Putra mahkota Arab Saudi tandatangani perjanjian pembelian 48 jet tempur dalam kunjungannya di Inggris. Kesepakatan dikritik tajam oleh sejumlah organisasi HAM.
Iklan
Inggris tandatangani pemesanan 48 jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Arab Saudi. Kesepakatan disetujui, meskipun Inggris mengritik sepak terjang Arab Saudi di Yaman.
Penandatangan "memorandum of intent" diadakan pada hari terakhir lawatan tiga hari Putra Mahkota Mohammad bin Salman di Inggris. "Kunjungan Putra Mahkota membuka babak baru dalam hubungan bersejarah kedua negara." Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson.
"Kami sudah mengambil langkah penting menuju pemesanan jet tipe Typhoon berikutnya, yang akan meningkatkan keamanan di Timur Tengah, dan mendorong industri serta lapangan kerja di Inggris, di sektor kedirgantaraan," demikian ditambahkan Williamson.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
"Kesepakatan memalukan"
Perusahaan BAE Systems yang bergerak di bidang peralanan militer kemungkinan akan memenuhi pesanan lukratif tersebut, yang sudah didiskusikan sejak beberapa tahun lalu. Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi telah memerangi pemberontak Houthy di Yaman sejak 2015. Kedua pihak yang bertempur saling menuduh melakukan kejahatan perang.
"Jika disetujui, kesepakatan memalukan ini akan dirayakan di istana di Riyadh, juga oleh semua perusahaan yang akan mendapat keuntungan. Tapi ini akan jadi kehancuran lebih besar lagi bagi rakyat Yaman," demikian dikatakan Andrew Smith dari organisasi Campaign Against Arms Trade.
Wabah Kolera Melanda Yaman
Infeksi Kolera di Yaman saat ini mencapai 2.500 kasus dalam dua pekan. Pemerintah di Sanaa kewalahan menghadapi wabah yang merajalela dan mendeklarasikan situasi darurat di negeri yang remuk oleh perang.
Foto: Reuters/A.Zeyad
Keberuntungan Semu
Kendati terinfeksi Kolera, ia masih dianggap beruntung. Pasalnya pria tua ini sempat menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Sanaa. Namun dengan angka korban yang melonjak, klinik dan rumah sakit di Yaman mulai kewalahan menampung pasien.
Foto: Picture alliance/Photoshot/M. Mohammed
Banjir Nestapa di Sanaa
Sejak 6 Mei lalu, ketika foto ini dibuat di rumah sakit pemerintah di Sanaa, angka korban Kolera melonjak drastis. Direktur Komite Palang Merah Internasional, Dominik Stillhart, mewanti-wanti terhadap "bencana kemanusiaan" di ibukota. Saat ini sekitar 115 pasien meninggal dunia dalam dua pekan akibat penyakit mematikan tersebut.
Foto: Reuters/K. Abdullah
Ibukota Perang Saudara
Situasi sanitasi di ibukota mempermudah munculnya wabah penyakit. Sampah dibiarkan mengotori jalanan sejak petugas kebersihan melakukan mogok massal lantaran tunggakan upah. Situasi ini dimanfaatkan penduduk miskin untuk mengais makanan di antara sampah.
Foto: Getty Images/M.Huwais
Lantai Beralas Karton
Saat ini kondisi kebersihan di klinik dan rumah sakit juga merosot drastis. Banyak pasien yang terpaksa menginap di atas lantai rumah sakit lantaran minimnya tempat tidur. Sebagian menggunakan kardus dan karton sebagai alas.
Foto: Getty Images/M.Huwais
Fatal buat Anak-anak
Buang air besar dan muntah-munrah biasanya menjadi gejala umum Kolera. Wabah di Yaman ditengarai disebabkan oleh kualitas air yang buruk. Pasien Kolera biasanya diberi asupan cairan yang mengandung gula dan garam. Jika tidak ditangani, wabah Kolera bisa berbuah fatal, terutama pada anak-anak.
Foto: Getty Images/M.Huwais
Banjir Memperparah Wabah
Sebuah truk sampah berusaha melewati jalan raya di ibukota Sanaa yang terendam banjir menyusul hujan lebat. Banjir di sejumlah wilayah Yaman dan lambatnya reaksi pemerintah mempercepat penyebaran wabah penyakit.
Foto: Getty Images/M.Huwais
Bantuan Tersendat
Tidak hanya di Sanaa, beberapa kota lain di Yaman juga sibuk menghadang wabah yang kian mengganas. Kementerian Kesehatan menyerukan organisasi internasional agar secepatnya mengirimkan bantuan. Yaman yang remuk oleh konflik bersenjata antara Arab Saudi dan pemberontak Houthi kekurangan tenaga medis dan obat-obatan buat menyelamatkan korban Kolera.
