AS Ancam Kenakan Tarif Impor Tambahan Terhadap Uni Eropa
2 Juli 2019
Hanya beberapa hari setelah pernyataan Presiden Trump yang membekukan perang tarif dengan Cina untuk membuka peluang perundingan, AS membuka tahapan perang tarif baru dengan Uni Eropa.
Iklan
Amerika Serikat hari Senin (1/7) menyatakan akan mengenakan tarif impor tambahan terhadap produk-produk dari Uni Eropa sampai senilai 4 miliar dolar, hanya beberapa hari setelah Presiden Donald Trump bertemu dengan pimpinan Cina Xi Jinping disela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang.
Kantor Perwakilan Dagang AS, USTR mengatakan: "Hari ini, Kantor Perwakilan Dagang AS mengeluarkan komentar publik daftar tambahan produk yang berpotensi dikenakan bea impor tambahan."
Komoditas yang terpengaruh meliputi produk sosis, ham, pasta, zaitun dan banyak produk asal keju.
Proposal itu akan dimaksudkan sebagai tindakan balasan dalam sengketa dengan Uni Eropa mengenai "subsidi pada pesawat sipil besar," kata pernyataan pers yang dirilis USTR.
Sengketa panjang
AS dan Uni Eropa memang sudah terlibat sengketa tentang tarif dan harga pesawat, traktor dan bahan makanan selama lebih dari satu dekade, tetapi sengketa ini memuncak di bawah pemerintahan Trump.
Namun kenaikan tarif yang direncakan ditolak kalangan usaha, terutama kalangan industri AS.
Daftar produk-produk tambahan yang disorot oleh USTR termasuk antara lain produk Whisky. Dewan produk hasil penyulingan AS Distilled Spirits Council menyatakan menentang rencana pemerintahnya.
"Kami sangat menentang dimasukkannya produk-produk penyulingan dalam daftar pembalasan yang diusulkan," kata juru dewan itu, Lisa Hawkins.
"Perusahaan-perusahaan AS - mulai dari petani hingga pemasok hingga pengecer - sudah terkena dampak negatif dari pengenaan tarif pembalasan. Tarif tambahan hanya akan menimbulkan kerugian lebih lanjut," tandasnya.
Komoditas Impor Terbesar Indonesia
Tahun 2014 Indonesia mengimpor produk senilai 178 milyar Dollar AS. Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat 27 negara pengimpor terbesar di dunia. Apa saja barang yang paling banyak kita beli dan dari mana asalnya?
Foto: picture-alliance/dpa
1. Bahan Bakar Minyak, 26 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia membeli produk minyak yang telah diolah senilai 26 milyar Dollar AS atau sekitar 339 trilyun Rupiah. Bahan bakar minyak menempati urutan teratas dalam daftar impor terbesar Indonesia. Singapura adalah sumber terbesar dengan 54%, disusul Malaysia 16% dan Korea Selatan 15%.
Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images
2. Minyak Mentah, 12,1 Milyar Dollar AS
Setelah bahan bakar minyak, pemerintah juga gemar mengimpor minyak mentah dari luar negeri, nilainya mencapai 156 trilyun Rupiah. Sebagian besar minyak bumi didatangkan dari Arab Saudi (32%), Nigeria (26%) dan Azerbaidjan (17%).
Foto: picture-alliance/epa
3. Gas Elpiji, 4 Milyar Dollar AS
Meningkatnya permintaan akan gas Elpiji memaksa pemerintah membuka keran impor. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor gas senilai 54 trilyun Rupiah, antara lain dari Qatar (49%), Uni Emirat Arab (24%) dan Arab Sauid (18%).
Foto: Getty Images
4. Suku Cadang Kendaraan, 3 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia mengimpor suku cadang kendaraan senilai 39 trilyun Rupiah dari Jepang (43%) dan Thailand (32%). Produk tersebut terutama ditujukan untuk produksi otomotif dalam negeri, yang menurut Kementerian Perindustrian, kapasitasnya sudah menembus angka 2 juta unit per tahun.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
5. Telekomunikasi dan Penyiaran, 2,7 Milyar USD
Melonjaknya pertumbuhan industri penyiaran dan telekomunikasi ikut berimbas pada neraca impor Indonesia. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor perlengkapan digital senilai 35 trilyun Rupiah. Kebanyakan alat telekomunikasi dan penyiaran yang dibeli Indonesia berasal dari Cina (62%) dan Vietnam (33%)
Foto: picture-alliance/dpa
6. Komputer, 2,2 Milyar USD
Cina dan Vietnam lagi-lagi mendominasi produk impor komputer di Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 62% dan 11%. Tahun 2014 nilai barang yang kita impor mencapai 28 trilyun Rupiah. Negara lain yang ikut menjual produk komputernya ke Indonesia adalah Singapura dan Malaysia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
7. Gandum, 2 Milyar USD
Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan dalam negeri, Indonesia setiap tahun mengimpor gandum senilai lebih dari 26 trilyun Rupiah. Sumber terbesar adalah Australia (54%), Kanada (19%) dan Amerika Serikat (14%)