Habis Masa Tahanan, Anggota Sel Teror 9/11 Dideportasi
15 Oktober 2018
Mounir El Motassadeq adalah anggota sel teror di Hamburg yang merancang dan melaksanakan serangan 11 September 2001 di AS. Dia sekarang dideportasi dari Hamburg ke Maroko.
Iklan
Warga Maroko Mounir El Motassadeq tahun 2007 dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Dia adalah satu-satunya anggota sel teror Hamburg yang diadili di Jerman. Pria yang sekarang berusia 44 tahun ini menjalani hukumannya di penjara Hamburg. Dari dalam penjara, dia menyelesaikan studinya di jurusan elektroteknik.
Tahun 2014 pengacara Motassadeq mengajukan permohonan agar kliennya mendapatkan status tahanan rumah, yang biasa dilakukan untuk tahanan di Jerman yang sudah menjalani sekitar tiga perempat masa tahanannya. Namun ketika itu permohonannya ditolak pengadilan atas alasan keamanan.
Selama menjalani masa tahanan, Motassadeq menikah dan sekarang punya 3 anak. Istri dan anak-anaknya sudah berangkat ke Maroko menunggu kedatangan suami dan ayah mereka. Aparat keamanan Jerman memutuskan untuk mendeportasi Motassadeq ke Maroko menjelang masa tahanannya berakhir.
Sel teror Hamburg
Sel teror Hamburg dipimpin oleh Mohammed Atta, warga Mesir yang kemudian menabrakkan pesawat ke World Trade Center, 21 September 2001. Dia datang ke Jerman tahun 1992 dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Teknik Hamburg. Dia dianggap sebagai operator serangan 9/11 yang melibatkan serangan dengan 4 pesawat terbang.
Selain Mohammed Atta, ada dua anggota sel teror Hamburg yang mengemudikan pesawat terbang dalam serangan itu: Marwan Alshehhi, yang menabrakkan pesawat lain ke World Trade Center, dan Ziad Jarrah, warga Lebanon yang membajak pesawat United Airlines dan kemudian jatuh di negara bagian Pennsylvania. Keduanya terdaftar sebagai mahasiswa di Hamburg. Satu pesawat lain yang dibajak ditabrakken ke markas Departemen Pertahanan AS Pentagon di Washington.
Korban tewas dari keempat pesawat United Airlines yang dibajak tercatat 246 orang. Karena itu Mounir El Motassadeg kemudian diadili dengan dakwaan membantu pembunuhan dalam 246 kasus.
Pengadilan dalam berkas dakwaan mengatakan, terdakwa mengetahui tentang rencana serangan bunuh diri dengan pesawat terbang itu. Tapi dia tidak melaporkan itu kepada aparat keamanan, bahkan menolong tim bunuh diri itu dengan mengirim surat-surat mereka dan melakukan transaksi bank untuk kepentingan mereka.
Dideportasi ke Maroko
Masa tahanan Motassadeq sebenarnya baru berakhir Januari 2019. Namun pihak kejaksaan menyatakan bersedia membebaskan dia dengan syarat, dia langsung dideportasi ke Maroko.
Menurut keterangan aparat keamanan, selama berada dalam tahanan, Motassadeq berkelakuan baik. Dia selalu menjalankan ibadahnya dengan ketat namun tidak berada dalam jaringan kelompok radikal atau teror lagi.
Setelah dideportasi ke Maroko, Mounir El Motassadeq disebutkan akan tinggal dengan keluarganya. Dia dilarang menginjak Jerman sampai tahun 2064. Jika dia mencoba datang ke Jerman, Motassadeq akan segera ditahan lagi.
Daftar Serangan Teror JAD di Indonesia
Jamaah Ansharud Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Islamic State alias ISIS adalah kelompok teror paling mematikan di Indonesia saat ini. Berikut serangan teror yang dilakukan anggota JAD di Indonesia sejauh ini.
