1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeJerman

Ancaman Teror Gereja, Polisi Jerman Tangkap Pria Tajikistan

27 Desember 2023

Polisi melaporkan menahan seorang pria berusia 30 tahun hingga 7 Januari untuk pemeriksaan. Aparat keamanan memperketat penjagaan di Katedral Köln setelah ada informasi tentang rencana serangan bom.

Polisi di depan Katedral Köln
Polisi di depan Katedral KölnFoto: Roberto Pfeil/dpa/picture alliance

Polisi Jerman melaporkan hari Selasa (26/12), mereka telah menahan seorang pria sehubungan dengan ancaman serangan teror di Katedral Köln, bangunan ikonik yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Eropa.

Polisi mengumumkan, penangkapan awalnya dilakukan terhadap lima pria setelah penggeledahan sebuah apartemen di kota Wesel, sekitar 100 kilometer di utara Köln. Empat orang kemudian dibebaskan, namun seorang pria Tajikistan berusia 30 tahun tetap ditahan. Pengadilan mengizinkan perpanjangan penahanannya sampai 7 Januari untuk tujuan pemeriksaan

Polisi mengatakan pria itu ditahan pada Minggu malam (24/12), namun mereka tidak langsung membuat pengumuman atas alasan keamanan. Polisi juga hanya memberi sedikit informasi tentang pria yang ditahan, namun menyebutkan bahwa mereka telah memperoleh sejumlah informasi yang relevan dengan keamanan negara. "Kami akan menggunakan semua kemungkinan hukum untuk melindungi masyarakat, katedral dan perayaan Malam Tahun Baru mendatang,” kata kepala polisi Köln, Michael Esser, dalam sebuah pernyataan.

A drone's-eye view of Cologne Cathedral

01:00

This browser does not support the video element.

Katedral dibuka untuk Misa, tapi ditutup untuk wisatawan

Kepolisian Jerman hari Sabtu (23/12) mengumumkan mereka telah menerima peringatan bahwa sekelompok orang mungkin merencanakan serangan terhadap Katedral Köln sekitar Hari Natal dan pada Malam Tahun Baru.

Keamanan segera ditingkatkan di Katedral Köln, gedung bersejarah Katolik yang menarik sekitar 6 juta pengunjung setiap tahunnya. Pihak berwenang Jerman memang telah berulang kali memperingatkan potensi ancaman teror, dengan latar belakang perang Israel-Hamas di Gaza dan dampaknya di luar kawasan Timur Tengah.

Administrasi Katedral mengumumkan, umat tetap akan bisa melakukan misa Natal dan mengikuti kebaktian di dalam Katedral, atau melakukan pengakuan dosa. Namun Katedral ditutup untuk umum dan wisatawan atas alasan keamanan. Pengunjung kebaktian gereja harus melalui pemeriksaan polisi sebelum masuk ke gedung. Umat diimbau untuk tidak membawa tas besar dan hanya membawa barang-barang seperlunya.

Lilin sebagai tanda perdamaian di depan Katedral

Administrasi Katedral mengizinkan umat untuk menyalakan lilin di luar gedung gereja untuk keperluan tertentu. Untuk itu dibuat anjungan terpisah di lapangan dekat gedung gereja.

"Setiap orang yang menyalakan lilin di depan Katedral juga akan mengirimkan sinyal perdamaian,” jelas pengurus katedral, Pastor Guido Assmann. "Semoga tanda perdamaian ini tumbuh dan menyebar serta bersinar ke seluruh dunia sebagai tanda rekonsiliasi.”

Menteri dalam negeri negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), Herbert Reul menyatakan bahwa ancaman terorisme saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Tapi dia menyerukan masyarakat agar tetap pergi ke tempat kebaktian dan merayakan Natal: "Ketakutan adalah mata uang para teroris. Kita tidak perlu memberinya nilai tambah dengan merasa takut."

hp/as (dpa, rtr, kna)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait