1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Apple dan Facebook Raup Untung Besar Selama Pandemi

28 Januari 2021

Apple dan Facebook mengumumkan peningkatan besar keuntungan dan pendapatan selama kuartal terakhir 2020. Konsumen makin mengandalkan layanan digital dan media sosial selama pandemi corona.

Foto ilustrasi layanan digital
Foto ilustrasi layanan digitalFoto: Hans Lucas/Imago Images

Apple dan Facebook mengumumkan peningkatan besar keuntungan dan pendapatan selama kuartal terakhir tahun 2020. Konsumen selama pandemi corona semakin mengandalkan layanan digital dan media sosial .

Apple dan Facebook hari Rabu (27/1) mengumumkan angka-angka triwulan keempat tahun 2020 yang menunjukkan peningkatan besar selama krisis kesehatan global.

Apple mengatakan keuntungan mereka selama periode liburan akhir tahun lalu naik 29 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi USD 28,7 miliar. Sementara omset tumbuh 21 persen menjadi USD 111,4 miliar, dengan penjualan internasional menyumbang hampir dua pertiga dari total penjualan.

Tren serupa dilaporkan oleh Facebook, yang meraup laba USD 11,2 miliar dengan pendapatan USD 28 miliar, meningkat 53 persen dan 33 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Analis ekonomi Dan Ives dari Wedbush menggambarkan, pendapatan kuartalan Apple sebagai lompatan hebat. Dia menambahkan, penjualan iPhone yang kuat di Cina menjadi pertanda baik bagi prospek perusahaan. Semakin banyak orang memegang iPhone di tangan, semakin besar peluang Apple untuk menjual musik, game, film, dan lebih banyak gadget lagi yang telah menjadi prioritas perusahaan.

"Kami bersyukur atas tanggapan pelanggan yang antusias terhadap rangkaian produk mutakhir yang tak tertandingi yang kami kirimkan selama musim liburan," kata Direktur Utama Apple Tim Cook.

Big Tech: Konsumen mengandalkan layanan digital di masa pandemi untuk berbagai halFoto: Reuters

Saling serang dua raksasa Apple dan Facebook

Facebook mengatakan jaringan sosial itu sampai akhir Desember memiliki sekitar 2,8 miliar pengguna, sementara 3,3 miliar orang menggunakan setidaknya satu dari "keluarga" aplikasi Facebook, termasuk Instagram, WhatsApp dan Messenger.

"Kami memiliki akhir yang kuat untuk tahun ini karena orang dan bisnis terus menggunakan layanan kami selama masa-masa sulit ini," kata Direktur Utama dan pendiri Facebook, Marc Zuckerberg.

Namun raksasa Silicon Valley itu dalam rilisnya mengatakan bahwa mereka akan menghadapi "ketidakpastian yang signifikan" di masa mendatang, dengan adanya banyak regulasi baru yang dapat membatasi cara Facebook beriklan secara terarah.

Mark Zuckerberg kembali melontarkan kritik terhadap Apple dan mengatakan kepada kalangan investornya, Apple adalah salah satu pesaing terbesar perusahaannya, dengan layanan ponsel cerdas dan pembatasan ketat di App Store, satu-satunya pintu gerbang ke iPhone.

Direktur utama dan pendiri Facebook Marc ZuckerbergFoto: Reuters/L. Millis

Berebut pasar iklan di layanan digital

Facebook bulan lalu mengeritik kebijakan Apple yang disebutnya akan akan merugikan bisnis kecil. Perselisihan antara dua raksasa teknologi itu berawal dari kebijakan Apple dalam versi terbaru perangkat lunak operasi Iphone, iOS. Versi terbaru iOS akan memuat fitur kontrol privasi baru yang disebut "transparansi pelacakan", yang diklaim Facebook akan melumpuhkan kemampuannya untuk menyajikan iklan bertarget di Iphone.

Facebook meningkatkan serangannya terhadap kontrol privasi baru Apple bulan lalu dalam serangkaian iklan satu halaman penuh di harian-harian The New York Times, The Wall Street Journal dan surat kabar nasional lainnya. Kampanye itu menyebutkan bahwa beberapa layanan digital gratis akan lumpuh, jika mereka tidak dapat lagi mengumpulkan informasi pribadi untuk menyesuaikan penjualan iklan mereka.

hp/as  (afp,rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait