Pihak berwenang Arab Saudi memburu sosok perempuan yang mengunggah videonya saat mengenakan rok mini dan atasan pendek di tempat umum. Video itu memicu sensasi di dunia maya.
Foto: Twitter/BuzzFeedWorld
Iklan
Media lokal Arab Saudi hari Senin (17/7) memberitakan, pejabat-pejabat kalangan konservatif sedang mempertimbangkan tindakan sanksi yang dapat dikenakan terhadap perempuan muda itu, karena melanggar aturan busana bagi perempuan. Perempuan di Arab Saudi di tempat umum harus mengenakan jubah panjang dan longgar yang dikenal sebagai abaya.
Video yang membuat heboh itu pertama kali dibagikan di media sosial Snapchat. Video itu menunjukkan seorang perempuan muda yang berjalan-jalan di sekitar peninggalan benteng bersejarah di Ushaiager, sebuah desa di utaraRiyadh, di wilayah gurun Najd. Di wilayah itu tinggal banyak suku dan keluarga yang dianggap paling konservatif di Arab Saudi.
Berbagai tanggapan lalu bermunculan di media sosial, terutama setelah video itu tersebar lewat Twitter. Sebagian orang menuntut perempuan itu ditangkap, yang lain menegaskan bahwa kebebasan berpakaian seharusnya tidak menjadi kejahatan.
Ibrahim al-Munayif, seorang penulis Saudi yang punya lebih dari 41.000 pengikut di Twitter, menulis di akunnya, bahwa jika hal itu dibiarkan dan orang tidak mematuhi hukum, maka akan terjadi kekacauan.
5 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Perempuan Arab Saudi
Catatan HAM Arab Saudi tidak bagus. Terutama yang berkaitan dengan perlindungan bagi perempuan dan hak-haknya. Walaupun ada kemajuan, ruang gerak perempuan tetap sangat dibatasi.
Foto: Getty Images/AFP
Menyetir Mobil
Tidak ada UU resmi yang larang perempuan menyetir mobil. Tetapi kepercayaan keagamaan yang mendalam melarangnya. Menurut ulama Arab Saudi, perempuan yang menyetir "tidak mengindahkan nilai-nilai sosial". 2011 sekelompok perempuan mengorganisir kampanye "Women2Drive" dengan menempatkan foto-foto mereka ketika menyetir mobil untuk membangkitkan kesadaran perempuan. Kampanye tidak sukses.
Foto: Jürgen Fälchle/Fotolia
Keluar Rumah Tanpa Didampingi Pria
Perempuan Arab Saudi harus didampingi "pengawal" pria jika meninggalkan rumah. Yang jadi pengawal biasanya pria anggota keluarga. Mereka didampingi ke mana saja, termasuk berbelanja dan ke dokter. Praktek ini didasari tradisi konservatif dan pandangan religius, jika perempuan diberi kebebasan, maka akan mudah berbuat dosa.
Foto: imago/CTK/CandyBox
Mengenakan Baju atau Kosmetik Yang Tonjolkan Kecantikan
"Dress code" diatur berdasarkan hukum Islam dan diterapkan di seluruh negeri, tapi tidak sama ketat di semua tempat. Sebagian besar perempuan diharuskan pakai jubah hitam yang tutupi seluruh tubuh dan penutup kepala. Wajah tidak sepenuhnya harus ditutupi, tapi ada juga yang menuntut. Itu semua tidak hentikan polisi agama tegur perempuan karena katanya pakai baju salah atau gunakan banyak kosmetik.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Berinteraksi dengan Pria
Perempuan ditutut batasi waktu yang dilewatkan bersama pria yang tidak punya hubungan darah. Sebagiana besar bangunan umum punya jalan masuk berbeda untuk pria dan perempuan, lapor Daily Telegraph. Di kendaraan umum, taman, pantai juga ada pemisahan antara pria dan perempuan. Jika "bercampur" tanpa ijin bisa sebabkan kedua pihak dituntut, tetapi perempuan biasanya hadapi hukuman lebih berat.
Foto: Fotolia/Minerva Studio
Berkompetisi Bebas dalam Dunia Olah Raga
Awal 2015 Arab Saudi mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade khusus untuk kaum pria. Pangeran Fahad bin Jalawi al-Saud, yang jadi konsultan bagi komite Olimpiade Arab Saudi mengatakan, masyarakat sulit menerima bahwa perempuan bisa berkompetisi dalam olah raga. Ketika Arab Saudi mengirim atlet perempuan ke London untuk pertama kali, ulama garis keras menyebut mereka sebagai "pelacur".
