Mengakui negaranya sendiri tidak sempurna, Amerika Serikat mengumumkan ingin kembali terlibat dengan Dewan HAM PBB, setelah negara itu keluar tiga tahun lalu, saat masih di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Iklan
Amerika Serikat mengumumkan akan bergabung kembali dengan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada akhir tahun ini, ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada hari Rabu (24/02), menandai keterlibatan internasional terbaru pemerintahan Joe Biden.
Di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat mundur dari Dewan HAM PBB pada bulan Juni 2018, tetapi pemerintahan Biden kembali hadir sebagai pengamat awal bulan ini.
Dikutip dari Reuters, Blinken mengatakan: "Saya gembira mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan mengupayakan masuk dalam Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk masa jabatan 2022-2024. Kami dengan rendah hati meminta dukungan dari semua negara anggota PBB dalam upaya kami untuk kembali duduk di kursi tubuh dewan ini," kata Blinken.
AS akui tidak sempurna di bidang HAM
Dia mengakui bahwa negaranya tidak sempurna, tetapi mengatakan "kami berusaha setiap hari untuk meningkatkan, untuk meminta pertanggungjawaban diri kami," katanya.
"Amerika Serikat menempatkan demokrasi dan hak asasi manusia dipusat kebijakan luar negeri kita, karena hal itu penting untuk perdamaian dan stabilitas," kata Blinken. "Komitmen ini kokoh dan didasarkan pada pengalaman kami sendiri dalam berdemokrasi: tidak sempurna dan sering kali gagal mencapai cita-cita kami sendiri, tetapi selalu berjuang untuk negara yang lebih inklusif, terhormat, dan bebas," katanya, dengan nada yang sangat berbeda dari pendahulunya, Mike Pompeo.
Kepala diplomat itu menyebutkan bahwa negaranya menghadapi tantangan terkait demokrasi dan HAM. "Orang kulit berwarna di Amerika Serikat setiap hari berurusan dengan konsekuensi rasisme sistemik dan ketidakadilan ekonomi," ujar Blinken.
Dia menambahkan, bagaimanapun, AS secara terbuka menangani masalah seperti itu, yanag menurutnya berbeda dengan rezim otoriter. Untuk itu, Blinken berjanji bahwa Washington akan terus bersuara atas pelanggaran di negara-negara seperti Cina, Myanmar, Rusia dan Venezuela.
Pemilihan tahunan untuk keanggotaan dalam masa kerja tiga tahun kan diadakan di Sidang Umum PBB pada bulan Oktober.
Tidak bisa otomatis masuk kembali
Dikutip dari AFP, meskipun Washington telah berjanji untuk segera mulai berpartisipasi aktif dalam kegiatan dewan, namun tidak secara otomatis memperoleh kembali keanggotaan yang telah ditinggalkannya tiga tahun lalu.
"Saat Amerika Serikat terlibat kembali, kami mendesak Dewan Hak Asasi Manusia untuk melihat bagaimana menjalankan kinerjanya. Hal itu termasuk fokus yang tidak proporsional pada Israel," kata Blinken. Dia mengeluh tentang "bias yang tak henti-hentinya" terhadap Israel dan "kemunafikan" karena mengizinkan negara-negara yang melanggar HAM duduk di meja perundingan.
HAM dan Realita Pahit Kemanusiaan
Pernyataan Umum Hak Azasi Manusia yang dideklarasikan oleh PBB berlaku buat semua negara anggota. Namun jalan panjang dan berliku masih terbentang hingga perlindungan HAM berhasil diterapkan di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/abaca/Depo Photos
Hak atas Kebebasan Berpendapat (18,19,20)
"Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama"(18). "Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat" (19). "Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai." (20). Di seluruh dunia lebih dari 350 wartawan dan aktivis online dipenjara, tulis organisasi Reporter Tanpa Batas.
Foto: picture-alliance/dpa
Hak atas hidup dan kebebasan (Pasal 3,4,5)
"Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu." (3) "Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan." (4) "Tak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya." (5). Bagi bocah India yang dipaksa bekerja sebagai buruh ini, deklarasi HAM cuma mimpi di siang bolong.
Foto: picture-alliance/dpa
Persamaan Hak untuk Semua (Pasal 1)
"Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama." Kutipan ini diresmikan di dalam sidang umum PBB pada 10 Desember 1948 di Paris dan dikenal dengan sebutan Pernyataan umum HAM. Namun realita berkata lain. Terlihat bocah yang terpaksa menjadi buruh tambang emas di Kongo.
Foto: picture alliance/AFP Creative/Healing
Hak Sipil (Pasal 2)
Semua hak dan kebebasan berlaku buat semua manusia, terlepas dari "ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain." Sayangnya pernyataan ini terbentur realita internasional. Seperti yang harus dialami minoritas Rohingya di Myanmar.
Foto: Reuters
Setara di Hadapan Hukum (Pasal 6-12)
Semua orang setara di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum (6,8,10,12). Ia tidak bersalah selama kejahatannya belum dibuktikan (11). Dan tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang (9). Penjara Guantanamo di Kuba adalah contoh teranyar bagaimana negara-negara PBB secara sistematis melanggar pernyataan umum HAM.
Foto: Getty Images
Tidak Seorangpun Ilegal (13, 14, 15)
"Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap negara." Setiap orang berhak meninggalkan sebuah negara (13). "Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk melindungi diri dari pengejaran." (14). Setiap orang berhak atas satu kewarganegaraan (15). Kenyataannya kini negara-negara makmur membetoni perbatasan untuk mencegah pengungsi.
