Wakasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, dikabarkan dicokok polisi usai tertangkap tangan dengan dugaan tengah mengkonsumsi narkoba di sebuah hotel di Jakarta. Setelah penangkapan, ia dilaporkan menolak jalani tes urine.
Iklan
Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Andi Arief, dikabarkan ditangkap polisi lantaran diduga menggunakan narkoba. Dia diamankan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri di Hotel Peninsula, Jakarta, Senin (4/3).
Seperti dilansir Detikcom, Andi kini mendekam di penjara untuk pemeriksaan lanjutan. Belum diketahui barang bukti narkoba yang ditemukan saat penangkapannya.
Adapun menurut laporan Tirto.id, dia ditangkap usai menggunakan narkoba jenis sabu sebelum digerebek kepolisian. Dilaporkan polisi menemukan alat pakai dan sisa sabu yang dibuang di kloset. Dia menolak menjalani tes urine.
Siapa Calon Pemimpin Indonesia?
Hasil survey Saiful Mujani Research Centre belum banyak mengubah peta elektabilitas tokoh politik di Indonesia. Siapa saja yang berpeluang maju ke pemilu kepresidenan 2019.
Foto: Imago/Zumapress
1. Joko Widodo
Presiden Joko Widodo kokoh bertengger di puncak elektabilitas dengan 38,9% suara. Popularitas presiden saat ini "cendrung meningkat," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.
Foto: Reuters/Beawiharta
2. Prabowo Subianto
Untuk sosok yang sering absen dari kancah politik praktis pasca pemilu, nama Prabowo masih mampu menarik minat pemilih. Sebanyak 12% responden mengaku akan memilih mantan Pangkostrad itu sebagai presiden RI.
Foto: Reuters
3. Anies Baswedan
Selain Jokowi dan Prabowo, nama-nama lain yang muncul dalam survey belum mendapat banyak dukungan. Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan, misalnya hanya mendapat 0,9%.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Agung Rajasa
4. Basuki Tjahaja Purnama
Nasib serupa dialami bekas Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama. Sosok yang kini mendekam di penjara lantaran kasus penistaan agama itu memperoleh 0,8% suara. Jumlah yang sama juga didapat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Foto: Getty Images/T. Syuflana
5. Hary Tanoesoedibjo
Pemilik grup MNC ini mengubah haluan politiknya setelah terbelit kasus hukum berupa dugaan ancaman terhadap Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto. Hary yang tadinya beroposisi, tiba-tiba merapat ke kubu Presiden Joko Widodo. Saat inielektabilitasnya bertengger di kisaran 0,6%
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
6. Agus Yudhoyono
Meski diusung sebagai calon pemimpin Indonesia masa depan, saat ini popularitas Agus Yudhoyono masih kalah dibanding ayahnya Soesilo Bambang Yudhoyono yang memperpoleh 1,9% suara. Agus yang mengorbankan karir di TNI demi berpolitik hanya mendapat 0,3% dukungan.
Foto: Getty Images/AFP/M. Naamani
7. Gatot Nurmantyo
Jumlah serupa didapat Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang belakangan terkesan berusaha membangun basis dukungan. Nurmantyo hanya mendapat 0,3%. Meski begitu tingkat elektabilitas tokoh-tokoh ini akan banyak berubah jika bursa pencalonan sudah mulai dibuka, klaim SMRC.
Foto: Imago/Zumapress
7 foto1 | 7
Andi Arief banyak dikenal lantaran kerap mencuitkan kontroversi via akun Twitternya. Belum lama ini dia misalnya berkicau tentang 7 kontainer surat suara tercoblos untuk capres Joko Widodo. Setelah dipolisikan, dia mengatakan hanya mengajukan pertanyaan untuk ditindaklanjuti pihak yang berwenang.
Kontroversi serupa dibuatnya pada Agustus 2018 silam, saat Partai Demokrat gagal merundingkan posisi Cawapres dengan Gerindra. Ketika koalisi PKS-PAN dan Gerindra mengumumkan nama Sandiaga Uno, Andi menyebut Prabowo sebagai "jendral kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan," tulisnya di Twitter.
Cuitan #SayaBertanya SBY 'Bikin' Netizen Gaduh
Ungkapan hati mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat twitter, akhir-akhir ini makin diperhatikan netizer. Terutama ketika muncul cuitan #SayaBertanya yang mendadak viral.
Foto: twitter/SBYudhoyono
Bermula dari ‘curhat‘ SBY
Awalnya Susilo Bambang Yudhoyono mencurahkan isi hatinya sehubungan dengan aksi unjuk rasa di depan rumahnya di Kuningan, Jakarta. Ia menceritakan: "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*.” Cuitan itu ditulis di twitter hari Senin, 6 Februari 2017.
Foto: twitter/SBYudhoyono
Netizer menyambut cuitan SBY
SBY yang merupakan ayah salah satu pasangan calon gubernurDKI Jakarta meneruskan cuitannya. Tak lama kemudian area Twitter dibanjiri tagar #SayaBertanya yang kemudian menjadi topik terpopuler obrolan di twitter.
Foto: Twitter/hendra_pasaribu
Topik‘ trending‘
Tagar #SayaBertanya untuk beberapa waktu bertahan sebagai topik paling 'trending‘. Namun tema yang ditulis pengguna media sosialpun makin beragam.
Foto: Twitter/Derinoarya
Semangat, kritik, sindiran
Dengan tagar sama, salah satu pengguna media sosial mengungkit isu soal asal-usul ibu dari Presiden Joko Widodo kerap dipertanyakan masyarakat pengguna media sosial dan sempat jadi salah satu isu yang dimanfaatkan untuk kampanye hitam dalam pemilu presiden lalu.
Foto: Twitter/ulinyusron
Para artis tak mau ketinggalan
Beberapa artis juga tak mau ketinggalan. Di antaranya Acha Septriasa yang beberapa kali menulis di Twitter dengan tagar ini.
Foto: Twitter/septriasa_acha
Kapan nikah?
Baim Wong juga tak tahan untuk menulis dengan tagar serupa, mempertanyakan kapan ia bisa meninggalkan status ‘jomblo’nya.
Foto: Twitter/mrbaimwong
Kaesang bertanya
Yang banyak menarik perhatian netizen, adalah ketika putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) , Kaesang Pangarep menuliskan sesuatu dengan dimulai kata-kata : #SayaBertanya di akun facebook-nya.
Foto: Twitter/mungatipawitane
7 foto1 | 7
Andi merupakan mantan aktivis yang juga terlibat dalam gejolak reformasi 1998. Dia sempat menjadi korban penculikan Orde Baru lantaran aktivitas politiknya. Geliat Andi di Senayan baru membuahkan hasil saat bergabung dengan Partai Demokrat. Pada tahun 2008 dia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Komisaris PT Pos Indonesia.
Ketika SBY memenangkan jabatan kedua, Andi dipilih sebagai Staf Khusus bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
rzn/hp (dari berbagai sumber)
5 Candu Paling Mematikan
Jika dikonsumsi tanpa pengawasan, zat-zat ini membuat konsumennya menjadi ketagihan dan mengganggu kerja otak, dan bahkan bisa mematikan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Leonhardt
Nikotin
Nikotin adalah bahan paling adiktif dalam tembakau. Ketika seseorang merokok, zat nikotin dari rokok cepat diserap paru-paru dan diedarkan ke otak. Peneilitian memperlihatkan, lebih dari dua-pertiga orang Amerika Serikat yang mencoba merokok, akhirnya jadi ketergantungan rokok.
Foto: Fotolia/pfheonixx22
Kokain
Kokain mengganggu kerja dopamin di otak, dalam menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron yang lain. Dalam percobaan pada hewan, kokain menyebabkan kadar dopamin meningkat lebih dari tiga kali lipat batas normal. Kokain berbentuk kristal jauh lebih bikin ketagihan dibanding kokain serbuk. Sekitar 21 persen dari orang-orang yang mencoba kokain akan menjadi ketergantungan pada zat ini.
Foto: Fotolia/NatUlrich
Alkohol
Minum alkohol memiliki banyak efek pada otak. Dalam percobaan laboratorium pada hewan terungkap bahwa alkohol mampu menaikkan level dopamin di otak sampai 40-360 persen. Semakin banyak alkohol yang diminum, semakin tinggi kenaikan dopamin. 22 persen dari orang-orang yang minum alkohol mengalami ketergantungan alkohol di beberapa titik selama hidup mereka.
Foto: Getty Images
Heroin
Pada hewan percobaan dalam penelitian terlihat, heroin adalah candu yang menyebabkan kenaikan tingkat dopamin dalam otak hingga 200 persen. Selain paling adiktif, heroin sangat berbahaya, karena hanya diperlukan dosis 5 kali di atas batas normal, maka zat ini bisa membunuh manusia. Ironisnya, heroin juga jadi narkotika paling dicari dengan potensi pasar mencapai puluhan ribuan triliun rupiah.
Foto: fotolia/Thomas N
Obat penenang
Barbiturat atau obat penenang awalnya digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan tidur. Baerbiturat mengganggu pengiriman rangsangan kimia ke otak,dan efeknya menghentikan sementara beberapa bagian kerja otak. Dalam dosis rendah, barbiturat menyebabkan euforia. Ttetapi kalau dosisnya tinggi, maka efeknya bisa mematikan karena menekan pernapasan, apalagi jika dicampur dengan alkohol.