Apa Hubungan Gerhana Matahari Total 2017 dengan Siri Apple
16 Agustus 2017
Adegan soal gerhana matahari total pada 21 Agustus muncul dalam sebuah iklan untuk asisten virtual Apple, Siri. Apa pentingnya dan alasannya?
Iklan
"Hei, Siri, mari selfie," demikian perintah aktor dan pegulat profesional Dwayne Johnson, yang juga dikenal sebagai The Rock ke IPhone-nya, saat ia tampak mengambang di wahana terbuka. Klik, foto terambil sebelum ia merenung, "Semoga saya tidak menyebabkan gerhana."
Maaf, Rock? Anda tadi bilang apa? Tidak menyebabkan apa? Kembali ke studio ...
... Dan boom! Di sana ia menabrak atap sebuah set film dalam sebuah kapsul. Dia melangkah keluar, berpose dan berkata, "Yang ini untuk Bumi!" Dan kemudian mengobrol santai dengan Siri. Demikian suasana pembuatan film iklan yang dibintangi Dwayne dan Siri.
Intinya di sini adalah arti gerhana matahari total 2017 di Amerika Utara. Pencipta Siri di Apple telah memasukkannya ke dalam iklan untuk asisten virtual artifisial mereka, Siri.
Namun apakah layak memasukkan soal gerhana ke iklan tersebut? Apa yang ada di benak para kreator ini? Apa mencoba memasukkan pentingnya gerhana ke benak orang Amerika?
"Kegembiraan publik tentang gerhana adalah yang terhebat untuk kejadian yang berhubungan dengan antariksa setidaknya, sejak peluncuran pesawat ruang angkasa pertama, dan bahkan mungkin pendaratan Apollo 11 hampir 50 tahun yang lalu," kata Mat Kaplan, pembawa acara dan produser Radio Planetary di Planetary Society di AS.
10 Fakta Ajaib Tentang Matahari
Ia membunuh dan menghidupkan, berbahaya sekaligus berguna: Matahari tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut 10 fakta menarik ihwal bola api raksasa ini.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Fenomena Sesaat
Tidak selamanya gerhana matahari dapat dilihat dari Bumi. Pada masa awal setelah pembentukan sistem tata surya, jarak Bulan dan Bumi masih terlalu pendek sehingga Bulan sepenuhnya menutupi Matahari ketika gerhana. Tapi karena Bulan bergerak menjauh 2 cm dari Bumi setiap tahun, dalam 600 juta tahun, gerhana tidak akan lagi tampil sempurna karena posisi Bulan yang terlalu jauh dari Bumi.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Separuh Atau Seluruhnya
Bergantung pada geometri Matahari, Bumi dan Bulan, gerhana dapat terjadi 2 hingga lima kali dalam setahun. Orang yang berada di kutub utara atau selatan cuma bisa melihat gerhana matahari sebagian.
Foto: picture-alliance/ZB/J. Büttner
Berbahaya buat Mata
Gerhana matahari berlangsung antara 5 hingga 12 menit. Selama itu pula mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut harus mengenakan kacamata khusus. Pancaran sinar yang muncul tiba-tiba selama gerhana dapat merusak mata manusia. Sebab itu ilmuwan melarang orang menatap langsung matahari selama gerhana.
Foto: Reuters
Raksasa Kecil di Jagad Raya
Matahari mengandung 99.86% massa yang ada di sistem tata surya kita. Artinya semua planet dan benda langit di sekeliling matahari cuma dibentuk dari 0,14 persen massa. Matahari bergerak dengan kecepatan 220 kilometer per detik ketika mengorbit inti galaksi. Sebab itu butuh waktu 225 hingga 250 juta tahun bagi matahari untuk mengelilingi galaksi Bima Sakti.
