1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Annalena Akan Gantikan Angela? Ini Kata Generasi Muda Jerman

21 April 2021

Armin Laschet dari kubu konservatif CDU/CSU, Annalena Baerbock dari Partai Hijau, dan Olaf Scholz dari Sosialdemokrat SPD, itulah tiga kandidat utama untuk Pemilu Jerman 26 September 2021. Apa kata para pemilih mudanya?

Dari kiri ke kanan: Armin Laschet, Annalena Baerbock, Olaf Scholz
Dari kiri ke kanan: Armin Laschet, Annalena Baerbock, Olaf Scholz

Armin Laschet akhirnya ditetapkan sebagai kandidat utama CDU/CSU, setelah pertarungan sengit dengan Ketua Umum partai CSU yang ambisius, Markus Söder. Anggota CDU Christian Weiler, 25 tahun, mengatakan ada "beban berat yang seperti terangkat" dari dadanya. "Akhirnya ada kejelasan," tambahnya.

Sebelumnya, organisasi pemuda CDU "Junge Union" dengan sekitar 100.000 anggota justru merekomendasikan Ketua CSU Markus Söder, yang dalam jajak pendapat memang jauh lebih populer. Tetapi jajaran pimpinan CDU akhirnya menetapkan Laschet sebagai kandidat utama partai konsevatif dalam pemilu yang akan digelar September mendatang.

Bagi Christian Weiler, itulah pilihan yang logis. "Armin Laschet telah membuktikan dalam pemilihan negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) tahun 2017, bahwa dia bisa menang dan dapat mengubah situasi, sekalipun saat itu juga tertinggal jauh dalam jajak pendapat", jelasnya. NRW adalah negara bagian dengan populasi terbanyak di Jerman.

Christian Weiler yakin bahwa Armin Laschet akhirnya akan menggantikan Angela Merkel sebagai kanselir ke-9 Republik Federal Jerman. Tapi bagaimana jika CDU/CSU tidak muncul sebagai pemenang suara mayoritas dalam pemilu 26 September mendatang? Christoph mengatakan, dia juga bisa menerima koalisi Partai-Hijau dan CDU, sekalipun nanti kandidat Partai Hijau yang menjadi kanselir.

Christian WeilerFoto: Privat

Peluang besar Partai Hijau: Annalena menggantikan Angela?

Mara Richarz, 20 tahun, anggota Partai Hijau tentu akan setuju dengan koalisi Partai Hijau-CDU/CSU. Yang penting bagi dia, partainya yang memenangkan pemilu dan berhak menentukan siapa yang akan menjadi kanselir. Mara sejak dua tahun menjadi anggota organisasi muda Partai Hijau, yang beranggotakan 15 ribu orang. Dia terjun ke politik karena isu perlindungan lingkungan dan krisis iklim.

"Dengan Annalena Baerbock, kami menatap ke masa depan. Partai Hijau benar-benar ingin melakukan lompatan perubahan. Itulah yang secara fundamental berbeda dari partai CDU/CSU: mereka selalu mengejar ketinggalan dan melihat ke belakang," katanya.

Mara mengatakan, perselisihan "dua saudara" dikubu konservatif CDU/CSU telah merusak sendiri citra mereka. "Itu seperti pernyataan buruk bagi orang luar, bahwa dalam situasi saat ini, di tengah gelombang ketiga pandemi corona, agenda konservatif didominasi perebutan kekuasaan dan politisasi".

Dia sendiri optimis, tren "gelombang Hijau" akan terus berlanjut dan Annalena Baerbock akan mampu mencapai jabatan kanselir. "Perlindungan iklim dan kebijakan lingkungan telah diakui sebagai masalah penting oleh sebagian besar warga Jerman, dan Partai Hijau adalah pihak yang paling dapat dipercaya untuk agenda ini", pungkas Mara.

Carla DiezFoto: privat

Olaf Scholz - sang kuda hitam?

"Tapi bisa saja situasi keseluruhan berkembang lain dalam enam bulan mendatang", kata Carla Diez, 24 tahun. Dia sudah menjadi juru kampanye untuk SPD semasa duduk di bangku sekolah. Sejak dua tahun dia menjadi anggota anggota organisasi pemuda Sosialdemokrat "Jungsozialisten", yang lebih dikenal dengan kependekannya "Juso".

Kandidat utama SPD, Olaf Scholz, yang saat ini menjabat Menteri Keuangan sekaligus Wakil Kanselir, akan mewujudkan stabilitas dan peluang baru bagi generasi muda, kata Carla Diez. "Olaf Scholz berbeda, di satu pihak, karena pengalamannya yang luar biasa dalam pemerintahan dan di lain pihak, sebagai menteri keuangan selama pandemi corona, dia menunjukkan seberapa cepat dia dapat meluncurkan program-program ekonomi yang secara nyata memperbaiki situasi warga," tegasnya penuh semangat.

Tapi Carla Diez juga mengakui, bahwa sejauh ini SPD berada di peringkat buntut dalam jajak pendapat, dengan prognosa berkisar di 15%, jauh di bawah Partai Hijau (22 %) dan CDU/CSU (27%). "Sayangnya, partai saya belum berhasil menjelaskan hasil kerja pemerintahan yang baik secara gamblang untuk menginspirasi pemilih," pungkasnya.

(hp/as)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait