Angka Kasus COVID-19 Bertambah, Cina Pecat Para Pejabatnya
9 Agustus 2021
Sedikitnya 30 pejabat Cina dipecat atau dihukum karena dianggap tak mampu tangani gelombang virus corona. Sementara AS dan Israel juga tengah menggencarkan program vaksinasi melawan varian Delta.
Iklan
Lebih dari 30 pejabat Cina dipecat atau menerima hukuman atas tuduhan kegagalan mereka dalam merespons gelombang terbaru virus corona yang menghantam negara itu.
Mereka yang dipecat antara lain wakil wali kota, kepala distrik, kepala komisi kesehatan, dan staf manajemen rumah sakit, bandara, serta departemen pariwisata.
Komisi Nasional Kesehatan Cina pada Senin (09/08) mengumumkan 94 kasus baru penularan domestik dalam 24 jam terakhir.
Kasus terbaru ditemukan di kawasan bandara di bagian timur kota Nanjing. Dilaporkan para pekerja di sana terinfeksi virus corona varian Delta yang sangat menular.
Virus corona kembali menyebar dari Provinsi Hainan yang ada di selatan hingga Mongolia Dalam yang ada di utara. Akibatnya, pembatasan perjalanan kembali diberlakukan. Sejumlah tempat juga menerapkan penguncian, salah satunya Kota Zhangjiajie yang mempunyai populasi lebih dari 1,5 juta penduduk.
Pejabat AS peringatkan kegagalan negara tangani pandemi
Sementara itu, Semerika Serikat (AS) kembali mencatat kasus baru harian tertinggi dalam enam bulan terakhir. Direktur Institusi Kesehatan Nasional AS, Francis Collins, memperingatkan bahwa AS gagal menangani pandemi.
"Kita seharusnya tidak benar-benar pernah sampai ke tempat kita berada. Pekan ini," kata Francis Collins pada Minggu (08/08) dilansir kantor berita AFP. "Dalam hal itu, ya, kita gagal."
Hidup di Era Pandemi COVID-19
Lebih dari setahun yang lalu, virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan telah menginfeksi lebih dari 100 juta orang. Wabah ini mengubah hidup kita.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Jaga jarak fisik
Singapura telah mencatat tingkat infeksi virus corona terendah sejak Oktober 2020. Para pengamat memuji negara itu karena memantau warganya secara ketat, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pelacakan. Menurunnya infeksi membuat pemerintah mengizinkan penduduk setempat mengunjungi bioskop di area terbuka - asalkan menjaga jarak secara fisik.
Foto: Edgar Su/REUTERS
Kecemasan tersebar luas di Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Pasien di rumah sakit dekat Cape Town ini adalah satu dari 1,4 juta warga yang telah terinfeksi virus corona. Varian baru yang dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2, meningkatkan kecemasan warga. Sama seperti varian Inggris, mutasi Afrika Selatan ini dianggap sangat menular.
Foto: Rodger Bosch/AFP/Getty Images
Jaga jarak sosial sambil menikmati matahari
Dengan suhu musim panas yang membumbung tinggi, banyak orang Australia menikmati berenang di laut. Tanda-tanda peringatan telah dipasang untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sambil menikmati matahari, demi mencegah lonjakan infeksi baru. Jumlah kasus di Australia turun drastis sejak September lalu.
Foto: Bai Xuefei/Xinhua/imago images
Duka yang ditinggalkan
Kelvia Andrea Goncalves menangis di makam ibunya di kota Manaus, Brasil. Andrea dos Reis Brasao meninggal pada usia 39 tahun akibat COVID-19. Banyak orang menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro atas situasi suram negara itu. Lebih dari 221.000 warga Brasil telah meninggal akibat virus corona.
Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Lebih baik aman daripada menyesal?
Di Hong Kong, pihak berwenang telah menutup seluruh wilayah tanpa peringatan sebelumnya, sebagai respon atas peningkatan infeksi yang tiba-tiba. Sama seperti di Cina, kota itu telah memberlakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah. Kebijakan tersebut berhasil membuat tingkat infeksi sangat rendah.
Foto: Tyrone Siu/REUTERS
Aman di dalam 'gelembung'
Band rock asal AS, The Flaming Lips menemukan cara untuk menggelar konser dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik. Belum lama ini saat mereka konser di Oklahoma, penonton diminta untuk masuk ke dalam bola plastik besar. Dengan cara ini, mereka dapat menari menikmati musik dengan aman. Bahkan penonton juga bisa mengangkat tubuh Wayne Coyne saat dia terjun dari panggung.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Gereja jadi pusat vaksinasi
Banyaknya gereja yang tutup, kini dimanfaatkan sebagai pusat vaksinasi darurat seperti di Katedral Lichfield, dekat Birmingham, Inggris. Tidak seperti negara anggota Uni Eropa yang saat ini menghadapi kekurangan vaksin COVID-19, Inggris telah menerima pasokan dosis yang stabil.
Foto: Carl Recine/REUTERS
Banyak orang berharap pandemi segera berakhir
Amy Ezzat menyiapkan kue berbentuk dosis vaksin untuk dibagikan kepada pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Kairo. Mesir telah berjuang melaksanakan kampanye inokulasi di seluruh negeri. Penulis: Ines Eisele (ha/pkp)
Foto: Hanaa Habib/REUTERS
8 foto1 | 8
AS kembali mencatat lonjakan kasus COVID-19 yang disebabkan varian Delta yang sangat menular. Pada Minggu (08/08), kasus baru harian di negara itu telah melonjak menjadi 118.000 kasus, tertinggi sejak bulan Februari. Kasus kematian dilaporkan meningkat 89 persen selama dua minggu terakhir. Rumah sakit anak di negara bagian AS seperti Florida dilaporkan kewalahan karena semakin banyak anak-anak yang terinfeksi.
Kekhawatiran tentang varian Delta telah menyadarkan orang-orang akan pentingya vaksinasi. Namun, tidak sedikit juga yang tetap skeptis akan vaksin.
Berdasarkan data pada Minggu (08/08), Israel telah memberikan vaksi ketiga kepada sekitar 420 ribu orang berusia di atas 60 tahun, lebih dari spertiga total target yang telah ditetapkan.
Dilaporkan angkas kasus COVID-19 di Israel kembali meningkat. Isreal sendiri merupakan negara terdepan dalam urusan memvaksinasi warga. Sekitar 5,4 juta warga di sana sudah divaksin penuh virus corona, dari total penduduk sebanyak 9,3 juta orang.