1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arsitektur Tenaga Surya

21 Juli 2017

Arsitek Rolf Disch sudah bereksperimen dengan arsitektur energi surya sejak tahun 60-an. Saat itu, gagasannya masih terbentur sikap acuh masyarakat terhadap desain hijau.

Eine Siedlung in Freiburg mit Photovoltaik Anlage
Foto: SolarArchitektur/Rolf Disch

Rumah yang bisa berputar pada porosnya sendiri, sehingga posisinya selalu menghadap matahari dan memproduksi energi empat kali lipat lebih banyak dari yang dibutuhkan. Arsitek rumah ini adalah Rolf Disch.

Ia sudah bereksperimen dengan arsitektur energi surya sejak tahun 60-an. Banyak yang mengritik dan tidak percaya dengan visinya. Tapi dengan rumah buatannya ini, ia bisa memberikan buktinya.

"Ini kesempatan untuk merealisasikannya, juga untuk diri sendiri. Dengan demikian saya bisa melangkah lebih jauh lagi, dibanding jika saya membangunnya untuk orang lain. Karena kita tidak bisa ambil risiko tinggi. Jadi kami membangun heliotrop sebagai rumah eksperimen. Di berbagai bidang lingkungan kami berusaha maju," ujar Disch.

Arsitek Rolf DischFoto: Rolf Disch Solararchitekten

Para pengritik sekarang bungkam. Karena di Freiburg sekarang berdiri sebuah pemukiman energi surya. Ada 60 rumah yang masing-masing ibaratnya pembangkit energi listrik kecil. Atap panel sel surya rumah-rumah ini memproduksi listrik lebih dari kebutuhannya.

Berkat arsitektur dan fasad menghadap ke selatan, rumah-rumah ini kebutuhan energinya hanya seperlima dari normal. Bahkan sebuah bangunan untuk usaha berfungsi sebagai bangunan dengan surplus energi. Kuncinya: bagian depan gedung dibuat dengan teknik baru.

Tembok luar dilapisi papan vakum, dengan kemampuan isolasi  amat bagus yang tebalnya hanya sepersepuluh materi yang lazim  digunakan. Di balik papan-papan berwarna itu terdapat bagian terpenting. Yaitu sebuah sistem sirkulasi udara, yang berfungsi sepenuhnya tanpa pengatur suhu elektrik.

Di malam hari udara dingin bisa masuk ke bagian dalam, dan di siang hari udara yang sudah digunakan dialirkan ke luar. Sebuah penukar panas mendinginkan udara di musim panas dan menghangatkannya di musim dingin.

Dengan visi cara bermukim yang baru, Rolf Disch membuka pola pikir baru. "Pihak berwenang di tata kota dulu berkata, saya pemimpi, kemudian saya dianggap pemimpi yang berbakat, yang bisa mewujudkan impiannya. Dan setelah itu saya disebut pionir, dan mungkin sekarang saya disebut pakar."

Bukan hanya Rolf Disch yang menggunakan energi matahari. Lembaga penelitian tenaga surya terbesar Eropa juga ada di Freiburg. Para insinyur di Fraunhofer Institut meneliti prinsip dasar energi surya, membuat prototipe dan mengembangkan fasad bangunan yang sepenuhnya baru.

Tilmann Kuhn, seorang pakar fisika memaparkan misi timnya: "Memanfaatkan bagian depan rumah untuk pembangkit energi surya. Tugas kami, mengembangkan elemen tenaga surya yang multifungsi, yang memungkinkan penempatan sel surya di fasad rumah."

Ide terbarunya: Kaca jendela yang separuh transparan, yang dipasangi sel surya, tapi tidak menghalangi pemandangan ke luar. Jika dipadu dengan kerai khusus, bidang-bidang kaca ini jadi pelindung terhadap sinar matahari sekaligus pemasok listrik. Sistem yang terutama sangat cocok bagi bangunan perkantoran.