelompok yang main hakim sendiri di lokasi-lokasi setempat. Sekarang ada lebih dari 700 peraturan syariah lokal di Indonesia dan jumlah mereka cenderung meningkat selama masa jabatan kedua Widodo.
Narasi Makar Hizb Tahrir
Keberadaan Hizb Tahrir sering dianggap duri dalam daging buat negara-negara demokrasi. Pasalnya organisasi bentukan Yusuf al-Nabhani itu giat merongrong ideologi sekuler demi memaksakan penerapan Syariah Islam.
Foto: picture alliance/dpa/A.Hashlamoun
Buah Perang Arab-Israel
Adalah Yusuf al-Nabhani yang mendirikan Hizb Tahrir di Yerusalem tahun 1953 sebagai reaksi atas perang Arab-Israel 1948. Tiga tahun kemudian tokoh Islam Palestina itu mendeklarasikan Hizb Tahrir sebagai partai politik di Yordania. Namun pemerintah Amman kemudian melarang organisasi baru tersebut. Al Nabhani kemudian mengungsikan diri ke Beirut.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mimpi Tentang Khalifah
Dalam bukunya Al Nabhani mengritik kekuatan sekular gagal melindungi nasionalisme Palestina. Ia terutama mengecam penguasa Arab yang berjuang demi kepentingan sendiri dan sebab itu mengimpikan kekhalifahan yang menyatukan semua umat Muslim di dunia dan berdasarkan prinsip Islam, bukan materialisme.
Foto: picture-alliance/dpa/L.Looi
Anti Demokrasi
Tidak heran jika Hizb Tahrir sejak awal bermasalah dengan Demokrasi. Pasalnya prinsip kedaulatan di tangan rakyat dinilai mewujudkan pemerintahan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sesuai hukum Allah. Menurut pasal 22 konstitusi Khilafah yang dipublikasikan Hizb Tahrir, kedaulatan bukan milik rakyat, melainkan milik Syriah (Hukum Allah).
Foto: picture alliance/dpa/A.Hashlamoun
Kudeta Demi Negara Islam
Hizb Tahrir Indonesia pernah mendesak TNI untuk melakukan kudeta. “Wahai tentara, wahai polisi, wahai jenderal-jenderal tentara Islam, ini sudah waktunya membela Islam, ambil kekuasaan itu, dan serahkan kepada Hizbut Tahrir untuk mendirikan khilafah!” tegas Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib di hadapan simpatisan HTI pada 2014 silam.
Foto: Reuters/Beawiharta
Kemanusiaan Semu di Jantung Khalifah
Buat HT, asas kebebasan sipil seperti yang terkandung dalam prinsip Hak Azasi Manusia merupakan produk "ideologi Kapitalisme" yang berangkat dari prinsip "setiap manusia mewarisi sifat baik, meski pada dasarnya manusia hanya menjadi baik jika ia menaati perintah Allah."
Foto: Reuters
Tunduk Pada Pemerintahan Dzhalim
Kekhalifahan menurut HT mengandung sejumlah prinsip demokrasi, antara lain asas praduga tak bersalah, larangan penyiksaan dan anti diskriminasi. Namun masyarakat diharamkan memberontak karena "Syariah Islam mewajibkan ketaatan pada pemegang otoritas atas umat Muslim, betapapun ketidakadilan atau pelanggaran terhadap hak sipil yang ia lakukan," menurut The Ummah’s Charter.
Foto: Reuters
Diskriminasi Terhadap Perempuan
Pluralisme dalam kacamata Hizb Tahrir sangat berbahaya, lantaran "merusak Aqidah islam," kata bekas Jurubicara HTI Muhammad Ismail Yusanto, 2010 silam. Perempuan juga dilarang menduduki kekuasaan tertinggi seperti gubernur atau hakim, meski diizinkan berbisnis atau meniti karir. "Pemisahan jender adalah fundamental", tulis HT dalam pasal 109 konstitusi Khilafah. (Ed: rzn/ap)
Foto: picture alliance/dpa/M.Fathi
7 foto1 | 7
DW: Ketika politik agama meledak pada akhir 2016 , jutaan orang Indonesia berdemonstrasi di Jakarta untuk memrotes gubernur kala itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-- yang mereka anggap melakukan penistaaan--, Jokowi dikritik karena menolak untuk membela dia. Di masa depan, apakah Jokowi akan berada di posisi yang sama jika kasus serupa lainnya terjadi?
Saya tidak terlalu yakin bahwa kasus terhadap Ahok didorong murni oleh motif keagamaan. Dia adalah seorang reformator yang memaknai apa yang dia katakan, yang membuat banyak orang di dalam birokrasi kleptokratis Jakarta cemas. Saya pikir fakta bahwa reformasinya mulai melukai beberapa kepentingan yang mengakar adalah alasan utama mengapa ia digulingkan dari kekuasaan. Jika ada gubernur Kristen lain di Jakarta tetapi tidak akan berorientasi pada reformasi, ia mungkin akan baik-baik saja selama ia tidak mengancam jaringan korupsi atau mereka yang mengambil keuntungan secara ekonomi dari pemerintahan.
DW: Di bawah pemerintahannya, tidak ada pernyataan jelas dari Jokowi dalam membela hak asasi manusia atau dorongan kerja tim dalam memecahkan masalah terkait hak asasi manusia di Indonesia. Sekarang dia punya lima tahun lagi untuk bekerja. Apakah dia akan melakukan sesuatu dalam penegakan hak-hak asasi manusia?
