1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Arab Saudi Makin Santai Soal Pemisahan Gender

10 Desember 2019

Arab Saudi yang dikenal sangat konservatif kini menjadi sedikit lebih santai terkait pemisahan gender. Di negara kerajaan ini, laki-laki dan perempuan yang mau masuk ke restoran tidak lagi harus lewat pintu yang berbeda.

Saudi-Arabien Riad | McDonald’s Geschlechtertrennung, Ladies Section
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine

Para perempuan dan lelaki di Arab Saudi kini boleh melewati pintu masuk yang sama ketika mengunjungi sebuah restoran atau kafe. Selama ini, di sana terdapat sebuah pintu masuk untuk perempuan dan keluarga dan sebuah pintu masuk khusus para lelaki yang bepergian seorang diri atau bersama lelaki lainnya.

Namun ketentuan ini sekarang akan dihapuskan, demikian ungkap pengumuman kementerian terkait di ibu kota Riyadh. Masih belum jelas apakah pemisahan tempat duduk di dalam restoran yang selama ini berlaku juga akan dihapuskan.

Namun disebutkan juga bahwa peraturan baru ini tidak bersifat wajib. Ini berarti para pemilik restoran masih memiliki kewenangan apakah akan tetap memberlakukan kebijakan pemisahan pintu masuk atau tidak. Peraturan baru ini juga berlaku untuk pusat hiburan dan ruangan-ruangan yang digunakan untuk pesta pernikahan.

Baca juga: Taktik Arab Saudi Gunakan Pop Musik Untuk Raih Dukungan Politik Kaum Muda

Liberalisasi di berbagai bidang

Di Kerajaan Arab Saudi yang amat konservatif ini terdapat serangkaian peraturan ketat yang berlaku di banyak bidang kehidupan. Namun, atas prakarsa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, beberapa dari peraturan ini juga telah dilonggarkan di beberapa tahun belakangan ini.

Para perempuan di Arab Saudi kini telah diizinkan untuk mengemudikan kendaraan dan dalam kondisi tertentu juga boleh menonton pertandingan sepak bola di stadion olahraga.

Selain itu, para perempuan juga dapat memesan kamar hotel tanpa harus menunjukkan izin dari laki-laki, mereka juga boleh memiliki paspor dan bepergian ke luar negeri. Di negara itu juga mulai diputar film-film di gedung bioskop.

Para pemimpin agama di negara ini menganggap reformasi semacam itu tidak ubahnya sebagai duri. Arab Saudi dipengaruhi oleh Wahhabisme yang menginterpretasikan Islam secara kaku dan tradisional.

Baca juga: Genjot Pariwisata, Arab Saudi Rangkul Pasangan Belum Menikah

ae/rap (dpa, ap, aljazeera)