1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Keluarga Penumpang Tuntut Penjelasan

5 November 2018

Anggota keluarga korban pesawat Lion Air JT610 yang jatuh pekan lalu menuntut penjelasan, mengapa pesawat dinyatakan layak terbang. Mereka juga menuntut agar pencarian dilanjutkan.

Indonesien PK zum Flugzeugabsturz Lion Air JT610
Foto: Reuters/W. Kurniawan

Pemerintah Indonesia menyatakan akan memperpanjang selama tiga hari pencarian penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh ke laut setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pekan lalu. Pemerintah juga melanjutkan pencarian "black box" ke dua dari bangkai pesawat Boeing 737 MAX beberapa menit setelah lepas landas.

Dalam konferensi pers yang penuh emosi, keluarga penumpang menuntut penjelasan dari pihak berwenang, termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Soerjanto Tjahjono.

Baca juga:

Kotak Hitam Lion Air JT-610 Ditemukan, Apa Penyebab Kecelakaan?

 Pakar Keamanan Transportasi Jerman: Jatuhnya Lion Air Bukan Masalah Pemeliharaan Pesawat

 

"Kami inilah korbannya. Coba bayangkan jika Anda dalam posisi kami," ungkap Najib Fuquoni, salah seorang anggota keluarga korban. Ia menuntut adanya penyelidikan independen atas jatuhnya pesawat.

Muhammad Bambang Sukandar, ayah dari seorang korban lainnya mengatakan, teknisi Lion Air harus memikul "tanggung jawab sepenuhnya", jika terbukti mereka tidak melaksanakan tugas dengan baik yaitu menangani masalah teknis yang sudah timbul ketika pesawat terbang dari Bali ke Jakarta.

"Ini bukan masalah sepele, ini menyangkut nyawa orang," dikemukakan Sukandar sambil menahan tangis. Ia menambahkan, jangan biarkan hal seperti ini terjadi terus di Indonesia.

Catatan buruk keselamatan penerbangan

Indonesia adalah salah satu pasar penerbangan yang berkembang paling pesat di dunia, tetapi catatan tentang keamanan dan keselamatan penerbangan buruk. Pihak berwenang menyelidiki 137 kecelakaan penerbangan yang serius antara 2012 dan 2017.

Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana (kanan) dan dirut Lion Air, Edward Sirait berdiri dan mendengarkan tuntutan keluarga penumpang pesawat JT610 dalam konferensi pers hari ini, Senin (05/11).Foto: Reuters/W. Kurniawan

Saat konferensi pers hari Senin (12/11), anggota keluarga penumpang pesawat meminta pendiri perusahaan Lion Air, Rusdi Kirana, untuk berdiri. Ia berdiri, namun tidak memberikan komentar, hanya mengatupkan kedua tangan minta maaf. CNN melaporkan, setelah tahu kehadiran Rusdi di ruangan itu, emosi para anggota keluarga tambah naik.

Seorang ayah yang anaknya termasuk dalam daftar penumpang pesawat menyebut Rusdi Kirana, sebagai pendiri pesawat dengan tarif rendah itu, gagal menyelamatkan konsumen. Anggota keluarga lain juga mengeluh karena tidak dihubungi Lion Air saat pesawat jatuh.

Penyelidikan penyebab kecelakaan

Lion Air yang didirikan 1999, terkait dalam sedikitnya 15 insiden keamanan. Saat anggota keluarga menunggu hasil penyelidikan tentang penyebab kecelakaan, industri penerbangan global juga menyoroti kecelakaan yang untuk pertama kali melibatkan Boeing 737 MAX

Penyelidikan atas pesawat tipe itu juga dlakukan, papar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Ia menandaskan, pihaknya juga menjalankan penyelidikan khusus atas prosedur operasi dan kualifikasi awak pesawat.

Sejauh ini, upaya pencarian bangkai pesawat sudah melibatkan 151 orang penyelam, 5 helikopter dan 61 kapal, mulai dari kapal penangkap ikan hingga kapal berukuran besar yang dilengkapi pemindai sonar serta drone bawah air. Seorang penyelam  meninggal saat melaksanakan tugas mencari "black box" ke dua, bagian pesawat, serta jenasah korban.

ml/hp (rtr, cnn)