Jokowi Dikejar Dosa HAM Hingga ke Eropa
Presiden Joko Widodo membidik kerjasama bisnis untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi betapapun sang presiden berusaha menghindar, ia tetap dikejar dosa HAM masa lalu
Foto: Reuters/H. Hanschke
Sambutan Kenegaraan
Jerman mempersiapkan upacara kenegaraan buat menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo. Di jantung Eropa dia menyisakan waktu tidak barang sehari. Jokowi terutama membidik kerjasama pendidikan kejuruan buat calon tenaga kerja muda. Dengan cara itu sang presiden ingin menempatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Foto: DW/R.Nugraha
Dikejar Dosa
Namun Jokowi tidak sepenuhnya bisa melepaskan diri dari isu Lingkungan dan Hak Azasi Manusia. Selama kunjungannya di Berlin sang presiden diiringi aksi demonstrasi berbagai kelompok, antara lain organisasi lingkungan Rettet den Regenwald. Sementara International People Tribunal 65 menyerahkan petisi yang berisikan tuntutan kepada pemerintah untuk menyelesaikan isu HAM masa lalu.
Foto: DW/R.Nugraha
Sentilan Sang Pendeta
Agenda serupa juga menantinya di Istana Bellevue, saat bertemu dengan Presiden Jerman, Joachim Gauck. Gauck yang bekas pendeta itu membahas hak minoritas dan hubungan antar agama di Indonesia. Ia juga menyentil sang presiden ihwal hukuman mati. Jokowi berkilah Indonesia sedang dalam darurat narkoba
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sohn
Berguru ke Jerman
Setelah bertemu Gauck, Jokowi bergegas menemui Kanselir Angela Merkel yang terpaksa menunggu selama tiga menit di kantor kekanseliran di Berlin. Bersama perempuan paling berkuasa di Bumi itu Jokowi membahas berbagai kerjasama ekonomi, terutama pendidikan vokasi dan juga isu terorisme.
Foto: DW/R.Nugraha
Terjebak Isu HAM
Namun serupa dengan Gauck, Merkel turut membahas "kasus HAM di Indonesia, terutama di Aceh dan Papua." Soal isu pembantaian 1965, Jokowi akhirnya angkat bicara ketika sudah tiba di London. "Saya belum memutuskan apa-apa," ucapnya membantah klaim Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Panjaitan.
Foto: Reuters/H. Hanschke
Bergegas Mengejar Pertumbuhan
Tanpa membuang banyak waktu presiden beserta rombongan langsung terbang ke London, lalu Belgia dan Belanda dengan selang waktu satu hari. Di Eropa Jokowi membidik perjanjian perdagangan bebas yang ia canangkan akan selesai dalam dua tahun. Selain kerjasama pendidikan vokasi dengan Jerman, Jokowi juga menggandeng Inggris untuk membenahi industri kelautan.
Foto: DW/R.Nugraha
6 foto1 | 6
Saya tidak berpikir Widodo menganggap bahwa HAM adalah prioritas. Baginya, itu semua tentang infrastruktur, dan, sejujurnya, itulah prioritas mayoritas warga negara Indonesia juga.
DW: Bagaimana situasi LGBTQ di bawah pemerintahan Jokowi di masa depan?
Karena kelompok main hakim sendiri, Islam cenderung tetap berpengaruh, saya percaya masa depan komunitas LGBTQ di Indonesia tidak terlihat terlalu baik.
DW: Berdasarkan penelitian Anda, partai Jokowi PDIP aktif dalam mengimplementasikan Peraturan Syariah, tujuh dari tiga puluh tiga provinsi mengadopsi setidaknya satu peraturan syariah antara 1999 dan 2009. Apakah pola ini berlanjut di masa depan?
Sejak buku saya The Politics of Shari'a Law keluar pada 2014, saya telah mengidentifikasi setidaknya 300 hukum syariah lainnya. Saat ini, lebih dari 700 peraturan syariah lokal telah diadopsi di seluruh Indonesia. Sementara banyak peraturan syariah yang diadopsi sejak 2014 dalam kelompok syariah yang saya identifikasi dalam buku saya, ada semakin banyak yurisdiksi di luar kelompok ini yang telah mengadopsi peraturan syariah dalam beberapa tahun terakhir.
DW: Beberapa orang ingin menerapkan syariah atau bahkan ingin membangun khilafah, tetapi di sisi lain banyak orang khawatir jika itu akan terjadi. Apakah "Kekhalifahan" masih memiliki peluang di Indonesia?
Saya tidak berpikir bahwa negara Indonesia akan didasarkan pada hukum Islam di masa depan. Namun, saya memprediksi akan lebih banyak peraturan syariah lokal diadopsi di masa depan
Michael Buehler PhD., adalah akademisi, pengajar senior Lecturer di Comparative Politics in the Department of Politics and International Studies at the University of London's School of Oriental and African Studies (SOAS). Michael focus pada studio politik Asia Tenggara. Dia menerbitkan buku bersama Cambridge University Press berjudul: The Politics of Shari’a Law: Islamist Activists and the State in Democratizing Indonesia (2018).
Lima Negara Asia Penyumbang Terbesar Serdadu ISIS
Diperkirakan sebanyak 1000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State. Indonesia dan Cina perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS, dengan Malaysia sebagai persinggahan.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
Cina
Sebanyak 300 warga Cina telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.
Foto: Getty Images
Indonesia
Hingga akhir tahun lalu pemerintah di Jakarta mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyebrang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Foto: Anwar Mustafa/AFP/Getty Images
Pakistan
Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan Islamic State di Suriah. NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Guez
Afghanistan
Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban. Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Khaliq
Australia
Tahun lalu sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.