APBD DKI Jakarta kabarnya janggal dengan terjadinya kenaikan di pos-pos tertentu. Mari soroti anggaran publik dalam posisi sebagai warga yang uangnya sedang digunakan oleh pemerintah. Opini Zaky Yamani.
Iklan
Belakangan ini linimasa media sosial dipenuhi oleh perdebatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta, yang kabarnya janggal dengan terjadi kenaikan di pos-pos tertentu. Yang menjadi sorotan dan digunjingkan adalah pos-pos anggaran seperti anggaran untuk perjalanan dinas anggota DPRD DKI Jakarta, anggaran untuk tim Anies Baswedan yang diberi nama Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan, sampai anggaran untuk perbaikan kolam air mancur.
Rasanya jarang terjadi publik meributkan perumusan dan penetapan Anggaran Penerimaan dan Belanja, sampai berpanjang-lebar di Facebook. Bukan hanya warga Jakarta saja yang meributkan masalah itu, tetapi juga warga dari daerah-daerah di luar Jakarta. Pergunjingan dan saling adu mulut di antara para rival itu, juga sampai merembet ke grup-grup Whatsapp, bahkan di grup Whatsapp keluarga.
Buntut perseteruan sebelumnya
Saya melihat, pergunjingan dan sorotan publik atas APBD DKI Jakarta itu masih merupakan buntut rivalitas antara pendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Rupanya masing-masing pihak masih terus "bersiaga” untuk saling serang di media sosial, setiap kali ada kesempatan untuk melancarkan serangan.
Tapi terlepas dari masalah rivalitas dan panasnya suasana itu, saya melihat kepedulian publik akan anggaran milik mereka sendiri sebagai tren yang positif. Uang yang digunakan pemerintah untuk dimasukkan ke dalam pos-pos anggaran baik di tingkat daerah maupun pusat adalah uang milik publik yang ditarik sebagai pajak. Sesungguhnya kita—warga negara—harus mengetahui dengan detail uang yang kita setorkan itu digunakan untuk apa, oleh siapa, dan untuk kepentingan siapa. Dan tentu saja publik berhak bertanya, bahkan marah, jika ternyata uang mereka digunakan untuk hal-hal yang jauh dari kepentingan publik.
Selama belasan tahun karier saya sebagai jurnalis, sangat sering saya melaporkan kepada publik tentang proses perencanaan dan penetapan APBD. Tujuan saya tentu hanya satu: untuk memberi tahu kepada publik, bagaimana uang mereka akan digunakan oleh pemerintah. Namun, sangat jarang saya melihat publik secara luas merespon berita-berita semacam itu. Kalau pun ada yang aktif merespon, biasanya adalah aktivis-aktivis dari lembaga-lembaga kepentingan atau lembaga-lembaga penekan, yang memiliki pengetahuan akan politik anggaran publik.
Kalau pun ada di antara para aktivis itu yang membawa persoalan APBD ke media sosial, tak pernah saya menyaksikan hal itu ditanggapi dengan serius, apalagi sampai terjadi perdebatan panjang. Melihat situasi itu, saya kadang merasa masygul, karena seharusnya APBD di setiap daerah disoroti dan diperdebatkan, agar uang publik digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan publik sendiri.
Jutaan Euro Uang Pajak Jerman Terhambur Percuma
Asosiasi Pembayar Pajak Jerman mengangkat seratus kasus penghamburan dana publik dalam setahun terakhir. Berikut sejumlah contoh dari laporan tahunan tersebut.
Foto: picture alliance/Hinrich Bäsemann
Pesawat Tak Berawak Eurohawk: 300 Juta Euro
Saat menteri pertahanan Jerman menghentikan pengembangan pesawat pengawas tak berawak, ia dikritik karena tidak menghentikan lebih cepat. Mengapa menghamburkan 300 juta Euro untuk teknologi yang hanya berguna bagi pesawat, yang hampir mustahil mendapat izin terbang?
Foto: picture-alliance/dpa
Pembangunan Bandara Berlin: 35 Juta Per Bulan!
