Skema kredit 'beli sekarang, bayar nanti' semakin populer dalam transaksi bisnis e-commerce di dunia. Namun pemerintah AS mengkhawatirkan dampak negatif bagi konsumen dan sebabnya didesak memperketat regulasi.
Iklan
Tren kredit cepat "beli sekarang, bayar nanti”, alias BNPL, belakangan semakin digandrungi oleh konsumen online. Kebanyakan menawarkan kemudahan utang untuk pembelian bernilai rendah, seperti baju, tiket konser atau bahkan untuk belanja kebutuhan pokok.
Sistem ini dibangun dengan trik lawas yang berbasis empat kali pembayaran. "Cara ini sudah teruji ampuh meningkatkan penjualan ,” kata Rohit Chopra, Direktur Biro Perlindungan Finansial Konsumen AS, CFPB.
"Pemain besar biasanya tidak menetapkan bunga, melainkan mencari keuntungan dari biaya transaksi kepada pedagang atau pembeli yang tidak membayar tepat waktu.”
Di AS, nilai kredit BNPL melonjak sebanyak sepuluh kali lipat dari USD 16,8 juta pada 2019 menjadi USD 24,2 miliar pada 2021. Menurut pemerintah AS, rata-rata pembelian berkisar di angka USD 135.
Namun, laporan CFPB mengungkap sejumlah masalah, antara lain rendahnya perlindungan konsumen, mekanisme konflik utang piutang maupun perlindungan data.
Kebanyakan BNPL menawarkan opsi "bayar empat kali,” yang menyaratkan uang muka sebesar 25 persen dan kewajiban melunasi utang dalam tiga kali pembayaran setiap dua pekan. Biasanya, kredit BNPL diproses jauh lebih cepat, tanpa bunga dan pemeriksaan.
Kreditur mendapat keuntungan dari biaya transaksi yang dibebankan kepada pedagang. Biaya tersebut lebih besar dari ongkos transaksi via kartu kredit dan dipatok antara dua hingga delapan persen.
Perang, Inflasi, Krisis Energi dan Kenaikan Harga Bebani 2022
Inflasi, krisis energi, ketakutan resesi - tahun 2022 ditandai dengan dampak perang Ukraina yang memicu krisis ekonomi hingga ambruknya bursa krypto. Ekonomi global sedang tidak baik, berikut kilas balik ekonomi 2022.
Foto: picture alliance / Inderlied/Kirchner-Media
Harga bahan bakar meroket
Dampak perang yang dilakukan Rusia di Ukraina terasa secara global. Harga bahan bakar di seluruh dunia naik drastis. Di Jerman, harga Solar tembus rekor baru, yakni 2,32 Euro (sekitar Rp38.000) per liter. Sejumlah negara mengambil langkah antisipasi dan penyelamatan, yang terbukti hanya aksi sementara.
Foto: Lennart Preiss/dpa/picture alliance
Krisis suplai chips komputer
Langkah AS dan Eropa melarang sebagian ekspor chips komputer dari Cina berdampak pada sektor industri. Suplai global turun drastis, sejumlah pabrikan mobil menjadwal ulang pasokan ke pelanggan. Samsung laporkan penurunan omset sekitar 30%. Intel memindahkan sebagian produksinya ke Eropa, tapi pabrik di Jerman dengan investasi 17 miliar Euro baru akan berproduksi 2027.
Foto: Intel Corporation
Bank Sentral Eropa naikkan suku bunga
Bank Sentral Eropa untuk pertamakalinya sejak 11 tahun pada bulan Juli menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5%, yang lebih tinggi dari prediksi. Dengan begitu tingkat suku bunga acuan di Eropa pada bulan itu mencapai 2,5%. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengumumkan, sehubungan dengan inflasi yang tinggi, akan ada kenaikkan berikutnya.
Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
Harga energi naik drastis
Konsumen di Eropa terutama menjerit, karena harga gas dan tarif listrik naik drastis. Pasokan gas murah dari Rusia diembargo Uni Eropa, gara-gara invasinya ke Ukraina. Konsumen di Inggris, Jerman dan Spanyol harus membayar harga gas dua kali lipat lebih mahal. Toko-toko roti di Jerman juga mengeluh, karena ongkos produksi naik drastis, dan terpaksa menaikkan harga jual.
Foto: Davide Bonaldo/Zuma/picture alliance
Jaringan pipa gas Rusia disabotase
Jaringan pipa gas Rusia Nord Stream 1 dan 2 di laut Baltik dekat Bornholm, Denmark meledak dan mengalami kebocoran. NATO dan Uni Eropa menuding ada sabotase, tetapi akhirnya menghentikan pengusutan. Saat ledakan, jaringan gas sudah lama tidak dioperasikan oleh Rusia untuk memasok gas ke Eropa.