Foto: picture-alliance/dpa
Monster Gravitasi
Sangking besarnya, Matahari mampu memuat satu juta benda langit seukuran Bumi di dalamnya. Manusia yang memiliki berat badan 70 Kilogramm di Bumi akan berbobot 1960 kilogramm di permukaan matahari, lantaran gaya gravitasinya yang 28 kali lebih besar. Satu hari di permukaan matahari sama dengan 25,38 hari di permukaan Bumi
Foto: G. Rueter
Menelan Bumi
Matahari adalah bola gas terpanas di tata surya dengan suhu 15 juta derajat Celcius di bagian intinya. 72% gas yang membentuk matahari adalah Hidrogen, sementara 26% adalah Helium. Setiap detik matahari membakar empat juta ton Hidrogen. Ketika cadangan Hidrogen habis, matahari mulai mengolah Helium. Pada saat itu ia akan membesar menjadi raksasa merah dan menelan planet Mercuri, Venus lalu Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Perputaran Kutub
Ilmuwan mengungkap, setiap 11 tahun matahari memutar kutub magnetiknya, sehingga kutub utara menjadi selatan dan sebaliknya. Terakhir perputaran medan magnet matahari terjadi pada akhir 2013 silam. Lantaran massanya yang besar, medan magnet matahari mencapai hingga miliaran kilometer melampaui Pluto.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan Panjang Cahaya
Sinar matahari yang kita rasakan sebenarnya adalah partikel cahaya yang terbentuk melalui reaksi fusi di inti matahari. Namun butuh waktu lama untuk setiap partikel buat mencapai permukaan matahari. NASA menulis, setiap Foton yang dipancarkan matahari berusia antara 100.000 hingga 50 juta tahun. Tapi setelah sampai ke permukaan, cahaya cuma butuh waktu 8 menit dan 20 detik buat sampai ke Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Benturan Berbuah Cahaya
Termasuk jenis cahaya matahari yang paling unik adalah Aurora. Fenomena ini terbentuk akibat partikel bermuatan yang dibawa angin surya, menghantam medan magnetik Bumi. Benturan antara partikel plasma dengan Nitrogen dan Oksigen di atmosfer Bumi inilah yang kemudian melepaskan energi berupa cahaya kehijauan. Aurora juga muncul di planet lain semisal Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptun dan Mars.
Foto: dapd
Mati dan Terlahir Kembali
Matahari terbentuk dari sisa ledakan sebuah bintang raksasa miliaran tahun lalu. Di ujung hidupnya, bintang tersebut mulai memproduksi elemen berat seperti oksigen dan logam yang juga membentuk Bumi. Setelah ledakan, gas yang tersebar berotasi akibat gaya gravitasi dan membentuk bintang baru yang kita sebut matahari. Gambar ini menampilkan tata surya TW Hydrae ketika baru berusia 10 juta tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Jadi pengalaman bersama
Kaplan mengatakan bahwa gerhana adalah kesempatan bagi orang untuk terlibat secara pribadi dalam "sesuatu yang benar-benar bersejarah, sebuah peristiwa kosmik besar yang dapat kita alami dan bagikan pada tingkat emosional dan intelektual."
Benar, gerhana menjadi acara kosmik yang menakjubkan. Bayangan bulan menembus jantung Amerika pada tanggal 21 Agustus, menciptakan momen penting dalam bidang sains. Tapi bagaimana rasanya menjadi momen budaya yang begitu besar?
Profesor Roberta Garner, seorang sosiolog di Universitas DePaul ,Chicago, setuju bahwa gerhana tersebut mendapat perhatian lebih ketimbang di masa lalu.
Penulis, kata Garner, merujuk pada gerhana ke dalam novel dan skrip diupayakan agar terlihat dramatis, namun masyarakat umum tidak terlalu terlibat dengan peristiwa itu
"Ketika gerhana parsial terjadi di Chicago pada 1990-an [Red .: tanggal 10 Mei 1994], ini adalah saat yang sangat membahagiakan bagi semua orang," kata Garner. "Kami semua meninggalkan pekerjaan dan berlari keluar dengan kacamata khusus dan perlengkapan kami, tapi hanya itu, sekedar keisengan yang menyenangkan di sela pekerjaan dan aktivitas , bukan pengalaman kolektif yang kuat!"
Pengalaman lebih penting ketimbang harta benda
Gerhana tahun ini, di sisi lain, disebut sebagai pengalaman kolektif total bagi orang Amerika. Dan itu setidaknya ada kaitannya dengan teknologi yang kita bawa sepanjang hari - apakah itu Siri, Alexa Amazon, Asisten Google, M Facebook, Microsoft Cortana atau "terutama para generasi seribu tahun," yang menggunakan media sosial. Hal itu berkaitan dengan bagaimana cara orang ingin merengkuh pengalaman gerhana tersebut sekarang ini.
"Peristiwa dan pengalaman menjadi lebih penting ketimbang memiliki harta benda," katanya. "Orang ingin merasakan bagian dari pengalaman dan tidak mau 'ketinggalan' - media sosial telah mendoron orang untuk berbagi pengalaman dan gerhana adalah salah satu dari kejadian ini."
Durasi gerhana yang sangat singkat sesuai dengan rentang perhatian "yang lebih singkat pula," kata Garner. Tapi akhir-akhir ini, orang juga lebih sadar akan peristiwa sains
Lebih banyak orang memiliki akses terhadap pendidikan sains, dan informasi sains banyak beredar, meski seringkali karena alasan yang kontroversial. Jadi berpartisipasi dalam peristiwa gerhana, kata Garner, adalah cara "orang-orang menunjukkan bahwa mereka ingin memahami dunia secara ilmiah, dan bahwa mereka bukan bagian dari sayap opini publik yang obskurantis -- menolak sains."
"Saya pikir sulit bagi orang Eropa untuk mengerti berapa banyak orang Amerika yang tetap tidak hanya mengetahui pengetahuan ilmiah, tapi secara langsung anti-sains dan dalam cengkeraman pemikiran magis yang sangat primitif," kata Garner. "Jadi minat dan pemahaman tentang gerhana yang ditunjukkan oleh orang Amerika adalah hal yang sangat positif."
10 Fakta Ajaib Tentang Matahari
Ia membunuh dan menghidupkan, berbahaya sekaligus berguna: Matahari tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut 10 fakta menarik ihwal bola api raksasa ini.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Fenomena Sesaat
Tidak selamanya gerhana matahari dapat dilihat dari Bumi. Pada masa awal setelah pembentukan sistem tata surya, jarak Bulan dan Bumi masih terlalu pendek sehingga Bulan sepenuhnya menutupi Matahari ketika gerhana. Tapi karena Bulan bergerak menjauh 2 cm dari Bumi setiap tahun, dalam 600 juta tahun, gerhana tidak akan lagi tampil sempurna karena posisi Bulan yang terlalu jauh dari Bumi.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Separuh Atau Seluruhnya
Bergantung pada geometri Matahari, Bumi dan Bulan, gerhana dapat terjadi 2 hingga lima kali dalam setahun. Orang yang berada di kutub utara atau selatan cuma bisa melihat gerhana matahari sebagian.
Foto: picture-alliance/ZB/J. Büttner
Berbahaya buat Mata
Gerhana matahari berlangsung antara 5 hingga 12 menit. Selama itu pula mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut harus mengenakan kacamata khusus. Pancaran sinar yang muncul tiba-tiba selama gerhana dapat merusak mata manusia. Sebab itu ilmuwan melarang orang menatap langsung matahari selama gerhana.
Foto: Reuters
Raksasa Kecil di Jagad Raya
Matahari mengandung 99.86% massa yang ada di sistem tata surya kita. Artinya semua planet dan benda langit di sekeliling matahari cuma dibentuk dari 0,14 persen massa. Matahari bergerak dengan kecepatan 220 kilometer per detik ketika mengorbit inti galaksi. Sebab itu butuh waktu 225 hingga 250 juta tahun bagi matahari untuk mengelilingi galaksi Bima Sakti.