Foto: Fotolia/Kzenon
5 foto1 | 5
"Sama seperti kita meminta orang untuk menghormati hukum di negara tempat mereka melakukan perjalanan, maka orang juga harus menghormati hukum di negara ini," tulisnya.
Pengguna internet yang lain membela perempuan itu, antara lain dengan menunjukkan gambar-gambar dari kunjungan Presiden Donald Trump ke Arab Saudi pada bulan Mei lalu, di mana Ibu Negara AS Melania Trump dan putrinya Ivanka tidak mengenakan abaya atau penutup kepala.
Di Balik Gemerlap Putri-putri Arab Saudi
Kerap jadi sorotan, karena dipandang jelita, punya harta melimpah dan bagai hidup dalam dongeng. Bagaimana kehidupan putri-putri Arab Saudi ini?
Foto: Getty Images/F. Nel
Bertemu pangeran
Setelah orangtuanya bercerai, Putri Ameerah binti Aidan bin Nayef Al-Taweel Al-Otaibi dibesarkan ibu dan kakek-neneknya di Riyadh. Ia menikah dengan Pangeran Alwaleed Bin Talal, keponakan mantan Raja Arab Saudi, sekaligus saudara tiri Raja Arab Saudi saat ini Salman bin Abdulaziz al-Saud, almarhum Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Keduanya bercerai pada tahun 2013.
Foto: Getty Images/F. Nel
Bergerak di bidang kemanusiaan
Harta melimpah tak membuat Putri Ameerah binti Aidan bin Nayef Al-Taweel Al-Otaibi sering berleha-leha. Putri Ameera pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Al Waleed bin Talal yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, seperti mengatasi kemiskinan, edukasi dan pemberdayaan pemuda dan perempuan. Perempuan kelahiran 1983 ini merupakan lulusan terbaik Universitas New Haven.
Foto: Getty Images/D. Berehulak
Melawan tabu
Selain terkenal gemar beramal dan membantu orang tidak mampu, Putri Ameerah juga disorot karena kenekatannya memerangi diskriminasi jender. Ia mendorong kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki, misalnya menentang larangan bagi perempuan untuk menyetir kendaraan di Arab Saudi. Ia juga berjuang agar perempuan di negerinya tak lagi jadi warga kelas dua.
Putri Deena Aljuhani Abdulaziz merupakan istri Sultan bin Fahad bin Nasser bin Abdulaziz, keturunan mantan Raja Arab Saudi, Aziz bin Abdul Rahman Al Saud. Mereka dikaruniai tiga orang anak, seorang anak perempuan dan sepasang putra kembar. Juli 2016 lalu Condé Nast International mengumumkan Putri Deena Aljuhani Abdulaziz sebagai pemimpin editor majalah fesyen Vogue Arabia.
Foto: Getty Images for Burberry/S. C. Wilson
Si rambut pixie
Putri Deena Aljuhani Abdulaziz diakui sebagai salah satu ikon fesyen dunia. Berteman dengan banyak desainer top, sosialita satu ini terkenal trendi. Jika banyak putri digambarkan berambut panjang, ia setia berambut pendek, melengkapi gayanya yang mengikuti perkembangan mode dunia. Kadang tampil dengan rok mini, lain waktu ia muncul dengan gaya musisi rock.
Foto: Getty Images/V. Boyko
Berbisnis di bidang fesyen
Banyak bergaul dengan desainer internasional, Putri Deena pun terjun ke dunia fesyen, dengan membuka butik internasional dengan merek dagang D’NA. Ia berujar: "Memang benar bahwa wilayah kami adalah konservatif karena lingkungannya, tetapi perempuan Arab tidak berbeda dari rekan-rekan mereka di seluruh dunia, bahwa kita ingin merasa diberdayakan dan terlihat cantik."
Foto: Getty Images/C. Ord
Putri pengemplang
Majalah Vanity Fair mengungkap, Putri Maha binti Mohammed bin Ahmad al-Sudairi pada tahun 2009 habiskan Rp. 200-an milyar /hari kala belanja di Paris. 2012, sepupu Pangeran Alwaleed bin Talal ini dilaporkan menunggak tagihan US$ 7 juta di Hotel Shangri-La, dimana ia menginap 5 bulan dan menyewa 41 kamar. Ditambah lagi, utang dari butik-butik. Utang-utang itu akhirnya dilunasi Arab Saudi.
Foto: vanityfair
Marah karena difoto diam-diam?
Sementara itu, media memberitakan putri Hassa pernah melarikan diri ke Paris tahun 2016, setelah diduga memerintahkan pengawalnya untuk membunuh seorang pelukis yang juga dekorator. Metro dan Newscrunch memberitakan,anak perempuan raja Salman itu marah, pelukis itu memotrtnya dengan ponsel di apartemennya. Ed: ap/yf
Foto: newscrunch
8 foto1 | 8
Seorang pengguna Twitter menulis, bahwa seandainya perempuan muda itu warga asing, orang pasti akan membicarakan kecantikannya, tapi karena perempuan ini warga Arab Saudi, orang malah menuntut penangkapannya.
Situs berita Saudi Okaz melaporkan, pejabat di Ushaiager sudah meminta gubernur dan polisi di wilayah itu untuk mengambil tindakan terhadap perempuan yang mengunggah video itu. Situs berita lain, Sabq melaporkan, polisi kerajaan telah menghubungi lembaga-lembaga terkait untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut.
Media sosial sangat populer di Arab Saudi sebagai sering menjadi ruang untuk melampiaskan frustrasi maupun mengukur opini publik.
Buah Haram Wahabisme
Sejak lama dunia mengkhawatirkan paham Wahabisme sebagai wadah terorisme global. Ajaran puritan itu diyakini tidak cuma menjadi rumah ideologi, tapi penganutnya juga ikut membiayai tindak terorisme di Timur Tengah.
Foto: Reuters/C. Barria
Wahabisme Telurkan Radikalisme?
Sejak 2013 silam parlemen Eropa mewanti-wanti terhadap paham Wahabisme. Bahkan Dewan Fatwa Malaysia menilai faham tersebut kerap melahirkan pandangan radikal dan bisa berujung pada tindak terorisme. Pasalnya Wahabisme menganut prinsip pemurnian Islam. Bentuknya yang cenderung eksklusif dan intoleran terhadap ajaran lain membuat penganut Wahabisme rentan terhadap radikalisasi.
Foto: Reuters
Sumber Ideologi
Kebanyakan kelompok teror dari Nigeria, Suriah, Irak hingga ke Pakistan mengklaim Wahabisme atau Salafisme sebagai ideologi dasar. Al-Qaida, Islamic State, Taliban, Lashkar-e-Toiba, Front al Nusra dan Boko Haram adalah kelompok terbesar yang jantung ideologinya merujuk pada paham Islam puritan itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Propaganda dari Riyadh
Hingga kini pemerintah Arab Saudi sudah mengucurkan dana hingga 100 milyar Dollar AS untuk mempromosikan paham Wahabisme ke seluruh dunia. Sebagai perbandingan, Uni Sovyet cuma menghabiskan dana propaganda Komunisme sebesar 7 milyar Dollar AS selama 70 tahun sejak dekade 1920an. Pakar keamanan mencurigai, sebagian dana dakwah itu disalahgunakan untuk membiayai terorisme.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Brakemeier
Dana Gelap di Musim Haji
Pada nota rahasia senat AS dari tahun 2009 yang bocor ke publik, calon presiden AS Hillary Clinton menyebut hartawan Arab Saudi sebagai "donor terbesar" kelompok terorisme di seluruh dunia. Biasanya teroris memanfaatkan musim haji untuk masuk ke Arab Saudi tanpa mengundang kecurigaan aparat keamanan.
Foto: AFP/Getty Images/M. Al-Shaikh
Bisnis Perang
Penyandang dana teror terbesar di Arab Saudi tidak lain adalah hartawan berkocek tebal. Dengan mengandalkan uang minyak, mereka secara langsung atau tidak langsung menyokong konflik bersenjata di Pakistan atau Afghanistan. Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia Kementerian Pertahanan AS yang bocor di Wikileaks.
Foto: Getty Images/AFP/A. Karimi
Sumbangan buat Laskar Tuhan
Kelompok teroris tidak jarang menggunakan perusahaan atau yayasan untuk mengumpulkan dana perang. Lashkar-e-Toiba di Pakistan misalnya menggunakan lembaga kemanusiaan Jamaat-ud Dakwa, untuk meminta sumbangan. Kedoknya adalah dakwah Islam. Salah satu sumber dana terbesar biasanya adalah Arab Saudi.
Foto: AP
Senjata dari Emir
Arab Saudi bukan satu-satunya negara Islam yang menyokong terorisme. Menurut catatan Pentagon yang dipublikasikan majalah The Atlantic, Qatar membantu Jabhat al-Nusra dengan perlengkapan militer dan dana. Kelompok teror tersebut sempat beroperasi sebagai perpanjangan tangan Al-Qaida di Suriah. Jerman juga pernah melayangkan tudingan serupa terhadap pemerintah Qatar ihwal dana untuk Islamic State
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Jebreili
Dinar untuk al Nusra
Tahun 2014 silam Washington Post memublikasikan laporan yang mengungkap keterlibatan Kuwait dalam pembiayaan kelompok teror di Suriah, seperti Jabhat al Nusra. Laporan yang berlandaskan kesaksikan perwira militer dan intelijen AS itu menyebut dana sumbangan raksasa senilai ratusan juta Dollar AS.