Foto: Danish Defence Command/AP/picture alliance
Bos Tesla Elon Musk akuisisi Twitter
Twitter resmi jadi milik milyarder Elon Musk. Pemilik Tesla ini membeli si burung biru seharga 44 miliar Dollar setelah proses yang alot berbulan-bulan. Setelah pembelian menyusul kekacauan. Musk mengurangi jumlah pegawai separuhnya, pengiklan menyetop order, sejumlah akun kontroversial kembali muncul dan pembersihan akun dengan centang biru dilakukan secara ugal-ugalan.
Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Bursa mata uang Krypto bangkrut
Bursa Krypto FTX bangkrut dan pengusahanya Sam Bankman-Fried mengajukan proteksi dari para kreditor. Perusahaan yang oleh investor ditaksir bernilai 32 miliar Dollar itu ambruk hanya dalam hitungan hari. Krisis di platform perdagangan mata uang digital seperti Bitcoin, menarik pasar krypto makin dalam ke pusaran krisis.
Foto: Jonathan Raa/NurPhoto/picture alliance
Inflasi mencapai tingkat tertinggi
Jerman yang jadi lokomotif ekonomi Eropa, mencatat kenaikan harga tertinggi sejak 70 tahun terakhir. Inflasi yang diseret kenaikan harga energi dan bahan pangan, tembus angka 10%. Pemerintahan negara-negara di Asia, Eropa dan Afrika berjuang untuk mengerem inflasi, agar tidak menyeret ke krisis ekonomi yang memicu resesi. Tahun 2023 tingkat inflasi global diprediksi akan tetap tinggi. (as/pkp)
Foto: Boris Roessler/dpa/picture alliance
8 foto1 | 8
Kewaspadaan konsumen
Kemudahan kredit terutama berdampak pada lonjakan konsumsi berlebih. Rohit Chopra mewanti-wanti konsumen terhadap pelaku BNPL juga menghimpun dana dan informasi yang melampaui bank-bank tradisional.
Iklan
"Kebanyakan perusahaan ini mengembangkan aplikasinya sendiri yang digerakkan oleh data pelaku konsumsi masing-masing individu, untuk menjebak mereka agar membeli lebih banyak produk melalui skema beli sekarang, bayar nanti,” kata dia.
Sebuah survei yang dirilis Bank Sentral AS mencatat setidaknya 61 persen konsumen BNPL tercatat memiliki pekerjaan dan termasuk kelas menengah.
Salah satu temuan yang penting dalam studi tersebut adalah alasan debitur. "Berbeda dengan asumsi kebanyakan analis, pengguna skema beli sekarang, bayar nanti, tidak menyebut minimnya akses kredit sebagai alasan utama memilih BNPL sebagai metode pembayaran.”
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Pertumbuhan pesat di era digital
Dengan popularitas yang tinggi, Biro Perlindungan Finansial Konsumen AS mendesak agar regulasi BNPL diperketat. CFPB menilai, penyedia jasa kredit BNPL harus diperlakukan layaknya lembaga kredit lainnya.
Penny Lee, Direktur Asosiasi Teknologi Keuangan AS yang mewakili kepentingan BNPL, sebaliknya menilai kemudahan kredit justru menguntungkan ekonomi.
"Konsumen dan pedagang sama-sama diuntungkan oleh skema beli sekarang, bayar nanti. Konsumen bisa menggunakannya sebagai alternatif kredit yang fleksibel dan berbunga rendah. Pedagang lintas sektor juga menggunakan skema ini untuk meraih pelanggan baru,” tulisnya kepada DW.
"Beli sekarang, bayar nanti, sudah diregulasi oleh UU Perlindungan Konsumen federal atau di tingkat negara bagian,” pungkasnya.
Padahal, AS bukan pasar terbesar BNPL, melainkan Eropa yang pada 2021 lalu mencatatkan nilai transaksi BNPL terbesar di dunia. Swedia misalnya melaporkan sebanyak 25 persen transaksi online domestik dibayar melalui skema tersebut. Adapun di Jerman, porsi BNPL mencapai 20 persen, Norwegia 18 persen dan Finlandia sebesar 13 persen.
Negara lain dengan pasar BNPL terbesar di dunia adalah Belanda, Australia, Selandia Baru, Belgia, Inggris, Prancis dan Singapura.
Analis meyakini skema BNPL berpotensi untuk terus tumbuh, karena baru mewakili 3 persen transaksi e-commerce pada 2021.