Foto: picture-alliance/dpa
Monster Gravitasi
Sangking besarnya, Matahari mampu memuat satu juta benda langit seukuran Bumi di dalamnya. Manusia yang memiliki berat badan 70 Kilogramm di Bumi akan berbobot 1960 kilogramm di permukaan matahari, lantaran gaya gravitasinya yang 28 kali lebih besar. Satu hari di permukaan matahari sama dengan 25,38 hari di permukaan Bumi
Foto: G. Rueter
Menelan Bumi
Matahari adalah bola gas terpanas di tata surya dengan suhu 15 juta derajat Celcius di bagian intinya. 72% gas yang membentuk matahari adalah Hidrogen, sementara 26% adalah Helium. Setiap detik matahari membakar empat juta ton Hidrogen. Ketika cadangan Hidrogen habis, matahari mulai mengolah Helium. Pada saat itu ia akan membesar menjadi raksasa merah dan menelan planet Mercuri, Venus lalu Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Perputaran Kutub
Ilmuwan mengungkap, setiap 11 tahun matahari memutar kutub magnetiknya, sehingga kutub utara menjadi selatan dan sebaliknya. Terakhir perputaran medan magnet matahari terjadi pada akhir 2013 silam. Lantaran massanya yang besar, medan magnet matahari mencapai hingga miliaran kilometer melampaui Pluto.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan Panjang Cahaya
Sinar matahari yang kita rasakan sebenarnya adalah partikel cahaya yang terbentuk melalui reaksi fusi di inti matahari. Namun butuh waktu lama untuk setiap partikel buat mencapai permukaan matahari. NASA menulis, setiap Foton yang dipancarkan matahari berusia antara 100.000 hingga 50 juta tahun. Tapi setelah sampai ke permukaan, cahaya cuma butuh waktu 8 menit dan 20 detik buat sampai ke Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Benturan Berbuah Cahaya
Termasuk jenis cahaya matahari yang paling unik adalah Aurora. Fenomena ini terbentuk akibat partikel bermuatan yang dibawa angin surya, menghantam medan magnetik Bumi. Benturan antara partikel plasma dengan Nitrogen dan Oksigen di atmosfer Bumi inilah yang kemudian melepaskan energi berupa cahaya kehijauan. Aurora juga muncul di planet lain semisal Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptun dan Mars.
Foto: dapd
Mati dan Terlahir Kembali
Matahari terbentuk dari sisa ledakan sebuah bintang raksasa miliaran tahun lalu. Di ujung hidupnya, bintang tersebut mulai memproduksi elemen berat seperti oksigen dan logam yang juga membentuk Bumi. Setelah ledakan, gas yang tersebar berotasi akibat gaya gravitasi dan membentuk bintang baru yang kita sebut matahari. Gambar ini menampilkan tata surya TW Hydrae ketika baru berusia 10 juta tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Obat kosmik bagi masyarakat
Ilmu pengetahuan, seperti yang Garner tunjukkan, telah membagi masyarakat Amerika Serikat sejak Presiden Donald Trump menjabat, sama seperti halnya gerhana yang akan membelah Amerika. Pertanyaannya adalah apakah gerhana - momen kolektif Amerika ini - memiliki kekuatan untuk menyembuhkan situasi di negara tersebut.
"Saya telah diberitahu oleh banyak pemburu gerhana veteran - ini akan menjadi totalitas pertama kalinya - jadi hal itu adalah pengalaman yang mengubah hidup," kata Kaplan, "orang selalu ingat dan menghargainya dengan membangun ikatan tercipta di antara semua orang yang menyaksikannya."
Kaplan mengatakan bahwa dia "mengagumi betapa dalamnya budaya Amerika telah mengadopsi fenomena ini." Dia dengan hati-hati optimistis tentang dampaknya terhadap jiwa nasional.
"Saya harap saya tidak memiliki ilusi mengenai kemungkinan pengaruh peristiwa kosmik besar seperti ini, tapi saya ingin percaya bahwa ini mungkin mengingatkan kita bahwa kita semua hidup di bawah bintang yang sama di dunia yang kecil dan rapuh, sebuah 'titik biru pucat ' -- ungkapan terkenal salah satu pendiri Planetary Society, Carl Sagan. Saya akan bahagia," kata Kaplan," jika gerhana bisa memindahkan seseorang ke arah perasaan yang lebih besar tentang apa yang kita miliki bersama. "
Tapi bagaimana dengan orang-orang Amerika yang akan kehilangan momen gerhana – akibat perpecahan dalam isu rasialisme di Charlottesville, Virginia. Apakah ada kemungkinan mereka menggunakan momen ini dalam sejarah untuk menyembuhkan perpecahan bangsa?
