Meskipun situasi keamanan di Irak tengah memburuk, Paus Fransiskus tetap akan melakukan kunjungan bersejarahnya ke Irak. Paus akan bertemu dengan ulama Syiah terkemuka Irak dan mengunjungi gereja-gereja Katolik di sana.
Iklan
Paus Fransiskus dijadwalkan akan tiba di Irak pada hari Jumat (05/03) besok. Ini merupakan kunjungan pertama Paus Fransiskus selama pandemi sekaligus kunjungan kepausan pertama di Irak.
Paus berharap dapat melakukan kunjungan bersejarah tersebut meskipun situasi keamanan di sana tengah memburuk setelah serangan roket menghantam pangkalan militer AS di Irak, Rabu (03/03) pagi waktu setempat. Satu warga sipil dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Paus yang berusia 84 tahun ini pun menyampaikan bahwa ia tidak ingin mengecewakan umat dan banyak orang "untuk kedua kalinya."
"Rakyat Irak sedang menunggu kita, mereka pernah menunggu Paus Yohanes Paulus II, yang dilarang untuk pergi. Orang-orang tidak bisa dikecewakan untuk kedua kalinya. Mari kita berdoa semoga perjalanan ini berhasil," jelas Paus Fransiskus, Rabu (03/03).
Apa saja agenda Paus Fransiskus di Irak?
Lawatan 5-8 Maret ini diharapkan dapat memberikan dorongan spiritual yang sangat dibutuhkan bagi umat Kristen Irak yang terkepung. Termasuk diharapkan dapat membangun "jembatan penghubung” antara Vatikan dengan dunia Muslim.
Paus Fransiskus diagendakan pada hari Sabtu (06/03) akan mengadakan pertemuan simbolis dengan ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatullah al-Sistani di kota Najaf.
Al-Sistani sendiri memang jarang muncul di hadapan umum dan jarang menerima kunjungan. Ini akan jadi pertemuan pertama antara Paus Katolik dan Ayatullah Syiah.
Ziarah Arbain - Ketika Umat Syiah Mengenang Syahidnya Imam Hussein
Setiap tahun puluhan juta umat Syiah menyambangi kota Karbala untuk memperingati Arba'in, 40 hari kematian Imam Hussein di hari Asyura. Meski berbentuk ritual keagamaan, peringatan Arba'in kental nuansa politik.
Foto: Reuters/A. Dhiaa Al-Deen
Ratapan di Tanah Karbala
Setiap tahun jutaan umat Syiah menyambangi makam Imam Hussein di kota Karbala untuk memperingati 40 hari kematiannya setelah hari Asyura. Di tempat ini, cucu Nabi Muhammad itu dibunuh usai berperang melawan Yazid ibn Muawiyah, Khalifah kedua bani Umayyah, dalam perang tahun 680. Usai pertempuran, Yazid diklaim memamerkan kepala Hussein di Masjid Agung Umayyah di Damaskus.
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Kadim
Siasat Muawiyah
Peringatan 40 hari kematian Imam Hussein yang disebut Arba'in menandakan perlawanan kaum Syiah terhadap Bani Umayyah. Menurut catatan sejarah, Muawiyah mencederai janji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Hussein saat menjalin gencatan senjata demi memerangi Kekaisaran Bizantium. Muawiyah saat itu memilih putranya, Yazid, sebagai penerus. Dia lalu mengirimkan pasukan untuk membunuh Hussein
Foto: Wikipedia/Abbas Al-Musavi
Aroma Politik Spiritualisme Arba'in
Asyura dan Arba'in memiliki nilai teologis dalam ajaran Syiah dan kental aroma politik. Tidak jarang kedua hari peringatan dipenuhi pesan-pesan politik atau yel-yel revolusioner, seperti pada demonstrasi menentang Shah Iran pada 1963. Sebab itu bekas diktatur Irak, Saddam Hussein, dilaporkan sering mengkriminalisasi jemaah Syiah yang berpergian untuk memperingati kematian Hussein.
Foto: IRNA
Perkumpulan Terbesar di Bumi
Tahun ini Arba'in jatuh pada tanggal 19 Oktober. Ritual ini biasanya diawali dengan berjalan kaki menuju makam Imam Hussein di jantung kota yang membutuhkan waktu selama 12 hari dari Basra atau Kirkuk, dan tiga hari dari kota Najaf. Hingga kini Arbain yang disambangi oleh lebih dari 15 juta orang tercatat sebagai perkumpulan manusia terbesar di Bumi.
Foto: Irna
Berjuta Berduka
Ziarah Arba'in diawali sudah sejak 1339 tahun lalu, sesaat setelah pertempuran di Karbala. Jika di era Saddam Hussein, tradisi ini banyak dirayakan diam-diam, sejak 2008 jumlah peziarah terus bertambah dari delapan juta, menjadi hingga 20 juta manusia dari 40 negara pada tahun 2013, menurut televisi Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Mizban
Serangan Kebencian Serdadu ISIS
Perjalanan kaki peziarah Arba'in bukan tanpa risiko keamanan. Sejak 2013, hampir setiap tahun serangan teror melalui bom bunuh diri, ranjau atau roket pelontar granat menerpa para jemaah. Terutama organisasi teror Islamic State yang memfatwakan umat Syiah sebagai penista agama yang paling sering mengobarkan aksi teror terhadap peziarah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Mizban
Dua Jantung di Negeri Malapetaka
Karbala di Irak menjadi kota suci umat Syiah karena menampung dua makam putra Imam Ali, yakni Hussein ibn Ali dan Abbas ibn Ali. Menurut teks Syiah, nama kota ini diambil dari bahasa Arab yang berarti "Negeri Malapetaka" atau Karb al-Bala. Kaum Syiah hingga kini masih menggunakan tanah dari Karbala untuk membuat Turbah, kepingan liat yang wajib digunakan untuk bersujud saat salat. (rzn/vlz)
Foto: Reuters/A. Dhiaa Al-Deen
7 foto1 | 7
Setelahnya, Paus akan mengunjungi kota kuno Ur dan gereja-gereja katolik yang berada di Irak utara yang dihancurkan ISIS.
Pada Minggu (07/03), Paus Fransiskus diagendakan mengunjungi wilayah otonom Kurdistan Irak. Di sana ia akan berdoa untuk para korban konflik negeri ini.
Kemudian ia akan mengunjungi kota Qaraqosh, pusat umat Kristen di Irak, dan menyelenggarakan Misa di Erbil yang diperkirakan akan dihadiri 10 ribu jemaah.
Selama kunjungannya di Irak, Paus Fransiskus akan menggunakan kendaraan lapis baja dan ditemani sedikitnya 20 perawat Vatikan.