Foto: customs.gov.au
Kebebasan Memilih Pasangan (Pasal 16)
Perempuan dan laki laki memiliki hak sama di dalam hubungan suami isteri. Sebuah pernikahan "hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh kedua mempelai." Lebih dari 700 juta perempuan di seluruh dunia hidup dalam perkawinan paksa, menurut UNICEF. Salah satu contohnya adalah Tehani (ki.) dan Ghada (ka.) yang dinikahkan paksa di Yaman ketika berusia 8 tahun.
Foto: Stephanie Sinclair, VII Photo Agency for National Geographic magazine/AP/dapd
Hak atas Kepemilikan (Pasal 17)
"Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena." Namun jutaan orang terusir dari tanah sendiri untuk memberi ruang bagi pembangunan kota dan infrastruktur, seperti yang banyak terjadi di Cina atau Brasil.
Foto: REUTERS
Hak Memilih (Pasal 21, 22)
"Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya, secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas." (21). Setiap manusia juga dikarunai dengan "hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya." (22). Kebebasan semacam itu sayangnya tidak dikenal oleh penduduk Korea Utara.
Foto: Kim Jae-Hwan/AFP/Getty Images
Hak atas Pekerjaan Layak (Pasal 23 & 24)
"Setiap orang berhak atas pekerjaan". "Setiap orang berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama". "Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik " dan bergabung dengan serikat pekerja (23). "Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan" (24). Saat ini lebih dari 200 juta orang tidak memiliki pekerjaan, tulis Organisasi Buruh PBB, ILO.
Foto: DW
Hidup yang Bermartabat (Pasal 25)
"Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial". "Ibu dan anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa." Lebih dari dua miliar manusia di dunia menderita kekurangan gizi, sementara 800 juta orang mengalami kelaparan.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Hak atas Pendidikan (Pasal 26)
"Setiap orang berhak mendapat pendidikan". Pendidikan dasar harus diwajibkan dan tidak dipungut biaya. "Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan asasi." Lebih dari 780 juta manusia di seluruh dunia tidak bisa baca tulis, kata UNESCO.
Foto: picture-alliance/dpa
Hak Berkarya dan Berbagi (Pasal 27)
"Setiap orang berhak ikut serta secara bebas dalam kehidupan kebudayaan masyarakat, mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi dalam kemajuan ilmu pengetahuan". Deklarasi HAM PBB juga melindungi "hak cipta atas karya ilmiah, kesusasteraan dan seni." Konsep hak cipta kini menjadi samar berkat media distribusi internet.
Foto: AP
Hak yang Tidak Tersentuh (28,29,30)
"Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat dilaksanakan sepenuhnya"."Tidak satu pun negara, kelompok ataupun seseorang, berhak melakukan perbuatan yang merusak hak-hak dan kebebasan perorangan" (30). Sementara itu puluhan ribu kaum Yazidi terusir dari tanah sendiri di Irak.
Foto: picture-alliance/abaca/Depo Photos
14 foto1 | 14
Beberapa kritikan yang sama seperti sebelumnya
Sementara Amerika Serikat di bawah Presiden baru Joe Biden sangat ingin kembali ke dewan, Blinken menekankan bahwa negara itu masih setuju dengan beberapa kritik yang dilontarkan oleh pemerintahan sebelumnya. Amerika Serikat telah lama mengeluhkan bahwa para pelanggar hak asasi terkemuka diberi kursi di dewan.
"Selain itu, kami akan fokus untuk memastikan bahwa keanggotaan dewan mencerminkan standar yang tinggi dalam penegakan HAM,” tambahnya. "Mereka yang memiliki catatan hak asasi manusia terburuk seharusnya tidak menjadi anggota dewan ini," kata Blinken.
Saat ini keanggotaannya meliputi Cina, Rusia, dan Venezuela, bersama dengan Kuba, Kamerun, Eritrea, dan Filipina..
Dia dengan keras mengkritik perlakuan Rusia terhadap tokoh-tokoh oposisi politik, menuntut Moskow "segera dan tanpa syarat membebaskan Alexei Navalny, serta ratusan warga Rusia lainnya yang ditahan secara tidak sah karena menggunakan hak-hak mereka."
Dia juga mengecam "kekejaman" yang dilakukan di wilayah Xinjiang, Cina, mencela bahwa kebebasan fundamental dirongrong di Hong Kong, dan menyuarakan peringatan atas "kemunduran demokrasi" di Myanmar setelah kudeta 1 Februari lalu.
Iklan
Mengembangkan pengungkapan kasus pembunuhan Khashoggi
Sementara itu dikutip dari AFP, Presiden AS, Joe Biden berencana menelepon Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al Saud pada hari Rabu (24/02) menjelang pengumunan laporan intelijen tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Dikutip dari Axios, laporan itu menyiratkan Putra Mahkota Saud, Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tahun 2018. Selama kampanye tahun 2020, Biden menuduh putra mahkota Saudi memerintahkan pembunuhan tersebut, dengan menekankan bahwa dia tidak akan menjual senjata kepada Saudi dan berjanji untuk "menjadikan mereka paria sebagaimana adanya".
Sambungan telepon itu, jika terlaksana sesuai jadwal, akan menjadi percapakan pertama kali Bidensebagai presiden dengan raja Saudi, demikian menurut laporan Axios.