1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

AS: Balon Mata-mata Cina Bagian dari Program Spionase Besar

10 Februari 2023

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, balon yang telah berhari-hari terbang di langit Amerika merupakan bagian dari program pengawasan yang lebih besar yang menargetkan 40 negara.

Sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina Selatan
Balon mata-mata Cina ditabrak oleh rudal dari pesawat tempur F-22 tak jauh dari Carolina SelatanFoto: Chad Fish/AP Photo/picture alliance

Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan pada Kamis (09/02) bahwa balon yang ditembak jatuh oleh Amerika pekan lalu adalah bagian dari armada balon yang dikirim Cina ke lebih dari 40 negara di lima benua untuk mengumpulkan informasi intelijen.

Beijing mengutuk keras penembakan balon tersebut dan mengatakan bahwa objek yang terlihat di Amerika pada pekan lalu adalah untuk tujuan "meteorologi".

Pejabat di Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa balon tersebut "jelas untuk pengawasan intelijen dan tidak sesuai dengan peralatan untuk balon cuaca. "

"(Balon) itu memiliki beberapa antena untuk memasukkan sistem yang tampaknya mampu mengumpulkan dan mengomunikasikan lokasi geografis," pejabat tersebut menambahkan.

Menurut pejabat itu, AS yakin bahwa pihak yang memproduksi balon tersebut memiliki "hubungan langsung" dengan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).

Namun, seorang pejabat FBI mengatakan kepada wartawan bahwa bukti fisik dari balon tersebut "sangat terbatas".

Cina mengecam perang informasi

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menegaskan kembali bahwa balon tak berawak tersebut adalah pesawat meteorologi sipil.

Mao mengatakan, menembak jatuh balon itu adalah tindakan "tidak bertanggung jawab" dan tuduhan terhadap Beijing "mungkin merupakan bagian dari perang informasi pihak Amerika melawan Cina".

Sejauh ini, Beijing belum mengungkapkan dari departemen atau perusahaan mana balon tersebut berasal.

 

Hubungan Amerika-Cina semakin tegang?

Insiden tersebut meningkatkan ketegangan antara Amerika dan Cina. Pentagon mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Cina menolak untuk menerima panggilan telepon dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada hari Sabtu (04/02).

Tak lama setelah balon tersebut pertama terlihat di AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan kunjungan berisiko tinggi ke Beijing, yang membuat meningkatnya kekhawatiran terkait hubungan antara kedua negara yang sudah memburuk.

Namun, saat ditanya apakah hubungan Amerika dan Cina telah terganggu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, "Tidak."

Michael Clarke, ahli kebijakan luar negeri dari King's College London mengatakan kepada DW, bahwa kerusakan yang dilakukan tidak dapat diperbaiki. "Ini adalah pertengkaran. Ini bukan sebuah krisis," katanya.

"Pemerintahan Biden ingin memperjelas bahwa ini adalah pertengkaran. Dan ini akan berlalu. Dan kami memiliki hubungan yang lebih luas dengan Cina untuk dipikirkan. Dan sekali lagi, mereka tidak ingin Beijing melampaui batas dalam hal ini," kata Clarke.

Akan tetapi, Biden menghadapi reaksi keras di dalam negeri atas insiden tersebut.

"Biden mengeluarkan kata-kata yang keras. Kata-kata tersebut tidak diarahkan ke Cina, mereka diarahkan ke Partai Republik di Kongres," kata Clarke.

Dalam langkah bipartisan yang langka dan cepat, DPR AS memberikan suara bulat pada hari Kamis (09/02) untuk mengutuk balon Cina sebagai "pelanggaran kurang ajar" terhadap kedaulatan Amerika.

yas/ha (AFP, AP, DPA, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait