1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Apakah Penggemar Sepak Bola Rusia Berbahaya?

2 Juni 2018

Menjelang turnamen sepak bola Piala Dunia 2018 timbul kekhawatiran soal penggemar sepak bola Rusia. Apa kekhawatiran beralasan? Apa saja langkah pengamanan yang diambil organisator?

Insiden perkelahian di Marseille saat Piala Dunia 2016
Insiden perkelahian saat pertandingan di Marseille dalam Piala Dunia 2016, Rusia lawan InggrisFoto: picture-alliance/S. Simon

Sebelum dimulainya Piala Dunia 2018 di Rusia timbul pertanyaan, bagaimana sikap penggemar sepak bola Rusia. Keputusan soal lokasi diambil Desember 2010. Segera setelahnya, para fans mendapat tekanan dari aparat pemerintah yang berwenang. Demikian keterangan Vlad MDS, pendiri gerakan penggemar sepak bola "Seharusnya Saya Tinggal di Rumah Saja," dalam bincang-bincang dengan DW.

Saat Piala Dunia 2016 berlangsung di Perancis, terjadi perkelahian antara penggemar dari Rusia dan Inggris. Sejak itu pemerintah Rusia menghentikan dialog dengan para penggemar sepak bola. Semua masalah menyangkut para fans sekarang ditangani aparat keamanan, demikian kata pemimpin ikatan fans seluruh Rusia, Aleksandr Schprygin. Sejak perkelahian terjadi antara 200 penggemar klub Spartak dan ZSKA akhir 2016, untuk pertama kalinya dijatuhkan vonis penjara. Sebelumnya, mereka hanya didenda uang.

Dari pusat kota ke daerah pinggiran

Fanatisme di antara fans timbul di Rusia tahun 1970-an. Dan tambah parah, setelah ambruknya Uni Sovyet. Akhir tahun 1990-an terjadi saling pukul yang melibatkan ratusan fans. "Di awal tahun 2000-an, gerakan penggemar sepak bola mencapai puncaknya”, demikian Schprygin. Ketika itu badan anti ekstremisme mulai mengambil langkah tegas terhadap para fans.

Vlad MDS menekankan, ketika itu Kremlin juga mulai menetapkan tujuan-tujuan lain. "Badan itu ingin membentuk perasaan setia kepada kelompok fans beberapa klub sepak bola, untuk digunakan bagi kepentingan sendiri", katanya. Ini disinggung jurnalis Michail Sygar dalam bukunya "All the Kremlin's Men". Ia menggambarkan bagaimana tahun 2005, kepala administrasi kepresidenan Vladislav Surkov mendirikan gerakan remaja "Naschi”.

Di paruh kedua tahun 2000-an, penggemar sepak bola menghilang dari incaran badan keamanan, dan beralih ke kawasan hutan dan pinggiran kota. Jumlah penggemar yang ikut perkelahian juga menurun drastis, hanya 10-30 orang. Ketika itulah, ikatan penggemar sepak bola dibentuk, juga ikatan untuk seluruh Rusia. "Menteri olah raga berhubungan erat dengan kami, dan ikatan penggemar sepak bola seluruh Rusia diintegrasikan dalam ikatan sepak bola Rusia. Putin bertemu dua kali dengan kami, juga Presiden FIFA dan UEFA. Saya anggota komite organisasi bagi Piala Dunia 2018 di Moskow", ditekankan Schprygin. Tapi setelah itu segalanya berubah.

Persiapan bagi Piala Dunia 2018

Menurut Schprygin, setelah insiden di Marseille tahun 2016 terjadi perubahan besar. "Ikatan penggemar sepak bola seluruh Rusia dijadikan pihak yang bertanggungjawab atas sikap para fans di Perancis, kemudian ikatan penggemar dikeluarkan dari ikatan sepak bola Rusia", demikian Schpigin. Organisasinya kemudian menghentikan aktivitas. Dengan pemimpin gerakan sepak bola lain kerap diadakan diskusi soal prevensi, juga denganstaf dari pusat pemberantasan ekstremisme.

Jika terjadi pelanggaran di stadion atau di luar arena, diadakan razia. Ada penangkapan, interogasi dan penjatuhan vonis. "Itu langkah prevensi sebelum Piala Dunia", kata Vlad MDS. Ia menduga, di antara penggemar sepak bola yang radikal terdapat orng-orang tertentu yang bekerjasama dengan aparat keamanan. Karena tekanan pemerintah, "banyak penggemar sepak bola meninggalkan ikatan." Banyak ikatan penggemar regional menghentikan aktivitas mereka. Vlad MDS menduga, setelah Piala Dunia 2018, tekanan akan berkurang.

Kemungkinan tidak ada bentrokan

Pihak-pihak yang dimintai keterangan oleh DW itu sependapat, tidak ada bentrokan serius yang akan terjadi. "Tetapi di manapun ada pertandingan, sepak bola, olah raga, emosi dan massa bertemu, bisa terjadi perkelahian", kata Schprygin. Tetapi bentrokan besar seperti di Marseille tidak mungkin terjadi karena penjagaan keamanan kali ini lebih baik. "Tetapi polisi Rusia akan bereaksi berbeda dibanding dengan di Marseille, di mana polisi hanya melihat tanpa bertindak. Di Rusia aparat akan mencegah terbentuknya kerumunan besar," demikian Schprygin.

Kemungkinan para pemimpin gerakan penggemar sepak bola Rusia akan berada di luar negeri saat Piala Dunia 2018. "Banyak penggemar juga diimbau untuk berada di luar negeri selama turnamen, sehingga mereka punya alibi jika bentrokan terjadi," demikian Vlad MDS.

Tetapi gambaran negatif penggemar sepak bola Rusia sudah keburu negatif. Di samping itu ada tren baru, kata Schpigin, yaitu "pergi ke Eropa untuk berkelahi di sana", kata Schpigin. Menurutnya, banyak penggemar percaya, mereka bisa bersembunyi di masyarakat Eropa. Vlad MDS menambahkan, "Bagi para fans lebih mudah untuk berkelahi di Eropa yang tenang dan damai, daripada di Rusia, di mana semua tahu apa yang akan mereka hadapi."

Penulis: Ilya Koval (ml/ap)