Arus Modal Keluar Bebani Ekonomi Rusia
14 Agustus 2014 Konflik paling parah antara Rusia dan Barat sejak kejatuhan Uni Soviet 1991 silam mengimbas dua aset paling penting milik negeri beruang merah tersebut, yakni modal dan penduduk berkualifikasi tinggi.
Sanksi yang diterapkan Amerika Serikat dan Uni Eropa mengancam perekonomian Rusia yang saat ini nilainya ditaksir sebesar dua triliyun US Dollar. Kendati masih menenggak keuntungan besar dari sektor minyak dan gas, Rusia kewalahan menghadapi arus modal yang mengalir ke luar.
Kementrian Ekonomi di Moskow memperkirakan, tahun ini Rusia akan kehilangan modal sebesar 100 miliar US Dollar, meningkat tajam dari 51 miliar USD tahun 2013 lalu. Namun perkiraan itu pun dianggap terlampau optimis. Beberapa negara meyakini, duit yang mengalir keluar dari Rusia lebih besar.
"Antara 100 miliar hingga 200 miliar dana investasi telah mengalir keluar negeri," kata Presiden AS, Barack Obama, 6 Agustus silam.
Investasi di Rusia
Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi Mei silam mengklaim krisis Ukraina memicu "arus modal keluar dari Rusia yang signifikan dan diperkirakan oleh beberapa ekonom mencapai angka 214 miliar US Dollar."
Bahkan sejumlah ekonom senior dari Higher School of Economics di Moskow memperkirakan total jumlah dana yang keluar mencapai 130-150 miliar US Dollar tahun ini. Dan menurut seorang pajabat senior sebuah bank sentral di Eropa, situasinya akan memburuk buat Rusia.
"Arus modal keluar akan semakin cepat," kata sosok yang enggan disebut namanya itu. "Dana investasi dari Rusia akan mengalir ke Eropa barat," terutama Swiss, Austria dan kota metropolitan seperti London.
"Jika anda mengatakan kepada dewan direksi soal peluang menginvestasikan dana sebesar satu miliar USD di Rusia, anda akan menjadi bahan tertawaan," kata sang bankir lagi.
rzn/ab (rtr.dpa)