Bandara Berlin yang baru dijadwalkan buka tahun 2012, namun berkali-kali tertunda akibat masalah konstruksi yang terus bermunculan. Kini biayanya diperkirakan mencapai 5 milyar Euro - dua kali lipat dari rencana semula. Dan karena tanggal pembukaan belum jelas, Asosiasi Pembayar Pajak menghitung per bulan penundaan menelan biaya 35 juta Euro.
Foto: picture-alliance/dpa
Rumah Sakit Kosong: 2 Juta Euro Per Tahun
Pembukaan pusat bedah di Klinik Universitas di Düsseldorf juga tertunda karena hambatan konstruksi seperti pelanggaran aturan keselamatan kebakaran. Sementara dokter dan pasien harus menunggu, biaya pembersihan, penghangat ruangan dan petugas keamanan bagi gedung kosong mencapai 2 juta Euro per tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
Apel dan Wortel Cantik: 500.000 Euro
Wortel berwarna oranye, jus apel berwarna kuning kehijau-hijauan. Bukankah lebih baik kalau ada variasi warna? Itu yang terlintas di pikiran kementerian sains Jerman yang berujung pada investasi bagi proyek pertanian: 230.000 Euro untuk menumbuhkan wortel organik berwarna ungu, putih dan merah, dan 270.000 Euro untuk jus apel berwarna merah.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Jembatan untuk Kelelawar: 435.000 Euro
Kotamadya Biberach menginvestasikan dua jembatan untuk kelelawar - sehingga mereka dapat menyeberang jalan dengan aman. Meski kelelawar bisa terbang, pelestari lingkungan berdalih bahwa beberapa subspesies harus berpegangan untuk dapat menyeberang. Belum ada riset ilmiah yang membuktikan kelelawar pasti menggunakan jembatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Penyelamatan Enam Siput: 300.000 Euro
Pembangunan fasilitas distribusi bagi produk lingkungan di Hamburg dihentikan tahun 2008 saat pecinta lingkungan melihat sejumlah siput langka (planorbarius corneus) di lokasi kontruksi. Menyusul riset dan perencanaan ekstensif, 60 siput dipindahkan ke rumah baru. Riset terhadap keefektifan langkah ini diperkirakan kembali menunda konstruksi hingga tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
Tanda Jalan Berlebihan: 5.000 Euro
Pengingat tiada henti mengenai zona dilarang parkir: Menyetir melewati hutan Tegel dekat Berlin, terdapat tanda peringatan setiap 3 detik bahwa terdapat tanda yang memperlihatkan larangan parkir. Cukup dua tanda - bukan 50 - yang dibutuhkan.
Foto: Fotolia
Memanjakan Diplomat: 275.000 Euro
Sejumlah pegawai kedutaan besar di Berlin memandang kekebalan diplomatik sebagai kartu bebas untuk melanggar rambu lalu lintas. Berkat kegagalan mendenda pelanggaran parkir, kebut-kebutan dan pelanggaran lalu lintas lainnya oleh para diplomat, ibukota Jerman kehilangan 275.000 Euro per tahun.
Foto: Fotolia/Kautz15
Musik 'Pergi Bersama Angin': 40.000 Euro
Sebagai bagian kampanye promosi energi angin di bagian utara Jerman, kementerian lingkungan berinvestasi pada pengembangan instalasi pembangkit energi angin. Rencananya adalah melengkapi turbin angin dengan peluit teknologi tinggi yang dapat dinyalakan dan dimatikan dengan pengendali jarak jauh. Proyek ini perlahan 'kehilangan uap' - dan kini dihentikan.
Foto: picture alliance/Hinrich Bäsemann
9 foto1 | 9
Apakah publik buta akan anggaran mereka sendiri?
Saya pikir tidak sepenuhnya buta, misalnya—saya yakin—banyak orang tahu bahwa sebagian besar anggaran publik habis digunakan untuk menggaji pegawai negeri. Tapi belum tentu banyak yang sadar, bahwa struktur anggaran yang lebih banyak membayar pegawai ketimbang membiayai pembangunan sosial-ekonomi masyarakat adalah struktur anggaran yang tidak adil, tidak efektif, dan tidak efisien. Berapa banyak daerah yang struktur anggarannya tidak adil? Banyak sekali.
