Angela Merkel Minta Negara Bagian Perketat Pembatasan Corona
29 Maret 2021
Kanselir Jerman Angela Merkel meminta negara bagian memperketat aturan pembatasan guna mengekang penyebaran corona di tengah tingginya tingkat infeksi. Merkel juga menyarankan langkah tambahan seperti aturan jam malam.
Iklan
Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak para pemimpin negara bagian federal untuk memperketat aturan pembatasan guna mengekang penyebaran virus corona. Merkel mengatakan pembatasan tambahan seperti aturan jam malam diperlukan untuk mencegah pertumbuhan eksponensial virus corona.
Iklan
Merkel sebut langkah masing-masing negara bagian tidak merata
"Kita harus menghentikan gelombang ketiga ini," kata Merkel saat diwawancara dalam talkshow Anne Will yang ditayangkan media publik ARD.
"Kita membutuhkan tindakan di negara bagian federal. Kita perlu mengambil tindakan yang tepat dengan sangat serius. Beberapa negara bagian telah melakukannya, sementara yang lain belum," tambahnya.
"Kami memberlakukan rem darurat... sayangnya tidak diterapkan di semua negara bagian," lanjut Merkel. "Saya harap mungkin ada renungan tentang ini."
Pada awal Maret, kanselir dan perdana menteri 16 negara bagian menyetujui strategi bahwa lockdown akan diberlakukan di wilayah tertentu jika kasus COVID-19 naik di atas angka 100 per 100.000 penduduk selama tujuh hari. Tindakan ini dikenal sebagai mekanisme "rem darurat".
Negara dengan Kuota Vaksinasi Corona Tertinggi di Dunia
Sejumlah negara ngebut melakukan vaksinasi corona untuk meredam pandemi Covid-19 secara efektif. Yang mengejutkan, sejumlah negara kecil mencapai kuota vaksinasi per kapita tertinggi di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/Geisler-Fotopress
Israel Terdepan
Israel berada di peringkat paling atas sebagai negara dengan kuota vaksinasi corona per kapita tertinggi sedunia. 96% dari seluruh populasi yang jumlahnya 8,6 juta orang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin (posisi 08/03/21). Sukses negara Yahudi itu untuk mengerem pandemi Covid-19 mendapat acungan jempol. Kini kehidupan publik berangsur normal, tapi prokes tetap dijalankan.
Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Uni Emirat Arab di Posisi Dua
Uni Emirat Arab (UEA) menyusul di posisi kedua dengan kuota vaksinasi per kapita mencapai 62 per 100 penduduk. Sekitar 6,8 juta dari lebih 9 juta penduduk UEA sudah mendapat vaksin corona dosis pertama. UAE menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina untuk program vaksinasi massal gratis. Saat ini Dubai mulai "roll out" vaksinasi dengan vaksin buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Getty Images/AFP/K. Sahib
Inggris
Inggris mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita pada kisaran 31 per 100 orang. Dengan jumlah populasi hampir 86 juta orang, berarti lebih dari 28 juta warga Inggris sudah mendapat vaksin corona. Aktual ada tiga jenis vaksin yang digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Foto: Victoria Jones/AFP/Getty Images
Amerika Serikat
Amerika Serikat juga ngebut memerangi pandemi Covid-19, setelah terganjal beberapa bulan oleh politik Trump. Aktual kuota vaksinasi per kapita mencapai 23,5 per 100 orang. Artinya hingga saat ini sudah lebih dari 76 juta dari total 331 juta populasi AS mendapat minimal satu dosis vaksin buatan BioNTech-Pfizer atau Moderna. Presiden terpilih Joe Biden mendapat vaksinasi sebagai aksi simbolis.
Foto: Tom Brenner/REUTERS
Serbia
Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia dengan populasi 7 juta orang juga ngebut dengan program vaksinasi massal. Kuotanya mencapai 22 per 100 orang (posisi 4/3/21) Menteri kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar secara simbolis mendapat vaksinasi anti Covid-19 buatan Sinopharm, Cina di Beograd akhir Januari silam.
Foto: Nikola Andjic/Tanjug/ Xinhua News Agency/picture alliance
Chile
Negara kecil di Amerika Selatan, Chile juga melakukan vaksinasi massal dengan cepat. Negara dengan populasi sekitar 19 juta orang itu sudah mencapai kuota 19,2 per 100 penduduk. Presiden Sebastian Pinera mendaat suntikan vaksin perdana secara simbolis pertengahan Februari lalu di kota Futrono. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac buatan Cina.
Bahrain menjadi negara di kawasan Teluk berikutnya yang mencatatkan kuota tinggi vaksinasi corona dengan 17,8 per 100 orang. Registrasi vaksinasi di negara kecil berpenduduk sekitar 1,6 juta orang itu dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin dalam program ini, yakni vaksin buatan Sinopharm dan buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Imago/Sven Simon
Denmark
Denmark negara kecil di Eropa dengan populasi 5,8 juta mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita 11 per 100 warga. Jika dilihat angka mutlaknya relatif kecil, hanya sekitar 600 ribu warga yang mendapat vaksinasi. Tapi dilihat dari kuota per total populasi angka itu cukup tinggi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat vaksin Sinovac buatan Cina saat memulai kampanye vaksinasi massal di Ankara pertengahan Januari silam. Saat ini kuota vaksinasi di Turki mencapai sekitar 11 dari 100 warga di negara dengan populasi 82 juta orang itu.
Foto: Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/REUTERS
Jerman
Jerman belakangan catat pertambahan kasus covid-19, menjadi lebih dari 2,5 juta orang dan lebih dari 72.000 korban meninggal. Walau vaksin BioNTech berasal dari Jerman, namun pembagiannya tergantung Uni Eopa. Jerman baru mencatat 7,9% vaksinasi corona bagi 83 juta penduduknya. Strategi vaksinasi dikritik sebagai amat lamban dan kurang efektif. Penulis Agus Setiawan (as/pkp)
Foto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance
10 foto1 | 10
Pemerintah federal akan ambil sikap bila negara bagian tak melakukannya
Negara bagian kecil di barat daya Saarland, misalnya, telah memutuskan untuk mengakhiri tindakan lockdown setelah Paskah dan membuka kembali tempat olahraga dan hiburan.
"Jika ada kesan bahwa kita dapat kembali membuka kegiatan - itu bukan keadaan yang berlaku hari ini," kata Merkel mengomentari negara bagian yang melonggarkan pembatasan.
Jika negara bagian tidak mengambil tindakan yang sesuai di "masa mendatang," Merkel memperingatkan bahwa pemerintah federal mungkin dapat mengubah aturan dalam Undang-Undang Perlindungan Penularan Penyakit untuk menerapkan pembatasan skala nasional.
"Kami diwajibkan oleh hukum untuk menahan penyebaran, dan saat ini, itu tidak terjadi," kata Merkel.
Merkel menyarankan pembatasan kontak dan aturan jam malam
Merkel menyarankan berbagai tindakan tambahan yang dapat diterapkan oleh pemimpin negara bagian untuk melawan infeksi.
"Kita perlu berbuat lebih banyak, kita memiliki kemungkinan pembatasan untuk keluar, pembatasan kontak lebih lanjut, penggunaan masker lebih lanjut," katanya.
Merkal juga mengatakan strategi pengujian yang lebih ketat juga diperlukan untuk mengendalikan virus.
Merkel mengatakan semua orang Jerman harus bisa mendapatkan vaksinasi pada akhir September. Dia mengatakan warga Jerman tidak akan diberi "vaksin apa pun yang tidak diproduksi di Eropa."