Perang Ukraina, Dorong Rekor Baru Populasi di Jerman
28 September 2022
Jerman mencatat jumlah populasi lebih 84 juta orang, terutama didorong oleh kedatangan pengungsi dari Ukraina. Lonjakan populasi juga pernah terjadi di masa perang Yugoslavia (1992) dan perang Suriah (2015).
Iklan
Populasi Jerman tahun ini telah mencapai rekor tertinggi baru, menembus angka lebih dari 84 juta orang. Tambahan populasi terutama didorong oleh masuknya pengungsi karena perang di Ukraina, Kantor Statistik Federal Jerman Destatis melaporkan hari Selasa (27/9). Catatan statistik terbaru mencantumkan, jumlah penduduk di Jerman sampai bulan Juni 2022 adalah 84.079.811 orang.
Pertambahan penduduk disebabkan naiknya jumlah pendatang secara mencolok, terutama dari Ukraina. "Jerman mencatat pada paruh pertama tahun 2022 ada imigrasi bersih sebanyak 750.000 orang dari Ukraina", kata Destatis, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi tentang masyarakat, ekonomi, dan lingkungan Jerman.
"Faktor yang menentukan perkembangan saat ini adalah masuknya pengungsi dari Ukraina sebagai akibat dari perang agresi Rusia," lapor Destatis dalam pernyataan yang dirilis hari Selasa.
Masuknya para pengungsi Ukraina mendorong pertumbuhan populasi Jerman pada kisaran 1%, atau sekitar 843.000 orang, pada paruh pertama tahun ini. Sebagai perbandingan, populasi Jerman tumbuh hanya 82.000 orang, atau 0,1%, di sepanjang tahun 2021.
Lonjakan populasi juga terjadi saat perang Yugoslavia dan Suriah
Jerman sebagai negara terkaya di Uni Eropa memiliki salah satu tingkat reproduksi terendah di dunia dan jumlah penduduk berusia muda yang terendah.
Iklan
Tetapi Jerman adalah negara terbesar di Uni Eropa dan negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Sejak 1990 setelah reunifikasi Jerman, lonjakan penduduk yang mencolok menurut catatan statistik sebelumnya juga pernah terjadi di masa-masa kisis perang Yugoslavia dan perang Suriah dan Irak.
Pada tahun 1992, pengungsi dari kawasan perang di bekas Yugoslavia meningkatkan jumlah penduduk sampai 700.000, dan pada tahun 2015, Jerman telah menjadi rumah bagi lebih dari 1 juta pengungsi dari perang di Timur Tengah.
Eropa Mulai Tutup Pintu Perbatasan Bagi Pengungsi
Jerman yang paling ramah terima pengungsi kini kewalahan dan terapkan lagi pemeriksaan ketat di perbatasan, Hungaria dan Serbia pasang pagar kawat berduri. Sementara Austria dan Denmark terapkan buka tutup perbatasan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
Kroasia Tutup Perbatasan ke Serbia
Kroasia yang juga kewalahan menahan serbuan pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara Afrika, menutup tujuh dari delapan pintu perbatasannya ke Serbia. Pemerintah di Beograd memptotes tindakan itu, karena kini ribuan pengungsi terdampar di Serbia. Pelan tapi pasti, Eropa kini mulai memasang tirai besi untuk menahan arus pengungsi.
Foto: Reuters/A. Bronic
Pagar Kawat Berduri di Hongaria
Hongaria memasang pagar kawat berduri untuk menutup perbatasannya ke Kroasia sepanjang 41 Kilometer. Sebelumnya Hongaria juga sudah memasang pembatas pagar kawat berduri untuk menutup perbatasan ke Serbia. Akibat penutupan perbatasan itu gelombang pengungsi kini mencari rute-rute alternatif untuk masuk ke Jerman atau Austria,
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ujvari
Slovenia Perkuat Penjagaan Perbatasan
Polisi menangkap pengungsi yang berusaha naik kereta secara ilegal di perbatasan Slovenia-Kroasia. Slovenia memperkuat penjagaan di perbatasan untuk cegah arus pengungsi yang melintasi negara ini. Akibat penutupan perbatasan di berbagai negara, para pengungsi kini memilih rute baru menuju kawasan Schengen yang juga mulai menutup pintunya denagn menerapkan aturan suaka lebih ketat.
Foto: Getty Images/AFP/J. Makovec
Kontrol Perbatasan
Arus pengungsi tak terkendali ke Jerman memaksa pemerintah menerapkan lagi pemeriksaan dokumen di perbatasan. Mendagri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, selain demi keamanan dalam negeri, alasan penutupan perbatasan adalah agar pengungsi mendapat fasilitas lebih manusiawi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Lalulintas Kereta Austria-Jerman Dihentikan
Seluruh lalulintas kereta dari Austria ke Jerman dihentikan segera setelah Berlin umumkan kontrol perbatasan. Ribuan pengungsi, kebanyakan berasal dari Suriah, tertahan di stasiun kereta Wina. Uni Eropa menyatakan memahami kebijakan Jerman dan memanggil anggota untuk bersidang darurat.
Foto: Reuters/H.-P. Bader
Hongaria Kerahkan Tentara
Tentara Hongaria kini dikerahkan menjaga perbatasan di Roszke. Langkah Budapest ini merupakan reaksi dan antisipasi terhadap kebijakan terbaru Jerman. Sepekan lalu Kanselir Angela Merkel masih nyatakan pengungsi "welcome" di Jerman.
Foto: Reuters/D. Ruvic
Kawat Berduri Perbatasan Serbia-Hongaria
Pagar kawat berduri di perbatasan Hongaria ke Serbia yang masih ada celahnya, kini akan ditutup total. Hongaria kewalahan dan tak punya anggaran sebagai negara transit ratusan ribu pengungsi asal Suriah, Afghanistan, Irak dan negara Afrika menuju Jerman, Austria dan Swedia. Serbia yang juga jadi rute transit alami kondisi serupa.
Foto: Reuters/B. Szabo
Austria Buka-Tutup Perbatasan
Austria yang juga salah satu tujuan utama pengungsi, juga berulang kali lakukan kontrol perbatasan dengan cara buka-tutup. Tujuannya menahan arus pengungsi yang terus membludak. Akibatnya kemacetan lalulintas panjang terjadi di jalan bebas hambatan di perbatasan ke Hongaria.
Foto: Reuters/H.P. Bader
Denmark Tolak Pengungsi
Pemerintah Denmark dengan tegas menolak kedatangan pengungsi. Penutupan perbatasan ke Jerman dilakukan dan lalulintas kereta juga dihentikan. Ratusan pengungsi ini dikawal polisi, berjalan kaki melintasi jalan bebas hambatan melewati Denmark, menunju Swedia yang ramah terhadap pengungsi seperti Jerman dan Austria.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Nolte
Polandia Tolak Kuota Pengungsi
Ribuan warga Polandia gelar aksi protes menentang rencana pembagian kuota penampungan pengungsi. Walau tidak terimbas langsung krisis pengungsi dan PM Polandia Donald Tusk nyatakan siap terima pengungsi secara sukarela, tapi pemerintahan di bawah dia juga menggalang inisiatif tolak kuota pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
10 foto1 | 10
Jerman masih kekurangan tenaga kerja terampil
Menurut kantor statistik Destatis, populasi perempuan di Jerman tumbuh sebesar 1,2%, jauh lebih banyak daripada pertumbuhan populasi prianya, yang meningkat sebesar 0,8%. Saat ini jumlah penduduk perempuan tercatat sekitar 42,7 juta orang, sedangkan penduduk pria sekitar 42,4 juta orang.
Pendatang dari Ukraina pada tahun 2022 memang lebih banyak perempuan dan anak-anak, karena pria yang bisa berperang tidak diizinkan meninggalkan negara itu.
Bahkan sebelum masuknya pengungsi, Jerman menjadi salah satu tujuan paling menarik bagi para migran, antara lain karena permintaan akan tenaga kerja terus meningkat, sementara pasar kerja mengalami kelangkaan tenaga kerja terampil.