1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Virus Corona Ancam Angka Kunjungan Wisatawan Cina

29 Januari 2020

Akibat wabah virus corona, Thailand memprediksi jumlah wisatawan Cina ke negaranya akan turun 2 juta pengunjung di tahun 2020. Sementara Bali telah kehilangan hampir 10 ribu pengunjung akibat pembatalan wisata.

China Coronavirus l Anreise eines medizinischen Teams in Zhengzhou, Provinz Henan
Foto: Imago images/Xinhua/L. Jianan

Pemerintah provinsi (Pemprov) Bali menunda perhelatan tahunan Festival Kintamani menyusul adanya wabah virus corona, yang menyebar dari Wuhan, Cina. Penundaan ini adalah bentuk upaya pencegahan terhadap penyebaran virus yang dapat mematikan tersebut. Bali Kintamani Festival yang seharusnya digelar pada 8 Februari 2020, akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Di banyak negara Asia, penyebaran virus corona dikhawatirkan akan berdampak pada sektor bisnis hingga pariwisata.

"Restoran, tempat wisata dan usaha kecil di desa-desa akan terpengaruh," ujar Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali, I Ketut Ardana, seperti dilansir dari Reuters.

Ketut Ardana menyebut langkah penutupan kota-kota di provinsi Hubei dan penghentian sementara penerbangan dari dan menuju ke Wuhan telah berdampak pada angka kunjungan wisata. Bali telah kehilangan hampir 10 ribu wisawatan akibat pembatalan kunjungan wisata.

Baca juga: Kasus Corona Jerman: Penularan Manusia ke Manusia Pertama di Luar Asia

Otoritas bandara Thailand memindai suhu tubuh penumpang yang datang dari WuhanFoto: Getty Images/L. DeCicca

Thailand prediksi kehilangan 2 juta wisatawan   

Thailand, yang menjadi tujuan utama wisatawan Cina, memprediksi angka kunjungan wisawatan ke negara mereka juga akan turun, sekitar 2 juta pengunjung di tahun 2020, dari total 11 juta pengunjung di tahun 2019.

‘‘Jika mereka menutup Cina, kami akan mati,‘‘ keluh Teerawat Buakaw (33), penjual pakaian di toko Big C yang terkenal di kalangan wisatawan Cina. ‘Semua toko di sekitar sini akan hilang. Apa yang akan kami lakukan?‘‘

Kontribusi angka kunjungan wisatawan Cina memang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis. Sejak tahun 1980-an, jumlah wisatawan Cina tumbuh menjadi lebih dari 160 juta pada tahun 2019.

Kini otoritas pariwisata Thailand mengharapkan kedatangan wisatawan dari negara lain bisa menutupi merosotnya angka wisatawan Cina. Namun Thailand juga sedang menghadapi masalah serius, karena jumlah orang yang terinfeksi virus corona di negaranya adalah yang tertinggi kedua setelah Cina, yakni sedikitnya 14 orang hingga Rabu (29/01).

Akan berdampak pada kunjungan wisata ke Indonesia

Pegiat pariwisata, Taufan Rahmadi menyebut penyebaran virus corona erat dampaknya terhadap penurunan angka pariwisata Indonesia. Ia merujuk pada pernyataan Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia, Pauline Suharno, bahwa akan terjadi penurunan drastis kunjungan wisatawan Cina, akibat pembatalan besar-besaran terhadap rencana kunjungan wisata ke Indonesia.

Kepada DW Indonesia, Taufan menegaskan belajar dari wabah virus corona, maka Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada satu segmen market wisatawan saja.

‘‘Kebijakan pemasaran pariwisata tidak saja harus mempertimbangkan sisi ekonomi tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor kesehatan global yang berhubungan dengan negara darimana wisatawan itu berasal,‘‘ jelas Taufan.

Tidak sekali ini pariwisata Indonesia dilanda krisis yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang terjadi di luar kemampuan manusia (force majeur). Misalnya saja, gunung meletus, gempa bumi, terorisme, banjir, hingga blackout listrik.

Festival Tahun Baru Imlek di Cina dibatalkan dan warga Beijing berpergian mengenakan masker Foto: picture-alliance/newscom/UPI PHoto/S. Shaver

Menparekraf alihkan promosi pariwisata untuk sementara waktu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan saat ini Pemerintah RI tengah meningkatkan kewaspadaan tinggi untuk mencegah wabah virus corona masuk ke Indonesia. Ia mengimbau segala pemangku kebijakan dari sektor pariwisata untuk turut serta memantau arus kedatangan wisatawan mancanegara di pintu masuk kedatangan internasional, baik darat, laut, maupun udara di daerahnya masing-masing.

Terkait promosi wisata, Wishnutama juga menjelaskan Kemenparekraf telah mengalihkan untuk sementara waktu aktivitas promosi dan pemasaran wisata ke daerah-daerah yang tidak terdampak penyebaran virus corona.

“Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan ‘travel advice’ atau imbauan perjalanan bagi WNI ke Cina, sedangkan untuk promosi kami alihkan dari pasar Wuhan, masih banyak market besar lainnya yang bisa kita ambil, seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, New Zealand, dan lainnya, tidak hanya Cina,” ujarnya.

Wishnutama meminta seluruh unsur terkait di sektor pariwisata untuk ‘’satu suara’’ mengikuti imbauan pemerintah.

“Mengimbau kepada agen perjalanan wisata agar memperhatikan situasi dan imbauan pemerintah dalam penjualan paket wisata outbond Indponesia ke Cina, maupun inbound Cina ke Indonesia,” katanya.

pkp/hp (Reuters)