Foto: REUTERS
Bom Thamrin, Jakarta
Serangkaian ledakan mengguncang Sarinah pada 14 Januari 2016 pukul 10.40 WIB. Para pelaku yang merupakan anggota JAD dan berjumlah tujuh orang membawa granat dan senjata api. Empat pelaku dan empat warga sipil tewas, sementara 24 lainnya mengalami luka-luka. ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Anggih Tamtomo alias Muhammad Bahrun Naim dicurigai mengarsiteki serangan di Jakarta
Foto: Reuters/Beawiharta
Serangan di Mapolres Surakarta
Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di gerbang Mapolres Surakarta pada 05 Juli 2016. Kapolri saat itu, Badrodin Haiti, mengatakan pelaku yang bernama Nur Rohman memiliki hubungan dekat dengan Bahrun Naim. Keduanya sempat aktif di organisasi teror Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara yang juga ikut membentuk JAD. Serangan di Solo mengakibatkan seorang petugas mengalami luka-luka.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Surya
Bom Molotov di Samarinda
Serangan bom Molotov di Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda pada 13 November 2016 menyebabkan empat orang anak-anak mengalami luka bakar, salah seorangnya yang bernama Intan Olivia Marbun akhirnya meninggal dunia. Pelaku yang bernama Juhanda merupakan anggota JAD Kalimantan Timur dan pernah dipenjara terkait teror bom buku tahun 2011 di Tanggerang.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/P. Utama
Bom Kampung Melayu
Dua ledakan di Kampung Melayu pada 25 Mei 2017 menewaskan lima orang dan melukai belasan lainnya. Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin saat itu mengklaim ISIS melalui JAD bertanggungjawab atas kebiadaban tersebut. Buntutnya polisi menggelar operasi penggerebekan di seluruh Indonesia dan menangkap 22 tersangka teroris yang sebagian merupakan anggota JAD.
Foto: Reuters/Antara Foto
Ledakan di Bandung
Ledakan dahsyat mengguncang kawasan pemukiman penduduk di Jalan Jajaway, Bandung, 8 Juni 2017. Ledakan yang diduga berasal dari bom panci itu terjadi akibat kecelakaan, Polisi akhirnya menangkap lima terduga teroris lantaran memiliki bahan kimia untuk pembuatan bom. Mereka, termasuk Agus Wiguna, dipastikan berafiliasi dengan kelompok JAD Bandung Raya.
Foto: Reuters/Antara Foto/N. Arbi
Kerusuhan di Mako Brimob
Meski diklaim tidak direncanakan, pemberontakan narapidana teror di Mako Brimob, Depok, pada 9 Mei 2018 silam turut melibatkan anggota senior JAD. Aman Abdurrachman yang mendirikan organisasi teror itu bahkan sempat diminta menjadi mediator oleh para narapidana. ISIS sendiri mengaku bertanggungjawab dan mengklaim sudah merencanakan aksi yang menewaskan lima orang polisi dan seorang tahanan itu.
Foto: picture alliance / Photoshot
Serangan Bom Bunuh Diri di Surabaya
Tiga keluarga bertanggungjawab atas rangkaian serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan mapolrestabes Surabaya, serta sebuah ledakan di Sidoarjo, pada Mei 2018. Para pelaku yang ikut mengorbankan anak-anaknya sebagai pelaku teror dikabarkan saling mengenal dan menjalin hubungan melalui jaringan JAD Jawa Timur. Salah seorang pelaku, Dita Oepriaro, adalah tokoh senior JAD.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Risyal Hidayat
Gagal di Riau
Sejak lama JAD Riau sudah merencanakan serangan kepada kepolisian. Akhir 2017 Densus 88 menggagalkan serangan dengan menangkap sejumlah figur kunci, serta mengamankan senjata api dan bom. Namun bukan JAD, melainkan Negara Islam Indonesia yang akhirnya berhasil melakukan serangan pada 16 Mai 2018. Seorang petugas meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/D. Sutisna
Suami istri pelaku bom bunuh diri Makassar
Bom bunuh diri terjadi pada tanggal 28 Maret di gereja Katedral Makassar, saat umat merayakan Hari Minggu Palma. Dari hasil identifikasi polisi, pelaku merupakan pasangan suami istri berinisial LL dan EM dan merupakan bagian dari kelompok teroris JAD. Iniden itu dipicu oleh penangkapan terhadap 24 anggota JAD asal Sulawesi Selatan. (rzn/yf - detik, kompas, tribun, ap)