Foto: Picture alliance/AP Photo/H. Mohammed
7 foto1 | 7
Human Rights Watch yang mendokumentasikan pemboman target sipil dan infrastruktur di Yaman oleh jet tempur Arab Saudi mengecam kesepakatan penjualan jet dengan Inggris.
"Inggris secara memalukan menjual 48 jet Typhoon saat angkatan udara Arab Saudi terus menghujani Yaman dengan kematian dan kesengsaraan," demikian dikatakan Philippe Bolopion, dari Human Rights Watch lewat jejaring sosial Twitter.
Yaman - Bertahan Hidup dengan Sampah
Jutaan warga Yaman harus melarkan diri dari peperangan. Begitu juga keluarga Ruzaiq yang terpaksa hidup dari sampah di pengungsian.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Harapan di Tempat Kotor
Lokasi pembuangan sampah di pinggir kota pelabuhan Hudaidah di Yaman Barat. Di tempat yang bagi kebanyakaan orang bukanlah tempat tinggal yang layak ini keluarga Ruzaig bernaung.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Damai di Gubuk
Di tempat pembuangan sampah ini hidup 18 keluarga. Mereka mengaku merasa jauh lebih aman dibandingkan di kampung halaman mereka di barat laut Yaman, yang kerap menjadi sasaran pemboman pesawat tempur Arab Saudi.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Dari Sampah ke Mulut
Sarapan "seadanya": roti, kentang, paprika. Sebelum menyiapkan hidangan, mereka terlebih dahulu harus bersusah payah memilah bahan pangan yang masih layak dikonsumsi dari tumpukan sampah.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Masa Kecil dalam Perang
Selain mengais sisa makanan, Ayoub Mohammed Ruzaiq (11 tahun) juga mengumpulkan botol plastik untuk kemudian dijual.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Jatah Hidup
Dalam lemari es yang telah rusak ini, keluarga Ruzaiq menyimpan bahan makanan yang mereka temukan di tempat pembuangan sampah.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Berserah pada Tuhan
Mohammed Ruzaiq (belakang kiri), yang berusia 67 tahun, mengatakan bahwa ia tidak menginginkan bantuan orang lain. "Kami hanya menginginkan berakhirnya peperangan, malapetaka ini. Setelah itu Tuhan lah yang akan melindungi kami."
Foto: Reuters/A. Zeyad
Tidur dalam Lapar
Tidak jarang keluarga Ruzaiq terpaksa tidur dengan perut kosong. Beralaskan karton atau di tempat tidur gantung mereka merebahkan diri di gubuk beratap plastik.
Foto: Reuters/A. Zeyad
Belum Tampak Akan Berakhir
Kemungkinan Ayoub beserta keluarganya terpaksa masih harus bertahan hidup lebih lama di tempat pembuangan sampah ini. Peperangan masih berkecamuk dan bantuan internasional hampir tidak tersedia bagi Yaman.
Foto: Reuters/A. Zeyad
8 foto1 | 8
Pengeran memperbaiki citra Arab Saudi
Pangeran Mohammad, yang kemungkinan akan memimpin Arab Saudi selama beberapa dekade setelah ayahnya meninggal dunia, menjalankan upaya memperbaiki citra Arab Saudi, yang selama ini monarki konservatif.
Namun perang yang diluncurkannya di Yaman merusak citranya sebagai pelaksana reformasi dan pemimpin yang moderat. Kunjungannya di Inggris diwarnai sejumlah dmonstrasi di jalan-jalan yang memperotes penjualan senjata dari Inggris ke Arab Saudi.
Beberapa pekan lalu Jerman memutuskan menghentikan penjualan senjata ke semua partai yang terlibat perang di Yaman. Itu ditanggapi Arab Saudi dengan pernyataan, mereka akan membeli senjata dari negara lain.
ml/ap (afp, Reuters)
Menengok Hak Perempuan di Arab Saudi
Arab Saudi sudah mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk memiliki surat izin mengemudi tanpa harus ada izin dari "penjaga legal". Untuk itu perjuangannya panjang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
1955: Sekolah pertama buat anak perempuan, 1970: Universitas pertama
Dulu, anak perempuan Arab Saudi tidak bisa bersekolah seperti murid-murid sekolah di Riyadh. Penerimaan murid di sekolah pertama untuk perempuan, Dar Al Hanan, baru dimulai 1955. Sementara Riyadh College of Education, yang jadi institusi pendidikan tinggi untuk perempuan, baru dibuka 1970.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2001: Kartu identitas untuk perempuan
Baru di awal abad ke-21, perempuan bisa mendapat kartu identitas. Padahal kartu itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa mereka, misalnya dalam cekcok soal warisan atau masalah properti. Kartu identitas hanya dikeluarkan dengan dengan izin dan diberikan kepada muhrim. Baru tahun 2006 perempuan bisa mendapatkannya tanpa izin muhrim. 2013 semua perempuan harus punya kartu identitas.
Foto: Getty Images/J. Pix
2005: Kawin paksa dilarang - di atas kertas
Walaupun 2005 sudah dilarang, kontrak pernikahan tetap disetujui antara calon suami dan ayah pengantin perempuan, bukan oleh perempuan itu sendiri.
Foto: Getty Images/A.Hilabi
2009: Menteri perempuan pertama
Tahun 2009, King Abdullah menunjuk menteri perempuan pertama. Noura al-Fayez jadi wakil menteri pendidikan untuk masalah perempuan.
Foto: Foreign and Commonwealth Office
2012: Atlit Olimpiade perempuan pertama
2012 pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya setuju untuk mengizinkan atlit perempuan berkompetisi dalam Olimpiade dengan ikut tim nasional. Salah satunya Sarah Attar, yang ikut nomor lari 800 meter di London dengan mengenakan jilbab. Sebelum Olimpiade dimulai ada spekulasi bahwa tim Arab Saudi mungkin akan dilarang ikut, jika mendiskriminasi perempuan dari keikutsertaan dalam Olimpiade.
Foto: picture alliance/dpa/J.-G.Mabanglo
2013: Perempuan diizinkan naik sepeda dan sepeda motor
Inilah saatnya perempuan untuk pertama kalinya diizinkan naik sepeda dan sepeda motor. Tapi hanya di area rekreasi, dan dengan mengenakan nikab dan dengan kehadiran muhrim.
Foto: Getty Images/AFP
2013: Perempuan pertama dalam Shura
Februari 2013, King Abdullah untuk pertama kalinya mengambil sumpah perempuan untuk jadi anggota Syura, atau dewan konsultatif Arab Saudi. Ketika itu 30 perempuan diambil sumpahnya. Ini membuka jalan bagi perempuan untuk mendapat posisi lebih tinggi di pemerintahan.
Foto: REUTERS/Saudi TV/Handout
2015: Perempuan memberikan suara dalam pemilu dan mencalonkan diri
Dalam pemilihan tingkat daerah di tahun 2015, perempuan bisa memberikan suara, dan mencalonkan diri untuk dipilih. Sebagai perbandingan: Selandia Baru adalah negara pertama, di mana perempuan bisa dipilih. Jerman melakukannya tahun 1919. Dalam pemilu 2015 di Arab Saudi, 20 perempuan terpilih untuk berbagai posisi di pemerintahan daerah, di negara yang monarki absolut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Batrawy
2017: Perempuan pimpin bursa efek Arab Saudi
Februari 2017, untuk pertama kalinya bursa efek Arab Saudi mengangkat kepala perempuan dalam sejarahnya. Namanya Sarah Al Suhaimi.
Foto: pictur- alliance/abaca/Balkis Press
2018: Perempuan akan diijinkan mengemudi mobil
September 26, 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa perempuan akan segera diizinkan untuk mengemudi mobil. Mulai Juni 2018, perempuan tidak akan perlu lagi izin dari muhrim untuk mendapat surat izin mengemudi. Dan muhrim juga tidak harus ada di mobil jika mereka mengemudi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
2018: Perempuan akan diijikan masuk stadion olah raga
29 Oktober 2017, Badan Olah Raga mengumumkan perempuan akan boleh menonton di stadion olah raga. Tiga stadion yang selama ini hanya untuk pria, juga akan terbuka untuk perempuan mulai 2018.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2019: Perempuan Saudi akan mendapat notifikasi melalui pesan singkat jika mereka diceraikan
Hukum baru dirancang untuk lindungi perempuan saat pernikahan berakhir tanpa sepengetahuan mereka. Perempuan dapat cek status pernikahannya online atau dapat fotokopi surat tanda cerai dari pengadilan. Hukum ini tak sepenuhnya lindungi perempuan karena cerai hanya dapat diajukan dalam kasus terbatas dengan persetujuan suami atau jika suami lakukan tindak kekerasan. (Penulis: Carla Bleiker, ml/hp)