Antibodi Pada Separuh Populasi di Episentrum Covid-19 Italia
10 Juni 2020
Tes antibodi di Bergamo episentrum Covid-19 di Italia menunjukkan, lebih separuh sampel darah responden mengandung antibody virus corona. Peneliti sedunia kini sedang meneliti terapi serum antibodi untuk pasien corona.
Iklan
Lebih separuh warga Bergamo yang diambil sampel darahnya, menunjukkan tes positif antibodi SARS-Cov-2. Demikian pejabat kesehatan di provinsi utara Italia itu Senin.
Dari sekitar 10.000 penduduk Bergamo yang dites darahnya antara 23 April hingga 3 Juni, lebih 57 persen memiliki antibodi, yang merupakan indikasi bahwa mereka terpapar virus corona dan mengembangkan respons kekebalan tubuh.
Pejabat kesehatan Italia menyebut, besaran sampel cukup luas dan bisa merepresentasikan seluruh provinsi Bergamo. Ini merupakan indikator yang dapat diercaya dari keberadaan SARS-Cov-2 dalam populasi warga provinsi di utara Italia itu.
Italy National Institute of Statistics (ISTAT) melaporkan, saat puncak pendemi Covid-19 pada bulan Maret lalu, jumlah warga yang meninggal di Bergamo naik 6 kali lipat dibanding angka kematian pada bulan yang sama dari tahun 2015 hingga 2019. Kota Bergamo dan kawasan sekitarnya di provinsi itu melaporkan total 13.600 kasus Covid-19.
Kampanye pengujian di seluruh negara
Tes antibodi tidak mengecek keberadaan virus bersangkutan, melainkan mendeteksi apakah sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi pada keberadaan virus patogen dalam tubuhnya.
Jika antibodi SARS-CoV-2 ditemukan, artinya uji sampel darah positif, orang yang bersangkutan dikarantina sampai dilakukan uji swab, untuk memastikan apakah yang bersangkutan juga positiv Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.
Para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang meneliti intensif terapi antibodi untuk mengobati pasien Covid-19. Salah satu metodenya adalah menggunakan serum plasma darah dari orang yang sembuh kembali.
Karena itu kementrian kesehatan Italia bekerjasama dengam ISTAT, meluncurkan kampanye antibodi massal secara nasional, untuk membuat peta keparahan dari tiap kawasan epidemi Covid-19 di Italia. Tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representatif dari sekitar 150.000 warga.
as/vlz (Reuters)
Eropa Perlahan Kembali Normal setelah Lockdown
Kehidupan publik di Eropa perlahan-lahan kembali normal setelah pemberlakuan lockdown berminggu-minggu. Kini sekolah, toko, dan restoran sudah kembali dibuka. Berikut negara-negara yang melonggarkan lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Selamat Datang Kembali!
Toko-toko di seluruh Eropa terpaksa ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk toko pakaian ini di Makarios Avenue di Nikosia, Siprus. Perintah untuk tetap di rumah juga diberlakukan sejak akhir Maret. Namun, Presiden Nicos Anastasiades sekarang mengizinkan situs konstruksi dan toko retail kembali dibuka mulai tanggal 4 Mei. Warga juga dapat bergerak secara bebas lagi mulai 21 Mei.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Bermain Kembali di Pantai
Setelah penyebaran COVID-19 secara global, pantai, toko, dan restoran di Protugal ditutup pada tanggal 18 Maret, namun masyarakat masih diizinkan ke luar dan berolahraga. Sekarang, orang sudah bisa berjalan-jalan lagi di pantai. Mereka juga dapat pergi ke toko-toko dan penata rambut secara bebas, tetapi wajib menggunakan masker di ruang tertutup.
Foto: picture-alliance/Zuma/SOPA Images/Diogo Baptista
Gaya Rambut Baru setelah Lockdown
Penata rambut di Yunani diizinkan kembali berbisnis pada 4 Mei. Bisnis lain yang dibuka termasuk toko bunga, toko buku, dan toko kecil lainnya. Namun restoran dan bar baru bisa beroperasi kembali akhir Mei. Masyarakat Yunani juga dapat keluar rumah tanpa surat izin, tetapi masyarakat wajib mengenakan masker saat menggunakan transportasi umum.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Stavrakis
Wajib Mengenakan Masker
Peraturan yang mewajibkan warga untuk mengenakan masker pada saat naik transportasi umum kini diberlakukan di seluruh Eropa. Di ibu kota Hungaria, Budapest, pekerja transportasi menawarkan masker bagi para pelancong di alun-alun Nyugati. Budapest. Kota-kota lain di Hungaria juga mulai membuka sebagian toko, museum, dan ruang publik.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Z. Balogh
Berolahraga di Ruang Publik
Ruang publik di Spanyol ditutup selama 48 hari untuk mengurangi penyebaran virus. Penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan, alasan medis, atau berjalan-jalan dengan anjing. Sekarang warga Spanyol dibolehkan keluar untuk berolahraga, walaupun pembatasan dan aturan social distancing tetap berlaku secara ketat.
Foto: Reuters/J. Medina
Kembali Bekerja
Italia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak virus corona, telah mengalami lockdown mulai awal Maret. Warga hanya diizinkan keluar karena alasan yang mendesak. Mulai 4 Mei, warga mulai kembali bekerja. Para pekerja di pabrik sepatu di Castelnuovo Vomano, di Provinsi Teramo, diwajibkan mengenakan masker dan dipisahkan oleh tirai plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Stinellis
Menghadiri Pemakaman
Meskipun Italia mulai melonggarkan lockdown, pemerintah hanya mengizinkan 15 orang menghadiri pemakaman dan mereka wajib mengenakan masker. Selama lockdown, Italia melarang acara pemakaman dan melarang warga mengucapkan selamat berpisah kepada orang yang dicintai.
Foto: Reuters/A. Parrinello
Sekolah Kembali Dibuka
Pemerintah Austria memastikan 100.000 siswa di tahun terakhir dapat kembali ke sekolah sebelum masa ujian. Guru-guru seperti Richard Fischer di Wina membagikan masker kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Pemerintah Austria sekarang juga mengizinkan warga mengunjungi kerabat di rumah perawatan. Toko-toko kecil dan bisnis lain sudah mulai dibuka kembali pada tanggal 14 April.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Punz
Bundesliga Jerman Dilanjutkan
Pemain sepak bola profesional di Jerman tetap berlatih meskipun saat ini pertandingan sedang dihentikan. Juara Bundesliga, Bayern München, mulai berlatih kembali dalam kelompok kecil. Bundesliga akan dimulai lagi tanggal 15 Mei. Namun penggemar belum diizinkan menonton pertandingan di dalam stadion. (fs/hp)