"Tidak," kata Garner, "sayangnya gerhana tidak akan menyembuhkan perpecahan kita. Seperti yang bisa Anda lihat dari kejadian di Charlottesville, perpecahan kita sangat dalam dan berpotensi sangat berbahaya, akan lebih dari sekadar gerhana untuk menyembuhkan mereka!"
Jadi hai Siri, coba bagaimana menurutmu tentang hal ini?
Legenda Unik Gerhana Matahari
Gerhana matahari 2016 merupakan fenomena alam sangat istimewa, karena kali ini Indonesia jadi tuan rumahnya. Sejumlah legenda tentang gerhana dikisahkan turun-menurun di belahan dunia. Apa saja?
Foto: G. Wood/AFP/Getty Images
Batara Kala
Salah satu dongeng favorit di Indonesia saat gerhana tiba adalah kisah raksasa Batara Kala yang ketahuan mencuri air abadi di surga dan dipenggal kepalanya oleh Batara Wisnu, akibat aduan Batara Surya dan Batara Candra kepada Batara Guru. Kepalanya yang tetap hidup melayang di angkasa dan bernafsu menelan keduanya.
Foto: G. Wood/AFP/Getty Images
Membunyikan Tetabuhan
Di Bangka Belitung, legendanya pun sama. Hanya saja raksasanya disebut Rau. Tak jauh beda, di Halmahera, dikisahkan gerhana terjadi karena setan menelan matahari. Dari mitos itu di beberapa daerah terdapat ritual mirip, yakni membuat bunyi-bunyian agar setan atau raksasa menjadi takut.
Foto: AFP/Getty Images/N. Maeterlinck
Dewa Ngamuk
Di Yunani, ada mitos pula tentang gerhana, dimana gerhana matahari dianggap sebagai tanda bahwa dewa-dewa tengah murka. Dikisahkan, pada zaman dahulu kala masyarakat percaya bahwa gerhana merupakan pertanda datangnya bencana.
Foto: imago/A. Neumeier
Serigala Mengejar Matahari
Dongeng tentang gerhana yang tak kalah ngetop adalah legenda bangsa Viking. Diceritakan serigala Skoll megejar-ngejar Dewa matahari Sol dan berhasil menangkapnya, maka terjadilah gerhana. Seperti di Indonesia, penduduk juga membuat kegaduhan. Mereka menabuh panci atau wajan, agar serigala jadi takut dan mengembalikan matahari.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Perang Bulan dan Matahari
Di Togo dan Benin, kisahnya juga unik. Diceritakan gerhana terjadi akibat matahari dan bulan bertempur. Lalu orang-orang berusaha untuk menghentikan pertempuran itu.
Foto: Fotolia/miket
Keseimbangan Alam
Suku Navajo menganggap tatanan kosmis alam semesta sebagai pokok keseimbangan. Fenomena seperti gerhana dianggap sebagai bagian dari hukum alam, dimana masyarakat sebaiknya mengikuti dengn berhenti sejenak drai berkegiatan rutin. Mereka biasanya menyanyi, menahan dirid ari kantuk, lapar dan haus.
Foto: AFP/Getty Images/M. Antonov
Perahu Cahaya Matahari
Pada malam hari, Dewa Matahari Ra melakukan perjalanan perahu di angkasa dengan membawa cahaya. Tiba-tiba Dewa Ular yang jahat, Apep, menghentikan perjalanan itu dan melahap Ra. Gerhana matahari dianggap ketika Apep berada di atas angin, meskipun Ra selalu akhirnya berhasil melarikan diri.
Foto: DW/E. Lehmann
Upaya Memperlambat Matahari
Orang-orang Maori dari Selandia Baru menceritakan kisah tentang pahlawan Maui yang sering mendengar saudara-saudaranya meratapi kurangnya cahaya di siang hari. Dia dan saudaranya menjinakkan matahari, hingga matahari melemah dan tak bisa balapan lagi di angkasa.