Arkeolog Jerman Temukan Peninggalan Perpustakaan Romawi Kuno
27 Juli 2018
Para arkeolog yakin telah menemukan apa yang tampak seperti fondasi perpustakaan tertua yang pernah ditemukan di Jerman. Dibangun oleh Roma sekitar 1.800 tahun lalu.
Iklan
Sisa-sisa tembok besar kuno di kota Köln itu pertama kali digali setahun yang lalu dalam pekerjaan konstruksi untuk pusat gereja Protestan yang baru. Tembok itu segera dikenali sebagai fondasi gedung dari jaman Romawi. Awalnya para peneliti menduga, tembok itu adalah sisa reruntuhan gedung pertemuan sidang umum.
Namun para arkeolog menemukan "bagian yang tidak biasa, seperti ceruk" di dinding, kata pejabat pelestarian peninggalan bersejarah kota Köln, Marcus Trier.
Setelah membandingkan struktur temuan dengan bangunan kuno lainnya, termasuk kota Romawi Efesus di Turki yang memiliki perpustakaan monumental, ternyata sisa-sisa reruntuhan di Koeln berasal dari perpustakaan yang dibangun sekitar abad ke-2. Pada masa itu, Köln berada di bawah kekuasaan Romawi.
Situs bersejarah
Bangunan aslinya diduga terdiri dari dua lantai, dengan ukuran sekitar 20 kali 9 meter – lalu masih diperpanjang kemudian. Marcus Trier mengatakan, para peneliti dan ilmuwan kala itu punya banyak pilihan untuk dibaca. Dan ada "beberapa ribu gulungan (tulisan) yang bisak dipinjam."
Sisa-sisa perpustakaan kuno itu sekarang akan diintegrasikan ke dalam gedung gereja yang baru. Peninggalan Romawi tersebut nantina bisa diakses oleh pengunjung. Bagian lainnya akan tetap dipertahankan untuk bahan penelitian arkeologi.
Kota Köln di tepi sungai Rhein dikenal di seluruh dunia karena Katedral Gotiknya "Kölner Dom" yang megah yang terletak di pusat kota. Tapi Köln juga kaya peninggalan Romawi.
Dibangun jendral Romawi
Seorang jenderal Romawi mendirikan pemukiman di kawasan ini pada tahun38 sebelum Masehi dan menamakannya Ara Ubiorum. Beberapa puluh tahun kemudian, kota ini menjadi pos terdepan pasukan Romawi dan diberi status koloni oleh Kaisar Claudius.
Kaisar Claudius juga mengganti namanya menjadi Colonia Claudia Ara Agrippinensium, disingkat CCAA, sebagai penghormatan terhadap istrinya Agrippina yang lahir di sana.
Peninggalan dari masa Romawi hingga sekarang masih bisa dilihat di bagian kota Köln, dari tembok besar, gerbang kota, sistem saluran air di atas sampai sistem kanal di bawah tanah. Sekarang situs bersejarah kota Köln bertambah dengan ditemukannya peninggalan perpustakaan Romawi kuno.
10 Alasan Harus Jalan-Jalan ke Köln
Seni, kebudayaan, karnaval. Itu baru sebagian alasan. Berbagai bangunan yang menampilkan sejarah 2.000 tahun, pameran, museum dan banyak lainnya juga menyebabkan orang harus datang ke Köln.
Foto: Dieter Jacobi/KölnTourismus GmbH
Katedral Köln (Kölner Dom)
Setiap hari sekitar 20.000 orang berkunjung ke katedral itu, dan menjadikannya salah satu tujuan wisata paling populer di Jerman. Katedral Köln usianya lebih dari 700 tahun. Katedral dengan arsitektur Gotik ini masuk daftar warisan budaya UNESCO sejak 1996.
Foto: Udo Haake/KölnTourismus GmbH
Pusat Kota Tua - Lokasi Bersejarah dan Modern
Kota tua Köln hampir rata dengan tanah selama Perang Dunia II. Banyak fasade rumah tua direnovasi kembali tahun 1960-an, seperti di lokasi Fischmarkt atau pasar ikan (foto). Di gang-gang kota tua bisa ditemukan banyak kafe apik, restoran dan tempat pembuatan bir.
Foto: Jens Korte/KölnTourismus GmbH
Kota Asal Bir Kölsch
Ini asal bir bermerek Kölsch, yang hanya diproduksi di sini. Disajikannya dengan gelas berbentuk kurus tinggi, yang berisi 0,2 liter bir. Biasanya orang menikmati bir dengan makanan khas lokal seperti "Himmel und Äad", yaitu dialek lokal yang berarti langit dan bumi.
Foto: Privatbrauerei Gaffel
Museum - Dari Antik Sampai Modern
Banyak tawaran bagi pencinta seni dan kebudayaan di Köln. Di sini ada banyak galeri, museum dan pameran. Seperti di Museum Ludwig, orang bisa menikmati karya kontemporer, seni populer dan karya ekspresionis. Museum di Köln bertema macam-macam, mulai dari teknologi sampai coklat.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Gereja - Saksi Kemegahan Masa Lalu
Di Abad Pertengahan, Köln adalah kota terbesar di kawasan dunia yang memakai bahasa Jerman, dan jadi pusat kehidupan gereja yang penting. Saat inipun, posisi Köln di masa lalu masih bisa dilihat pada 12 gereja bergaya Romanes. Yang paling besar gereja St. Maria im Kapitol.
Foto: Jens Korte/KölnTourismus GmbH
Rheinpark: Taman Bermain Raksasa
Taman ini berada di seberang Katedral Köln. Diantaranya terbentang sungai Rhein. Rheinpark luasnya 40 hektar. Taman berumput yang sangat luas jadi taman bermain bagi anak-anak, tempat main sepak bola, dan tempat barbeque. Skylift bisa membawa pengunjung dari lokasi ini, menyeberangi sungai kemudian ke kebun binatang Köln.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Karnaval: Musim Ke Lima
Tiap tahun, selama seminggu di bulan Februari atau Maret, Köln jadi lokasi perayaan karnaval. Karnaval Köln adalah salah satu pawai karnaval jalanan terbesar di dunia. Kata terpenting dalam karnaval adalah "Alaaf," yang jadi seruan saat karnaval.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini
Pameran Dagang - Dari Gamescom Sampai Art Cologne
Secara global Köln dikenal sebagai kota pameran perdagangan. Misalnya pada Gamescom, yang jadi pameran tahunan untuk komputer dan game, banyak perusahaan pamerkan piranti lunak dan keras baru ciptaan mereka. Sementara Art Cologne jadi pameran seni paling tua di dunia, untuk seni modern dan kontemporer.
Foto: Koelnmesse GmbH
Terbuka dan Menyambut Warga Baru
Metropolitan dan toleran, itulah citra Köln. Setiap tahun diadakan ColognePride, program selama dua pekan untuk mendukung hak-hak homoseksual dan transgender. Ini yang terbesar di Eropa. Sementara parade Christopher Street Day berlangsung tiap akhir pekan pertama di bulan Juli.
Foto: picture alliance/R. Goldmann
Sungai Rhein: Rute Perdagangan dan Rekreasi
Köln banyak beruntung karena lokasinya yang di tepi sungai, yang juga jadi jalan air! Sungai Rhein adalah sungai terpanjang di Jerman. Orang Romawi tahu betapa strategisnya lokasi ini ketika mereka mendirikan pemukiman pertama di kawasan Köln tahun 19 SM. Di sungai orang bisa naik kapal untuk menikmati keindahan kota atau berolahraga mendayung. Penulis: Christina Deicke (ml/vlz)