Anggota Paspampres Beli Senjata di AS Lewat Pedagang Ilegal?
7 Juli 2016
Seorang tentara AS keturunan Indonesia mengaku menjual senjata secara ilegal kepada anggota Paspampres yang sedang melakukan perjalanan dinas. Senjata itu lalu diselundupkan lewat jalur diplomatik, kata pelakunya.
Iklan
Audi Sumilat, tentara Amerika Serikat (AS) keturunan Indonesia, kepada pengadilan federal AS hari Rabu (06/05) mengakui telah menjual senjata secara ilegal kepada pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Indonesia. Saat ini dia menghadapi sejumlah dakwaan perdagangan ilegal dan penyelundupan senjata ke luar negeri di Concord, New Hampshire.
Jika terbukti bersalah, Audi bisa dijatuhi hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda sebesar 250 ribu dolar AS. Dia melakukan perdagangan senjata ilegal itu ketika masih menjalani pendidikan militer di Fort Benning, negara bagian Georgia.
Audi Sumilat mengatakan kepada pengadilan, dia membeli senjata-senjata itu di Texas lalu mengirimnya kepada temannya di New Hampshire. Mereka kemudian yang menyerahkan barang-barang ilegal itu kepada anggota Paspampres Indonesia yang sedang melakukan perjalanan dinas keWashington DC dan Kantor Pusat PBB di New York.
Audi selanjutnya menerangkan, senjata-senjata itu akan diselundupkan ke Indonesia lewat pengiriman jalur diplomatik.
Asisten Kejaksaan Bill Morse mengatakan, memang ada kasus-kasus penjualan senjata ilegaldi New Hampshire dan negara-negara bagian lainnya, yang kemudian diselundupkan ke luar negeri, termasuk keGhana, Kanada dan Meksiko.
"Tapi ini adalah kasus pertama yang saya tahu, dimana penerima barang perdagangan ilegal adalah perwakilan dari pemerintah asing," kata Morse.
Kepada pengadilan, Audi Sumilat mengaku telah memberi pernyataan salah kepada penjual senjata dan menyatakan, senjata-senjata itu akan digunakan sendiri.
Untuk bisa menjual senjata dari Amerika Serikat ke luar negeri, diperlukan lisensi khusus. Hanya senjata-senjata tertentu yang bisa dijual ke luar negeri.
Jaksa negara bagian New Hampshire Gray Rice mengatakan, konsekuensi dari perdagangan senjata ilegal sangat berbahaya.
"Senjata api yang diekspor secara ilegal ke luar negeri bisadengan mudah jatuh ketangan yang salah," katanya dalam sebuah pernyataan. "Perdagangan senjata ilegal akan dituntut dengan sanksi hukum semaksimal mungkin," tandasnya.
Pembantu Audi Sumilat yang disebut-sebut sebagai ko-konspirator, Feky R. Sumual, akan diajukan ke pengadilan 19 Juli mendatang.
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat