Ekstremis Sayap Kanan Jerman Bertambah Banyak di Tahun 2019
17 Desember 2019
Pihak berwenang Jerman mengidentifikasi lebih dari 32.200 ekstremis sayap kanan di tahun 2019, demikian menurut sebuah laporan.
Iklan
Jumlah ekstrimis sayap kanan yang aktif di Jerman naik secara signifikan pada tahun 2019, ini laporan harian Tagesspiegel, Senin (16/12).
Menurut Tagesspiegel, badan intelijen domestik federal Jerman (BfV) dan dinas intelijen tingkat negara mengidentifikasi lebih dari 32.200 ekstremis sayap kanan tahun ini. Harian ini mengutip informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber keamanan.
Angka itu sepertiga lebih tinggi dibandingkan dengan 2018, ketika pihak berwenang menghitung bahwa 24.100 orang terlibat dalam jaringan ekstremis sayap kanan.
Salah satu alasan utama lonjakan ini adalah karena BfV untuk pertama kalinya turut menghitung kelompok yang berafiliasi dengan partai sayap kanan AfD.
Pada bulan Januari tahun ini, BfV membidik faksi-faksi AfD yang dikenal sebagai "Der Flügel" serta sayap pemuda partai "Alternatif Junge" atas dugaan ekstremisme.
Menurut Tagesspiegel, pihak berwenang memasukkan 7.000 anggota "Der Flügel" dalam hitungan ekstrimis sayap kanannya, serta 1.000 anggota "Alternatif Junge."
Kelompok-kelompok sayap kanan termasuk dalam hitungan ekstremis
Sikap AfD yang anti-imigran telah dikritik karena mendorong suasana kebencian di Jerman yang akhirnya mendorong kekerasan politik.
Tahun ini juga terjadi beberapa insiden mematikan yang melibatkan tersangka ekstrimis sayap kanan di Jerman, termasuk serangan di luar sebuah sinagog di kota Halle yang menewaskan dua orang pada Oktober. Politisi pro-imigrasi Walter Lübcke juga ditembak dan dibunuh oleh seorang ekstremis neo-Nazi pada bulan Juni.
vlz/ml (AFP, epd)
Penyerangan Sinagoge di Jerman
Penyerangan sinagoge di Halle bukanlah kejadian pertama yang terjadi di Jerman dalam kurun waktu terakhir. Bahkan ketika era Nazi telah usai, gerakan anti-semitisme dan penyerangan sinagoge masih terjadi.
Foto: Imago Images/S. Schellhorn
Köln, 1959: Lambang swastika dan ujaran kebencian
Pada bulan Desember 1959, dua anggota partai ekstrimis sayap kanan Jerman Deutsche Reichspartei (DRP) menggambar lambang swastika dan menuliskan kalimat "Tuntutan Jerman: Yahudi pergi" di sebuah sinagoge di Köln. Grafiti anti-semitisme muncul di seluruh negeri. Para pelaku dihukum dan parlemen Jerman menerapkan peraturan larangan ujaran kebencian yang berlaku hingga hari ini.
Foto: picture-alliance/Arco Images/Joko
Lübeck, 1994: Sinangoge dibakar
Orang-orang di seluruh negeri dikagetkan oleh sebuah penyerangan sinagoge yang ada di utara kota Lübeck pada Maret 1994. Untuk pertama kalinya, sebuah sinagoge di Jerman dibakar. Empat ekstrimis sayap kanan dihukum karena melakukan pembakaran. Sehari setelahnya, 4.000 warga Lübeck turun ke jalan dan membentangkan slogan "Lübeck menahan nafas." Pada tahun 1995, sinagoge yang sama kembali dibakar.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Essen, 2000: Sinagoge dilempari batu
Lebih dari 100 orang Palestina melempari sebuah sinagoge tua yang terletak di kota Essen dengan bebatuan pada bulan Oktober 2000. Insiden tersebut terjadi ketika massa berunjuk rasa melawan "kekerasan di Timur Tengah." Seorang polisi terluka. Mahmud Alaeddin, wakil ketua delegasi umum Palestina di Jerman, menjauhkan diri dari penyerangan itu.
Foto: picture-alliance/B. Boensch
Düsseldorf, 2000: Dibakar dan dilempari batu
Seorang warga Palestina 19 tahun dan warga Maroko 20 tahun menyerang sebuah sinagoge di Düsseldorf dengan membakar dan melempari batu di bulan Oktober 2000 sebagai aksi "balas dendam" terhadap kaum Yahudi dan Israel. "Kami butuh orang-orang terhormat untuk memberontak" melawan anti-semitisme, ujar kanselir Jerman Gerhard Schröder. Pemerintah dan berbagai NGO mengkampanyekan aksi melawan ekstrimis.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Weihrauch
Mainz, 2010: Serangan bom molotov setelah peresmian
Tak lama setelah peresmian di bulan September 2010, sinagoge di Mainz diserang pada malam hari di tanggal 30 Oktober. Bangunan yang diarsiteki Manuel Herz ini menggantikan sinagoge sebelumnya yang hancur terbakar pada masa Kristallnacht, pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi di tahun 1938.
Foto: picture-alliance/akg/Bildarchiv Steffens
Wuppertal, 2014: Sinagoge dibakar
Pada Juli 2014, tiga pemuda Palestina mencoba membakar gerbang depan sinagoge yang ada di Wuppertal. Berdasarkan keputusan yang kontroversial, pengadilan memutuskan tidak ditemukan adanya bukti dan motif anti-semitisme. Kaum Yahudi di Jerman dan sejumlah media asing meradang. Ketua komunitas Yahudi Wuppertal menyatakan putusan tersebut sebagai undangan tindakan kriminal.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
Berlin, 2019: Penyerang menggunakan pisau
Seorang pria sambil membawa pisau memanjat tembok pembatas sebuah sinagoge di Berlin pada malam Sabat, 4 Oktober 2019. Petugas keamanan menangkap pelaku penyerangan. Pelaku dinilai tidak memiliki motif yang jelas. Polisi pun membebaskannya kemudian, yang disebut sejumlah pemimpin Yahudi "kegagalan" dalam keadilan.
Foto: picture-alliance/dpa/Avers
Halle, 2019: Penembakan di hari Yom Kippur
Sekita 80 orang tengah berada dalam sinagoge pada Rabu siang saat tengah memperingati hari Yom Kippur, hari suci umat Yahudi. Penyerang dilaporkan berusaha melakukan penembakan ke sinagoge namun dihalangi oleh petugas keamanan. Dua pejalan kaki tewas dan dua lainnya terluka. Tersangka yang mempunyai kaitan dengan ekstrimis sayap kanan anti-semitisme dan misoginis, telah ditahan. (rap/vlz)