1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angela Merkel, Kanselir Jerman Yang Baru

23 November 2005

Parlemen Jerman memilih Ketua Partai CDU Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman yang baru. Pemilihannya disoroti media Jerman dan Eropa. Disamping itu disoroti pula mundurnya Perdana Menteri Israel dar blok Likud.

Foto: AP

Ketua Partai Demokrat Kristen CDU Angela Merkel dipilih menjadi Kanselir Jerman yang baru. Dalam pemungutan suara di parlemen ia meraih 397 suara dari 614 suara keseluruhan. Dengan demikian Angela Merkel, yang berusia 51 tahun, merupakan Kanselir wanita pertama dalam sejarah Republik Federal Jerman.

Harian-harian Jerman menyebut terpilihnya Angela Merkel sebagai hari yang bersejarah. Harian Tageszeitung di München menulis:

"Wanita pertama, dan juga yang pertama yang berasal dari bagian Timur Jerman terpilih memegang pucuk pimpinan pemerintahan. Kanselir termuda dalam sejarah Jerman. Ia meraih semuanya, meskipun pada awalnya tidak diperhitungkan dan menjadi bahan tertawaan. Dan mungkin ia kembali diremehkan. Atau mungkin wanita ahli fisika dari bagian timur Jerman ini merupakan pilihan yang tepat bagi situasi Jerman saat ini."

Harian Jerman lainnya Thüringer Allgemeine yang terbit di Erfurt menulis:

"Pada dasarnya prestasi dari Angela Merkel akan diukur dengan kritera yang sama terhadap apa yang gagal dilakukan pendahulunya Gerhard Schröder. Yakni keberhasilan dalam mengurangi jumlah penggangur. Juga bila masalah ini, baik dalam kampanye pemilihan maupun dalam perjanjian koalisi, tidak dinyatakan dengan pasti, semuanya tergantung kepada, apakah cukup tersedia lapangan kerja baru atau tidak."

Terpilihnnya Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman yang baru juga dikomentari harian yang terbit di Eropa. Harian Rusia Kommersant yang terbit di Moskow dalam komentarnya meragukan, apakah Angela Merkel akan dapat memerintah sampai masa jabatannya berakhir.

"Pemerintah baru di Jerman menghadapi masalah besar. Terutama menyangkut masalah pengangguran dan utang negara yang membengkak. Dan tidak terlihat , masalah-masalah itu akan dapat dipecahkan dalam waktu cepat. Tidak dapat disangkal, bahwa peluang Angela Merkel sangat tipis untuk dapat memerintah sampai berakhirnya masa legislatif. Dibidang politik luar negeri tidak dinantikan adanya perubahan politik luar negeri yang radikal. Sementara untuk melanjutkan kepastian kesinambungan hubungan dengan Rusia, orang kepercayaan Gerhard Schröder, Frank Walter Steinmeier memegang jabatan Menteri Luar Negeri."

Topik lainnya yang disoroti oleh media di Eropa adalah keluarnya Perdana Menteri Israel dari partai Likud.

Harian Denmark Politiken menyebut mundurnya Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dari Blok Likud dan kemudian menyatakan membentuk partai politik baru sebagai sebuah berita baik dari kawasan Timur Tengah.

"Selama ini jarang terdengar berita baik dari kawasan Timur Tengah. Tapi mundurnya Ariel Sharon dari Blok Likud dan kemudian membentuk partai politik , termasuk kedalam kategori yang sangat jarang tersebut. Partai baru yang dibentuk, yang kompromis ini, otomatis akan mempunyai efek yang menenangkan bagi politik di Israel. Itu dengan mudah dapat ditebak. Blok Likud semakin berorientasi kealiran kanan. Dengan demikian kehilangan sebagian besar pemilihnya. Sedangkan partai baru yang dibentuk Sharon hendak mengarah kehaluan kiri. Meskipun kedengarannya absurd, tapi Ariel Sharon menampilkan jalan tengah dalam politik Israel."

Dari penganut kebijakan garis keras, Ariel Sharon berubah menjadi moderat. Demikian ditulis dalam komentar harian Spanyol El Mundo.

"Langkah yang tidak diduga itu nerupakan suatu perubahan yang radikal dalam spektrum politik secara keseluruhan di Israel. Partai baru yang dibentuk Ariel Sharon dalam pemilihan mendatang akan tampil sebagai kekuatan tengah. Sebelumnya Sharon masih dikenal sebagai penganut kebijakan garis keras. Dan biasanya sebuah partai ketiga di Israel tidak akan memiliki peluang. Tapi ini tidak harus berlaku bagi partai yang dibentuk Ariel Sharon. Meskipun mengalami kekalahan dalam pemilihan umum, partainya akan tetap memainkan peranan kunci sebagai mitra koalisi dalam pemerintahan mendatang."