Foto: Reuters/H. Katan
Dukungan "tak langsung"
Harus ditekankan tidak ada bukti keterlibatan kerajaan al-Saud dalam berbagai aksi teror di seluruh dunia. Namun pada serangan teror 11 September 2001 di New York, AS, komite bentukan senat menemukan bahwa pelaku memiliki hubungan "tidak langsung" dengan kerajaan dan "mendapat dukungan dari kaum kaya Saudi dan pejabat tinggi di pemerintahan."
Foto: AP
Pencegahan Setengah Hati
Sejauh ini pemerintah Arab Saudi terkesan setengah hati membatasi transaksi keuangan gelap untuk pendanaan terorisme dari warga negaranya. Dalam dokumen rahasia Kementerian Pertahanan AS yang bocor ke publik, Riyadh misalnya aktif melumat sumber dana Al-Qaida, tapi banyak membiarkan transaksi keuangan untuk kelompok teror lain seperti Taliban atau Lashkar-e-Toiba.
Foto: picture-alliance/dpa/Saudi Press Agency
Bantahan Riyadh
Namun Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, membantah hubungan antara ideologi Wahabi dengan terorisme. "Anggapan bahwa Saudi membiayai ekstremisme atau Ideologi kami menyokong ekstremisme adalah omong kosong. Kami aktif memburu pelaku, uang dan dalang di balik tindak terorisme," tukasnya.
Foto: Reuters/C. Barria
11 foto1 | 11
Lebih dari separuh populasi Arab Saudi berusia di bawah 25 tahun. Pewaris takhta kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang berusia 30 tahun, telah mendorong keterbukaan lebih besar untuk menarik dukungan generasi muda.
Namun berbagai peraturan pemisahan gender yang ketat dan pembatasan-pembatasan lain terhadap gerakan dan kegiatan perempuan masih tetap ada.
Berbagai laporan menyebutkan bahwa sosok permpuan itu adalah seorang model yang bernama "Khulood.
hp/ap (ap)
Trio Hijaber Ini Toreh Sejarah di Arab Saudi
Pertama dalam sejarah. Trio ‘hijaber‘ ini mendaratkan pesawat ke Arab Saudi, negara dimana perempuan pun bahkan dilarang mengemudikan kendaraan. Ketiga Srikandi Brunei ini kini panen pujian.
Foto: bento
Trio Hijaber itu
Penerbangan maskapai Royal Brunei Airlines ke Jeddah itu dipimpin kapten Sharifah Czarena, dengan pendampingan oleh Senior First Officers Sariana Nordin dan Dk Nadiah Pg Khashiem yang duduk di kokpit pesawat
Foto: bento
Royal Brunei Airlines
Sang Kapten, Czarena menempuh pendidikan pilot di Inggris. Sejak Desember 2013 ia dipercaya menjadi pilot Royal Brunei pertama yang menerbangkan Boeing 787 Dreamliner dari Bandara Heathrow, London ke Brunei Darusallam.
Foto: Getty Images/D.Purcell
Mendarat di Arab
Pendaratan pesawat oleh para awak perempuan di Jeddah, Arab Saudi ini unik, mengingat terbatasnya kebebasan perempuan di negara itu dalam berkendara. Jika seorang perempuan kedapatan menyetir mobil di Arab saudi, maka akan didenda.
Foto: picture-alliance/dpa
Protes
Para perempuan di Arab Saudi telah melakukan aksi protes, terutama di media sosial. Mereka menuntut pengurangan pembatasan terhadap kaum perempuan di negara itu.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
Perempuan di Brunei
Di Brunei, perempuan Brunei tidak didiskriminasi dalam pekerjaan dan bisnis. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam perceraian dan hak asuh anak. Namun perempuan tidak berhak memilih dan dipilih dalam pemilu.
Foto: picture-alliance/Chromorange/E. Weingartner
Pelopor Penerbang Perempuan
Amelia Earhart yang lahir 24 Juli, hilang 2 Juli 1937, dan dinyatakan tewas 5 Januari1939, adalah pelopor penerbangan dan pejuang hak wanita Amerika Serikat. Ia perempuan pertama penerima penghargaan Distinguished Flying Cross, karena menjadi perempuan pertama yang terbang sendiri menyeberangi samudera Atlantik