Apa yang Ditimbun Warga Jerman di Masa Krisis Corona?
26 Maret 2020
Yang berbeda di masa wabah corona bukan hanya pemandangan di pusat-pusat kota, melainkan juga perilaku belanja. Barang apa saja yang diborong warga Jerman?
Iklan
Jaringan supermarket di Jerman memberitakan kenaikan omset di masa krisis corona. Warga menyerbu supermarket besar pada hari-hari pertama sebelum ada pemberlakuan pembatasan ke luar rumah. Sempat terjadi kelangkaan tisu toilet di banyak tempat, karena banyak yang memborong tisu toilet secara berlebihan.
Aplikasi belanja online di Jerman "Bring!" merilis data-data pemesanan barang sejak 16 Februari hingga 22 Maret 2020 dari satu juta pengguna. Ini tentu bukan penelitian representatif, tetapi bisa memberikan sedikit gambaran, apa saja yang diserbu oleh warga Jerman saat mereka merasa berada dalam situasi krisis corona.
Tentu, kebiasaan berbelanja di masa krisis berbeda dari satu negara ke negara lain. Sangat tergantung dari mentalitas dan budaya krisis masyarakatnya. Secara umum, yang paling banyak dibeli di Jerman adalah berbagai bahan makanan, terutama yang diawetkan.
Tetapi ada juga hal-hal menarik yang terungkap dari data-data yang dirilis "Bring!” minggu ini, sebagaimana diberitakan oleh koran kuning Jerman, Bild.
Makanan kaleng di peringkat teratas
Hal yang cukup "mengejutkan” misalnya, adalah bahwa penjualan tertinggi di peringkat kedua ditempati oleh tanah yang dijual dalam kantung untuk menjadi media tanaman. Makanan kaleng tetap menjadi nomor satu. Kelihatannya, di masa krisis pun warga Jerman siap menyambut datangnya musim semi dengan kegiatan berkebun dan menanam berbagai bunga di halaman atau di balkon.
Inilah daftar kenaikan penjualan jenis-jenis barang selama kurun waktu lima minggu menurut peringkatnya dari satu sampai tujuh:
1) Makanan kaleng, kenaikan penjualan 2497 persen (artinya naik hampir 25 kali lipat)
2) Tanah untuk tanaman, kenaikan penjualan 515 persen (naik lebih lima kali lipat)
3) Disinfektan, kenaikan penjualan 292 persen
4) Sabun, kenaikan penjualan 221 persen
5) Beras, kenaikan penjualan 150 persen
6) Tepung, kenaikan penjualan 134 persen
7) Mie kering, kenaikan penjualan 119 persen.
Dari data-data aplikasi "Bring!” juga terlihat, warga Jerman tetap berusaha menyiapkan makanan yang cukup sehat. Angka penjualan sayuran dan buah-buahan naik 62 persen. Tetapi tetap saja, barang-barang untuk "kenikmatan" penting juga. Penjualan anggur misalnya, naik 61 persen. hp/ae (dpa, bild.de)
Bagaimana Kondisi Lockdown di Eropa?
Negara-negara di Eropa secara signifikan telah membatasi aktivitas berkumpul di ruang publik untuk mengerem penyebaran wabah COVID-19. Lalu, bagaimana negara-negara tersebut menerapkan regulasi itu kepada warganya?
Foto: AFP/H. Neubauer
Paris memberlakukan lockdown
Aktivitas di jalan-jalan utama di Paris terhenti total setelah Perancis mengumumkan lockdown secara nasional Selasa lalu. Warga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah mereka, kecuali karena alasan penting seperti membeli makanan, mengunjungi dokter atau pergi bekerja. Walikota Paris, menyerukan social distancing yang lebih ketat karena jumlah kasus infeksi yang terus meningkat di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Camus
Berlin menjadi sepi
Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Minggu (22/03) mengumumkan pembatasan ketat pada pergerakan orang di Jerman. Regulasi tersebut mencakup pelarangan pertemuan publik lebih dari dua orang, menjaga jarak 1,5 meter dan penutupan restoran, pub serta bar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Perbatasan ditutup, orang asing dilarang masuk
Selain membatasi pergerakan warga di dalam negeri, Jerman telah memperketat pembatasan pada orang asing yang memasuki negara. Akibatnya, lalu lintas di bandara tersibuk di Jerman, yaitu di Frankfurt, mengalami penurunan yang signifikan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Bayern perintahkan warga untuk tinggal di rumah
Negara bagian Bayern di selatan Jerman memberlakukan lockdown di seluruh negara bagian mulai akhir pekan lalu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selama dua minggu, warga tidak diperbolehkan berkumpul dalam kelompok di luar rumah dan restoran, bar serta pub juga ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/S. Babbar
Inggris berlakukan social distancing
Inggris telah menutup semua bar, pub, dan restoran untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Perdana Menteri Boris Johnson telah mendesak seluruh warga negara untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting dan kontak dengan orang lain.
Foto: AFP/T. Akmen
Milan: Di jantung pandemi
Dalam beberapa minggu terakhir, pusat pandemi COVID-19 global telah bergeser dari Cina ke Italia. Negara ini mengalami peningkatan infeksi dan kematian secara eksponensial. Italia telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak 10 Maret.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Bruno
Vatikan ditutup untuk umum
Roma dan Kota Vatikan juga dipaksa untuk sangat membatasi pertemuan publik, setelah wilayah Lombardy utara Italia melaporkan merebaknya kasus COVID-19. Situs wisata religi populer seperti Lapangan St. Peter Di Vatikan pun telah ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/E. Inetti
Spanyol: Salah satu negara paling terpukul di Eropa
Pemerintah Spanyol pada hari Minggu berupaya untuk memperpanjang keadaan darurat negara itu menjadi hampir sebulan sampai 11 April, setelah pertama kali diberlakukan pada 14 Maret. Spanyol saat ini memiliki jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak kedua di Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/X. Bonilla
Austria laporkan laju infeksi melambat
Austria melaporkan kenaikan 15% kasus infeksi baru virus corona selama akhir pekan, jauh lebih rendah daripada puncaknya yang sebesar 40%. Penurunan ini terjadi setelah pemerintah memberlakukan social distancing yang ketat. Namun, pihak berwenang di Wina menargetkan untuk menurunkan jumlah infeksi baru SARS-CoV-2 menjadi satu digit selama tiga minggu ke depan. (fs/as)