1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman teror ; Pemerintahan baru di Spanyol

17 Maret 2004

Terorisme dan komentar mengenai pemerintahan baru di Spanyol merupakan tema sorotan dalam acara Sari Pers DW.

Sebuah kelompok Islam mengancam akan melakukan serangan teror terhadap Prancis dan lembaga-lembaga Prancis di luar negeri, apa bila pemerintah tidak mencabut kembali larangan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah. Ancaman teror seperti itu ditanggapi dengan serius di Eropa.

Harian konservatif Belanda Telegraaf mengomentari reaksi Eropa terhadap ancanam para teroris:

Semua negara di Eropa harus siap dan waspada terhadap ancaman serangan teror. Di dunia terdapat cukup banyak kaum fundamentalis yang tidak segan-segan membunuh dan menghancurkan masyarakat barat, untuk mendemonstrasikan keunggulannya. Di Eropa perlawanan terhadap terorisme harus ditingkatkan dan dikoordinasi. Terlalu lama orang di Eropa tidak melakukan tindakan , dengan harapannya, benua lama tidak akan tersentuh oleh terorisme ini. Namun bagi kaum fanatik agama , Eropa musuh yang sama besar seperti AS. Siapa yang mengira dan berpendapat, dengan para teroris dapat mengadakan perujukan punya pandangan yang sangat naif.

Harian Jerman Lübecker Nachrichten menanggapi diskusi mengenai tindakan keamanan:

Serangan mengerikan seperti di Madrid menimbulkan reaksi dalam politik. Sebelum jelas siapa pelakunya, dan bagaimana serangan itu terjadi, banyak pihak berlomba memberikan resep yang dianggap paling ampuh. Yakni memperketat UU, deportasi segera, lebih banyak wewenang untuk petugas keamanan, tentara dikerahkan sebagai pembantu polisi, kamera video di mana-mana. Bagaikan pasang-surut disarankan usulan itu untuk memuaskan keinginan akan keamanan. Juga saran untuk menyatukan semua dinas intelijen dikemukakan. Pemerintah Jerman mengusulkan penyatuan empat badan intelijen supra-nasional. Siapa yang membawahinya, siapa yang mengawasinya, mengapa penggabungan seperti itu lebih efektif? Memang perbaikan perlu. Namun tindakan berlebih-lebihan belaka merupakan senjata tumpul dalam perang melawan terorisme. Keamanan seratus persen memang tidak ada.

Pergantian pemerintahan di Spanyol adalah tema sorotan berikutnya dalam Sari Pers DW.

Harian El Pais yang terbit di Madrid menulis:

Bakal perdana menteri baru Spanyol José Luis Rodrgiquez Zapatero dan kaum sosialis tidak dapat menunggu sampai dibentuknya parlemen dan mengharapkan akan mendapat masa tenggang 100 hari yang lazim diberikan kepada pemerintahan baru. Keputusan penting harus segera diambil. Rencana PM baru Zapatero untuk menarik pasukan Spanyol dari Irak menimbulkan kejengkelan di AS. Padahal politik ini sama dengan yang diusulkan oleh calon presiden demokrat AS John

Harian liberal kiri Denmark Information di Kopenhagen mengomentari politik Irak bakal PM Spanyol Zapatero:

Pernyataan bakal perdana menteri Spanyol José Luis Rodriquez Zapatero yang menyebut Tony Blair dan George W Bush sebagai pembohong dalam soal argumentasi bagi perang Irak, mungkin tidak akan menimbulkan keterkejutan atau perasaan tersinggung baik di AS mau pun di Inggris. Juga rencana Zapatero untuk menarik pasukan Spanyol dari Irak selambat-lambatnya bulan Juni mendatang, apa bila sampai tanggal itu tidak ada resolusi baru PBB. Zapatero , yang sebagai negarawan Eropa menuduh para pemimpin politik yang tidak sependapat dengannya sebagai pembohong, menunjukkan sikap yang tidak bijaksana. Konsekuensi praktis dari hubungan pribadi yang buruk antar negarawan yang berkiprah di panggung politik global, telah sering membawa dampak yang serius terhadap politik internasional.