Scholz: Ancaman Nuklir Rusia Dapat Diatasi "Untuk Saat Ini"
8 Desember 2022
Kanselir Jerman mengatakan tekanan internasional terhadap Rusia, sukses membantu "menghentikan" potensi eskalasi nuklir terhadap perang Rusia di Ukraina.
Iklan
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Kamis (8/12) bahwa risiko Rusia menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina berkurang berkat tekanan internasional.
Saat ditanya apakah menurut Scholz ancaman eskalasi nuklir telah dihindari. Dia berkata, "Untuk saat ini, kami telah menghentikannya."
"Satu hal telah berubah untuk saat ini, Rusia telah berhenti mengancam untuk menggunakan senjata nuklir. Menanggapi komunitas internasional yang sebelumnya telah mewanti-wanti," katanya dalam wawancara dengan grup media Funke Jerman.
Ketika ditanya terkait komentar kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang memberikan jaminan keamanan untuk Rusia, Scholz mengatakan bahwa prioritasnya adalah agar Rusia "segera mengakhiri perang dan menarik pasukannya".
"Memang benar pertanyaannya adalah bagaimana kami dapat mencapai keamanan untuk Eropa. Tentu saja kami siap untuk berbicara dengan Rusia tentang pengendalian senjata di Eropa. Kami menawarkan ini sebelum perang, dan posisi ini tidak berubah,” kata kanselir Jerman itu.
Wawancara tersebut dilakukan dalam peringatan satu tahun koalisi penguasa tiga partai Scholz.
Inilah Persenjataan Jerman yang Disuplai untuk Perang Ukraina
Jerman mulanya dikritik mitra NATO, karena dinilai lamban memasok persenjataan berat ke Ukraina. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, persenjataan modern dari Jerman sudah dikirim dan dikerahkan dalam perang di Ukraina.
Foto: Marcus Brandt/dpa/picture alliance
Tank artileri pertahanan udara Gepard
Sedikitnya 30 tank pertahanan udara tipe Gepard dari Jerman sudah ikut bertempur di Ukraina. Dipersenjatai meriam ganda kaliber 35 mm, Gepard mampu menembak sasaran pesawat tempur, helikopter tempur, atau drone hingga ketinggian 3.500 meter. Tank ini juga bisa dikerahkan menyasar tank atau panser di darat.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Howitzer - Panzerhaubizte 2000
Panser Howitzer 2000 dari Bundeswehr ini sedikitnya sudah 10 unit dikirim ke medan tempur di Ukraina. Dilengkapi meriam kaliber 155 mm, panser artileri otonom ini mampu menghancurkan sasaran pada jarak hingga 40 km. Panser bisa melaju hingga kecepatan 60 km/jam dan dapat melewati genangan air hingga kedalaman 1,5 meter.
Foto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance
Pelontar rudal MARS 2
Sedikitnya tiga unit pelontar rudal multi MARS 2 sudah dikirim ke Ukraina. Bersama dengan sistem artileri jarak menengah itu, juga dikirim ratusan rudalnya yang mampu mencapai sasaran sejarak 80 km. Pelontar mampu menembakkan hingga 12 roket dalam semenit, untuk menyasar terget pada jarak 16 hingga 85 km.
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
Sistem artileri pertahanan udara IRIS T SLM
IRIS T SLM mampu menangkal serangan rudal, roket, drone, atau helikopter tempur pada ketinggian hingga 20 km. Satu unit sistem pertahanan udara paling modern yang harganya sekiar 145 juta euro ini sudah dioperasikan di Ukraina. Ironisnya, angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, hingga kini belum punya sistem arhanud ini.
Foto: Joerg Carstensen/picture alliance
Tank pembangun jembatan Biber
Pemerintah di Berlin menjanjikan pengiriman 16 unit tank pembangun jembatan tipe Biber. Enam unit dijanjikan dikirim hingga akhir tahun 2022, sisanya tahun depan. Rentang jembatan hingga 22 m, lebar 4 m, dan hanya dalam hitungan waktu menit. Jembatan mampu menahan bobot hingga 55 ton atau setara satu unit tank Gepard.
Foto: Patrik Stollarz/AFP via Getty Images
MANPADS Stinger
Sistem pertahanan udara portabel Stinger sudah dikirim saat awal pecah perang di Ukraina. Berlin sudah mengirim sedikitnya 500 unit Stinger ke medang perang Ukraina. Senjata ini dipuji sangat efektif menghancurkan sasaran pesawat tempur atau helikopter hingga ketinggian 4.000 m. Roket yang ditembakkan akan mengejar sasaran secara otonom dan biasanya meledakkan tanki bahan bakar pesawat.
Foto: Ingo Wagner/dpa/picture alliance
Senjata penghancur Bunker dan Panser
Jerman sudah mengirimkan ribuan unit senjata portable penghancur bunker dan panser ini sejak awal perang Ukraina. Ditembakan dari pundak serdadu, amunisi bisa menyasar objek diam hingga 400 m atau objek bergerak hingga 300 m. Amunisinya bisa menembus baja pelindung panser setebal 300 mm atau mengancurkan bunker beton bertulang baja setebal 240 mm. (as/ha)
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance
7 foto1 | 7
"Kami masih waras," kata Putin
Pada hari Rabu (7/12), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan risiko perang nuklir meningkat tetapi Rusia tidak akan sembarangan menggunakan senjata semacam itu.
"Kami masih waras, kami menyadari apa itu senjata nuklir," kata Putin pada pertemuan dewan hak asasi manusia.
"Kami memiliki sarana ini dalam bentuk yang lebih maju dan modern daripada negara nuklir lainnya. Tapi kami tidak akan mengacungkan senjata ini kepada dunia."
Pemimpin Rusia itu menyarankan bahwa negaranya hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan atas serangan semacam itu.
Pernyataan itu disampaikan setelah lebih dari sembilan bulan sejak Putin memerintahkan apa yang digambarkan Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, sembari meluncurkan invasi skala penuh.
Akibat Rusia kehilangan sebagian besar tujuan utamanya dalam perang, kekhawatiran dunia terhadap Putin yang menggunakan senjata nuklir telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.