Kalau kita pernah berjalan-jalan ke daerah-daerah pinggiran atau ke desa-desa, cobalah perhatikan berapa banyak fasilitas publik layak yang tersedia. Saya yakin, kita sangat sering melalui jalan-jalan yang rusak, bangunan-bangunan sekolah-sekolah yang buruk, saluran-saluran air yang tidak terawat, lampu-lampu jalan yang padam, juga terlalu banyak pemuda pengangguran yang nongkrong tak tahu tujuan. Itu semua akibat dari anggaran yang tidak adil, tidak efektif, dan tidak efisien.
Kalau struktur anggaran publik kita diperbaiki: di mana uang disalurkan untuk membiayai dan menjaga fasilitas publik, dan juga digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga, hal-hal yang saya sebutkan di atas bisa dikurangi secara gradual.
Karena itu, walau suasana kadang memanas dan membuat khawatir, saya gembira melihat publik di Jakarta peduli dengan penggunaan APBD Jakarta. Saya benar-benar berharap, kepedulian itu menyebar ke semua daerah, agar semua orang memelototi untuk siapa dan untuk kepentingan apa uang mereka digunakan, sehingga setiap kesalahan penggunaan bisa diketahui dan dihentikan. Tapi tentu saja, semangat menyoroti anggaran publik itu jangan dilatari dengan sikap benci antarpendukung figur-figur politik. Mari kita soroti anggaran publik dalam posisi sebagai warga yang uangnya sedang digunakan oleh pemerintah.
Penulis: Zaky Yamani (ap/vlz), jurnalis dan novelis
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
Washington: Maaf, kami tutup!
Tanpa kesepakatan anggaran, pemerintah federal AS di Washington tutup separuh layanan umum mulai Selasa (01/10/13). Ratusan ribu pekerja pemerintah dicutikan tanpa bayaran, museum dan taman-taman publik ditutup.
Foto: picture-alliance/dpa
Penting, atau tidak?
Pemerintah federal AS tutup untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, setelah parlemen yang dipimpin oleh Partai Republik menolak untuk menyetujui anggaran tahun 2014. Hanya layanan terpenting yang tidak dibekukan.
Foto: Reuters
Layar yang kosong
Tak heran, siaran “panda cam” dari Kebun Binatang Nasional di Washington DC yang digemari masyarakat, masuk kategori “tidak penting”, sehingga kamera dimatikan dan layar tetap kosong.
Foto: AP
Gerbang tertutup bagi wisatawan
Gerbang taman dan monumen nasional juga ditutup, sehingga wisatawan tidak bisa menikmati keistimewaan monumen dan taman-taman nasional, seperti Yellowstone. Selain flora dan faunanya, Yellowstone park juga terkenal di seluruh dunia karena Old Faithful, yang setia memancarkan air mancur setiap 35 hingga 120 menit.
Foto: M. Ralston/AFP/GettyImages
Diperingatkan dari awal
Pengunjung diperingatkan dari awal bahwa lokasi-lokasi wisata mulai Selasa ditutup, termasuk patung Statue of Liberty, yang sejak 1886 menyambut para migran yang datang ke New York City. Setiap tahunnya, hampir 4 juta orang mengunjungi patung ini setiap tahunnya.
Foto: Reuters
Keamanan tetap diutamakan
Para pekerja tetap mengawasi reaktor-reaktor nuklir selama pemerintah ditutup. Sipir dan pengaman penjara masih bertugas, seperti juga pasukan patroli perbatasan.
Foto: picture alliance/AP Photo
Lalu lintas udara tidak terganggu
Pengamanan lalu lintas udara tidak terimbas oleh pembekuan pengeluaran pemerintah. Juga tim pengaman masih berjaga di lapangan-lapangan terbang dan memeriksa penumpang yang berangkat dan tiba di bandara.
Foto: picture alliance / AP Images
Stasiun antariksa ISS tetap beroperasi
Juga operasi dukungan bagi stasiun antariksa, ISS, yang kini dihuni oleh enam astronot, termasuk dua orang AS masih dilangsungkan. Sementara pekerja lainnya di Badan Antariksa AS, dirumahkan tanpa bayaran.