1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PanoramaCina

Apa Keuntungan Cina Larang Eskpor Logam Langka ke AS?

5 Desember 2024

Cina pekan ini mengumumkan larangan eskpor mineral langka dan logam kritis ke Amerika Serikat. Kebijakan ini melengkapi serangkaian aksi saling balas dalam persaingan mengamankan teknologi antara kedua adidaya dunia.

Ilustrasi larangan eskpor Cina
Ilustrasi larangan ekspor logam tanah jarang oleh CinaFoto: Florence Lo/REUTERS

Pada tanggal 3 Desember, Kementerian Perdagangan Cina mengumumkan larangan ekspor mineral dan logam tertentu ke Amerika Serikat.

Komoditas tersebut, seperti galium, germanium, antimon, disebut sebagai logam kritis dengan fungsi ganda, karena digunakan dalam produksi semikonduktor dan untuk aplikasi militer.

Kenapa langkah dramatis oleh Cina?

Langkah Beijing merupakan respons langsung terhadap pembatasan ekspor yang diberlakukan AS pada tanggal 2 Desember. Aksi saling balas antara Amerika dan Cina tersebut merupakan pertukaran terbaru dalam persaingan yang memanas di antara kedua negara.

Konfik sebagian besar berkisar pada perdagangan, produksi teknologi militer, dan pengembangan aplikasi kecerdasan buatan.

"Kebijakan ini merupakan bentuk penguatan dan sikap defensif dari pihak Cina dan Amerika Serikat, bahwa ini bukanlah fenomena baru bagi kedua negara," kata Claire Reade, penasihat senior di firma hukum Arnold & Porter di Washington D.C. dan pakar hubungan dagang AS-China, kepada DW.

Kementerian perdagangan China mengatakan keputusannya untuk memperkuat kontrol ekspor atas logam kritis ke AS adalah "untuk menjaga keamanan nasional".

Cegah Ketergantungan, Ilmuwan Cari Logam Tanah Jarang di Eropa

04:16

This browser does not support the video element.

Sehari sebelumnya, AS melanjutkan kampanye yang sedang berlangsung terhadap sektor semikonduktor Cina, dengan mengumumkan daftar tindakan ketiganya dalam beberapa tahun.

Pemerintahan Biden, lebih dari sebulan sebelum meninggalkan kantor, meluncurkan kontrol ekspor pada 140 perusahaan, termasuk spesialis sektor chip seperti Naura, Piotech, ACM Research, dan SICarrier Technology.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan: "Itu adalah kontrol terkuat yang pernah diberlakukan oleh AS untuk menurunkan kemampuan Republik Rakyat Cina dalam membuat chip paling canggih yang mereka gunakan dalam modernisasi militer mereka."

Tanggapan Beijing tidak terbatas pada pembatasan logam dan mineral utama tertentu. Empat asosiasi industri utama Cina, yang sektor semikonduktor, internet, mobil, dan komunikasi, telah mengumumkan akan mengurangi pembelian chip dari AS.

Sebagai alasan, asosiasi semikonduktor Cina mengatakan "produk chip AS tidak lagi aman atau andal."

Seberapa krusial pembatasan baru bagi AS?

Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan bahwa mereka masih mengkaji larangan dari Cina, dan "menekankan pentingnya memperkuat upaya dengan negara lain untuk mengurangi risiko dan mendiversifikasi rantai pasokan penting dari Republik Rakyat Cina."

Galium dan Germanium adalah dua jenis logam tanah jarang yang kini dilarang diekspor ke AS, setelah Beijing sebelumnya memberlakukan pembatasan ekspor pada tahun 2023.

Produk-produk tersebut memiliki banyak aplikasi khusus. Galium, misalnya, dibutuhkan untuk memproduksi lempengan semikonduktor kelas atas, serta untuk panel surya dan peralatan radar.

Adapun Germanium memiliki beberapa kegunaan, termasuk untuk serat optik dan satelit.

Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga pemikir, mengatakan "semikonduktor berbasis galium sangat penting bagi industri pertahanan AS, khususnya dalam sistem pertahanan rudal dan radar generasi mendatang, serta peralatan peperangan elektronik dan komunikasi."

Menurut Survei Geologi AS, sebuah badan pemerintah, Cina memproduksi 98% dari pasokan galium dunia pada tahun 2023. Data untuk germanium tidak tersedia secara umum, tetapi Beijing juga mengendalikan sebagian besar pasokan globalnya.

Cina Berusaha Kurangi Ketergantungan pada Sektor IT Amerika

03:40

This browser does not support the video element.

AS mengimpor kedua produk tersebut dari Cina, tetapi juga dari Kanada, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain. Namun, sejak Cina mulai memberlakukan pembatasan secara bertahap tahun lalu, harga di pasar global telah meningkat tajam.

Risiko gangguan pasokan sudah diketahui dengan baik. Pada bulan November, Survei Geologi AS mengatakan bahwa PDB AS dapat turun sebesar USD3,4 miliar jika Cina menerapkan larangan total terhadap ekspor galium dan germanium.

Namun, dominasi Cina tidak berarti AS tidak memiliki pilihan lain. Pertama, ada produsen lain dan kedua, ada kemungkinan untuk meningkatkan produksi non-Cina. Galium sebagian besar berasal dari produk sampingan dari pemrosesan bauksit, bijih utama untuk aluminium. Meskipun berinvestasi dalam ekstraksi galium di AS dan negara-negara lain akan mahal, hal itu mungkin dilakukan.

Apa yang ingin dicapai Cina?

Perkembangan terbaru ini terjadi hanya sebulan setelah dimulainya masa jabatan kedua Donald Trump sebagai Presiden AS. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 100 persen pada impor Cina, setelah memulai perang dagang dengan Beijing selama masa jabatan pertamanya.

Namun, Claire Reade mengatakan bahwa meskipun kemungkinan negosiasi dengan Trump mungkin telah memengaruhi pengambilan keputusan Cina, "ini jelas merupakan tren yang lebih luas yang melampaui presiden mana pun."

Dia mengatakan bahwa langkah terbaru ini menunjukkan Cina menjadi lebih tegas dalam upayanya untuk melepaskan diri dari ketergantungan apa pun yang dimilikinya pada barat.

"Ini akan menjadi langkah lain di sepanjang jalan di mana Cina berharap tidak akan merugikan kepentingannya, dan akan mengirimkan pesan kepada seluruh dunia tentang keengganan Beijing untuk tinggal diam jika pembangunan ekonomi dan keamanan nasionalnya, dikompromikan atau terancam," katanya.

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya