Apakah Anda merasa kesulitan untuk menjawab pertanyaan pengetahuan umum yang mudah? DW bertanya kepada Dean Burnett, ahli syaraf dan penulis, apakah Google yang menjadi penyebabnya.
Iklan
DW: Apakah Google telah membuat orang menjadi bodoh selama bertahun-tahun?
Dean Burnett: Tidak, saya tidak bisa melihat bagaimana ini bisa terjadi. Argumen utama yang saya lihat mendukung pendapat ini adalah kita biasanya mampu mengingat esai panjang atau puisi dan melafalkannya dengan mudah, karena inilah yang diajarkan di sekolah. Tetapi kemampuan untuk mengingat teks yang panjang bukanlah tanda kecerdasan, dan jika tidak mampu melakukannya tidak berarti Anda 'bodoh'. Intelegensi memiliki banyak faktor budaya dan genetik dan banyak waktu bermuara pada bagaimana Anda menggunakan informasi, bukan seberapa baik Anda mengingatnya. Google memberi kita lebih banyak informasi dari sebelumnya. Jadi ada argumen bahwa justru membuat kita lebih pintar, memberi kita lebih banyak informasi dan membuat otak kita bekerja untuk memprosesnya.
Bagaimana Google mempengaruhi rentang perhatian manusia?
Sulit untuk menjawabnya secara konkret, karena Google belum eksis cukup lama untuk 'mengembangkan' respons neurologis terhadapnya. Sehingga sistem perhatian kita, pada tingkat neurofisiologis, adalah sama. Tetapi tampaknya benar bahwa kini banyak orang tidak menghabiskan waktu lama dengan berfokus pada sesuatu seperti dulu. Otak manusia biasanya mengutamakan kebaruan daripada tingkat kedekatan ketika berhubungan dengan stimulasi dan kegiatan yang menyenangkan. Google memungkinkan Anda untuk mengakses hal-hal baru yang hampir tak terbatas dengan satu sentuhan tombol, sehingga orang jauh lebih tergoda daripada sebelumnya untuk mencari sesuatu yang lebih baik daripada berkonsentrasi pada apa yang di depan mereka. Secara teknis Anda dapat menerapkan ini ke banyak situs internet lainnya, seperti Facebook dan Twitter, bukan hanya Google.
Selamat Ulang Tahun ke-20 Google!
Tepat tanggal 4 September 20 tahun yang lalu Google didirikan. Berikut DW hadirkan beberapa fakta menarik seputar mesin pencari terbesar ini.
Foto: picture-alliance/dpa/Da Qing
Berawal dari proyek universitas
Perusahaan ini didirikan pada 4 September 1998, oleh Larry Page dan Sergey Brin di Menlo Park, California Amerika Serikat. Ide ini berawal dari proyek penelitian di Universitas Stanford untuk menyusun sebuah mesin pencari yang memberi peringkat sebuah laman internet berdasarkan seberapa banyak sebuah situs terhubung ke laman tertentu.
Foto: picture-alliance/JOKER/R. Magunia
Awalnya bernama BackRub
Page dan Brin awalnya menamakan mesin ciptaan mereka "BackRub" karena sistem bekerja memeriksa tautan balik guna mengkalkulasi seberapa penting sebuah situs di internet. Untungnya, mereka akhirnya mengubah nama itu menjadi Google. Nama ini didasarkan pada permainan kata dari simbol matematika untuk nomor 1 dengan 100 nol di belakangnya.
Foto: Reuters/C. Platiau
Nyaris bangkrut dan dijual
Pada masa awal-awal berdirinya, Google sempat mengalami masalah finansial. Para pendiri kemudian menawarkan untuk menjual Google kepada perusahaan teknologi lain yang bernama Excite dengan tawaran sebesar US$ 1 juta, tetapi ditolak. Tawaran telah diturunkan menjadi US$ 750.000, tapi tetap ditolak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Kembali bangkit
Pada pelepasan saham perdana kepada publik (IPO) pada 2004, perusahaan menawarkan lebih dari 19 juta saham dengan harga $ 85 per lembarnya. Larry Page, Sergey Brin, ditambah pengusaha Eric Schmidt sepakat untuk bekerja sama selama 20 tahun hingga 2024. Google pun mengakuisisi banyak perusahaan seperti Android dan YouTube.
Foto: picture alliance/dpa/C. Dernbach
Mendunia
Saat ini, Google telah memiliki lebih dari 60.000 karyawan di 50 negara di dunia. Selain mesin pencari, produk Google juga kian beragam mulai dari peta, layanan surat elektronik, musik hingga ke YouTube untuk Android hingga Smartbox.
Foto: picture alliance/dpa/S. Hoppe
Kantor nonkonvensional
Beberapa kebijakan pada Google dibuat untuk menyejahterakan karyawan dan keluarganya. Google di Amerika Serikat misalnya, bila ada karyawan meninggal, maka pasangannya akan tetap mendapatkan 50 persen penghasilan selama satu dekade. Kantor Google yang berdisain unik juga dikenal penuh makanan untuk para karyawan.
Foto: picture-alliance/dpa
Google doodle
Tahun 2000 Page dan Brin meminta webmaster Dennis Hwang, yang waktu itu masih karyawan magang, untuk mendesain gambar khusus sebagai bagian dari perayaan hari Libur Nasional Prancis. Hasilnya luar biasa. Gambar yang dikenal dengan istilah doodle ini diterima sangat baik oleh para pengguna. Sejak itu, Google secara teratur mengganti doodle mereka dan menyesuaikan dengan pengguna lokal.
Foto: Google
Bisa ikut usulkan doodle
Dalam situsnya, Google mengatakan kalau Tim Doodle dengan senang hati menerima ide-ide baru untuk menjadi doodle berikutnya. Saran untuk Google Doodles dapat dikirim ke alamat email proposals@google.com. Namun karena banyaknya kiriman ide yang diterima setiap hari, mereka meminta maaf tidak dapat dengan cepat merespon tiap ide doodle yang masuk. (Dari berbagai sumber)
Foto: Google Inc.
8 foto1 | 8
Bagaimana otak manusia mengatasi gempuran informasi yang tersedia di Google ini?
Kebanyakan manusia tidak benar-benar menghargai betapa bagusnya otak kita dalam menyaring informasi dari rentetan yang kuat. Indra kita sendiri memberikan lebih banyak informasi ke otak daripada yang pernah kita harapkan untuk diproses setiap menit demi menit, dan otak telah mengembangkan banyak mekanisme untuk menyaring, memprioritaskan dan menangani semua ini. Hal yang sama dapat dikatakan tentang informasi Google. Tetapi itu sedikit berbeda karena itu lebih abstrak dan bersifat kognitif. Sayangnya, metode otak untuk mengatasi surplus informasi tidak selalu ideal. Konfirmasi misalnya, proses di mana kita memprioritaskan informasi yang mendukung apa yang sudah kita pikirkan/percayai dan abaikan apa pun yang tidak. Proses ini meresap dan bertahan dan jelas mendukung sebagian besar kesulitan dan polarisasi yang kita lihat secara online, khususnya di bidang politik.
Apakah manusia menjadi lebih bergantung pada Google dibanding otak mereka?
Saya bisa melihat bagaimana ini bisa menjadi masalah. Manusia mungkin akan cenderung akan langsung bertanya pada Google daripada mencoba menemuka jawabannya sendiri. Tapi jelas itu akan bervariasi dari orang ke orang. Namun, pemrosesan informasi seperti ini hanya sebagian kecil dari apa yang dilakukan otak kita, jadi sulit untuk melihat bagaimana Google dapat lebih diutamakan daripada otak dalam waktu dekat.
Bagaimana Google mengubah Anda?
Google telah merevolusi hidup saya dalam banyak cara. Saya seorang penulis sains dengan perputaran cepat, kemampuan untuk langsung memeriksa studi mana yang mengatakan apa atau apakah ada data yang dipublikasikan untuk mendukung teori saya sangat penting bagi saya dan apa yang saya lakukan, serta kemampuan untuk menemukan argumen balik dan sebagainya sebagainya. Saya sadar bahwa ini adalah posisi yang relatif tidak biasa.
Dean Burnett adalah seorang ahli syaraf, dosen, penulis dan komedian yang berbasis di Cardiff. Dia saat ini bekerja di Centre for Medical Education di Universitas Cardiff. Dia telah menulis buku "The Idiot Brain" dan "The Happy Brain." (vlz/ml)
Perusahaan Raksasa Yang Terkena Sanksi Uni Eropa
Sejak lama Uni Eropa menjatuhkan sanksi denda kepada perusahaan-perusahaan besar yang melanggar aturannya. Sejak 2004, tingginya sanksi denda meningkat dengan cepat.
Foto: picture alliance/dpa/C. Dernbach
Microsoft pertama kali kena denda tinggi 2004
Pada tahun 2004, Komisi Eropa menyelesaikan investigasi selama lima tahun terhadap perusahaan Microsoft dan menyimpulkan, raksasa teknologi AS itu telah memanfaatkan posisi pasarnya sebagai monopoli sistem operasi untuk komputer. Denda yang dijatuhkan 497 juta Euro (US$ 579 juta). Dalam 90 hari, Microsoft diwajibkan untuk menawarkan produk Windows tanpa tambahan software 'Mediaplayer'.
Foto: Imago/H. Rudel
Bill Gates didenda lagi
Tahun 2007, Komisi Eropa kembali menjatuhkan denda terhadap Microsoft, kali ini besar dendanya 900 juta Euro. Komisi Eropa menilai bahwa Microsoft telah membebani pesaingnya dengan biaya lisensi yang tinggi dan tidak masuk akal, sehingga menyulitkan pengembang aplikasi lain. Ini melanggar persyaratan UE yang telah disetujui sebelumnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T.S. Warren
Intel didenda lebih 1 miliar Euro
Tahun 2009, bagian perusahaan pembuat cip Intel yang terkena denda. Sanksi dendanya mencapai 1,06 miliar Euro dan mencatat rekor baru. Sanksi dijatuhkan setelah 10 tahun. Uni Eropa mengatakan, Intel telah menyalahgunakan posisi pasarnya dengan mewajibkan toko-toko besar seperti Saturn dan Media Markt hanya menjual PC yang dibuat dengan cip Intel.
Foto: Imago/Xinhua
Lagi-lagi Microsoft
Tahun 2013, Microsoft terkenda sanski denda lagi. Kali ini sebesar 561 juta Euro. Microfot kali ini dituduh tidak memberi pilihan kepada konsumen soal peramban atau browser untuk internet. Padahal Microsoft sebelumnya berjanji melakukan itu. Komisi Eropa mengatakan, dari Mei 2011 sampai Juli 2012 Microsoft gagal memenuhi kewajibannya.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
Qualcomm beri "imbalan" kepada Apple
Pada 2017, raksasa pemasok cip Amerika Serikat Qualcomm, terkena denda 997 juta Euro. Tuduhannya adalah bahwa perusahaan ini membayar mahal kepada Apple untuk menggagalkan kompetitornya berunding dengan Apple. Itu berarti Qualcomm telah menyalahgunakan posisi dominannya untuk menyingkirkan pembuat perangkat cip lain seperti LTE dari pasar.
Raksasa mesin pencari Google terkena denda setinggi 2,42 miliar. Komisi Eropa menuduh Google memanipulasi hasil pencarian dalam penelusuran belanja online. Google juga dituduh menyalahgunakan posisi pasarnya dan memprioritaskan layanan belanja onlinenya sendiri dalam hasil pencarian di mesin pencarinya. (Teks: hp/ts)