1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Travel

Luksemburg Gratiskan Ongkos Transportasi Umum

29 Februari 2020

Langkah ini menjadikan Luksemburg termasuk negara pertama yang merintis angkutan umum gratis sepenuhnya.

Orang-orang keluar dari tram di Luksemburg
Foto: picture-alliance/dpa/H. Tittel

Sejumlah media di Luksemburg melaporkan bahwa penggratisan ini akan dimulai pada 1 Maret 2020. Menteri Mobilitas dan Pekerjaan Umum Luksemburg, François Bausch, mengatakan bahwa langkah menggratiskan angkutan umum ini diambil untuk mengurangi kesenjangan sosial.

"Tujuannya adalah untuk menghentikan kesenjangan yang semakin dalam antara yang kaya dan yang miskin," ujar Bausch tidak lama setelah rencana ini diumumkan.

"Bagi orang-orang dengan upah rendah, biaya transportasi sangat signifikan. Karena itu lebih mudah menggratiskannya bagi semua orang." Transportasi gratis ini diperkirakan akan memengaruhi sekitar 40 persen rumah tangga dan membantu mereka berhemat.

Langkah ini tentu saja sangat disambut warga, terutama yang berpendapatan rendah. "Transportasi gratis adalah ide yang luar biasa," ujar seorang warga bernama M'Barek Rabii yang bekerja di pasar grosir nasional.

Laki-laki yang harus membesarkan anak berusia 12 tahun sendirian ini hidup dari upah minimum. Setiap bulan, ia membawa pulang gaji sebesar 1.770 euro (sekitar Rp 28,8 juta) setelah dipotong pajak. Ini bukanlah penghasilan yang besar untuk hidup di Luksemburg, apalagi dengan seorang anak.

Dari gaji tersebut, sekitar 900 euro (Rp 14 juta) ia habiskan untuk membayar sewa tempat tinggal dan 50 euro (Rp 786 ribu) untuk transportasi umum setiap bulannya. Rabii mengatakan tidak mampu membeli tiket permusim seharga 400 euro (hampir Rp 6,3 juta).

"Bersamaan dengan kenaikan upah minimum, (transportasi umum gratis) ini akan membantu orang-orang dengan gaji rendah seperti saya untuk lebih bisa memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Dinilai tidak efektif kurangi kesenjangan sosial

Sebenarnya, ongkos transportasi umum di negara itu sudah relatif lebih murah untuk ukuran Eropa barat, yaitu sekitar 2 euro (sekitar Rp 31,500) dari satu titik ke titik lain. Selain itu banyak juga keringanan seperti misalnya gratis ongkos bagi yang berusia di bawah 20 tahun dan pelajar berusia di bawah 30 tahun serta mereka yang dapat bantuan sosial. Karena itu sejumlah kritikus menyatakan bahwa langkah ini tidak akan banyak berpengaruh terhadap upaya pengurangan kesenjangan sosial.

Akhir tahun lalu, Luksemburg mengumumkan bahwa semua angkutan umum akan gratis. Mulai 1 Maret 2020, tidak akan ada biaya yang dikenakan untuk menggunakan kereta, trem, dan bus di seluruh negara kecil yang diapit oleh Jerman, Prancis, dan Belgia ini.

Meski dinilai kurang efektif, langkah ini dinilai tetap akan memberi manfaat bagi 602.000 penduduk Luksemburg dan sedikitnya 175.000 pekerja lintas perbatasan, serta sekitar 1,2 juta turis tahunan.

Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel berharap langkah ini akan membawa dampak internasional.

"Kami percaya bahwa ini termasuk konsep nation branding. Ini berarti orang akan tahu bahwa ketika mereka mengunjungi Luksemburg, mereka tidak perlu khawatir tentang ongkos dan bisa tinggal naik bus atau kereta api untuk bepergian ke tempat lain."

ae/yp (fast company, AFP, bbc, rtl)