Pemerintahan Presiden AS Joe Biden dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengklasifikasi ulang ganja dari obat yang paling berbahaya menjadi obat yang berisiko lebih rendah. Rencana itu dikritik berbau politis.
Iklan
Badan Pengawasan Narkoba (DEA) Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan rencananya untuk mengklasifikasi ulang ganja dari sebelumnya berada di Golongan I menjadi Golongan III, demikian menurut beberapa laporan media pada Selasa (30/04) waktu setempat.
Dilihat dari laman resmi DEA, AS memang mengklasifikasikan obat-obatan ke dalam 5 golongan, yaitu Golongan I-V. Dijelaskan bahwa obat-obatan yang berada di Golongan I memiliki potensi penyalahgunaan yang tinggi dan berpotensi menimbulkan ketergantungan psikologis dan/atau fisik yang parah. Sementara, Golongan V mewakili potensi penyalahgunaan yang paling kecil.
Ganja telah masuk dalam obat-obatan Golongan I selama lebih dari 50 tahun di AS, dianggap sama dengan narkotika yang sangat membuat ketagihan seperti heroin dan ekstasi.
10 Keajaiban Medis Mariyuana
Ganja bila disalahgunakan bisa merusak kesehatan. Tapi dalam dosis yang tepat, tumbuhan yang satu ini bisa menyelamatkan nyawa manusia dari berbagai jenis penyakit. Berikut manfaat ganja yang telah dibuktikan oleh sains
Foto: Novartis Vaccine
Mencegah Serangan Epilepsi
Tahun 2013 lalu peneliti Virginia Commonwealth University menemukan senyawa dalam mariyuana bisa mencegah serangan Epilepsi. Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, itu menyebut senyawa Cannabinoids bekerja dengan mengikat sel otak yang bertanggungjawab mengatur rangsangan dan rasa tenang pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Meringankan Glaukoma
Sejak lebih dari sepuluh tahun silam National Eye Institute di Amerika Serikat telah menyarankan penggunaan ganja untuk mengurangi gejala Glaukoma. Penyakit ini memicu pembesaran bola mata yang kemudian menekan saraf mata dan menyebabkan gangguan penglihatan. Mengkonsumsi ganja dengan menghisapnya, menurut NEI, dapat meringankan tekanan pada saraf mata.
Foto: picture-alliance/dpa/Leukert
Memerangi Alzheimer
Sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Alzheimer’s Disease mengungkap, dosis kecil Tetrahydrocannabinol, senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan mariyuana, dapat memperlambat pembentukan plak amiloid yang membunuh sel otak dan bertanggungjawab atas penyakit Alzheimer. Selama eksperimen peneliti menggunakan minyak cannabis.
Foto: Colourbox
Membunuh Kanker
Pemerintah Amerika 2015 silam akhirnya mengakui khasiat Mariyuana memerangi penyakit Kanker. Sebelumnya sebuah studi yang dipublikasikan di situs pemerintah cancer.org mengungkap senyawa Cannabinoids mampu membunuh sel Kanker dan memblokir sejumlah pembuluh darah yang dibutuhkan Tumor untuk tumbuh. Cannabinoids antara lain efektif mengobati penyakit kanker usus, kanker payudara dan kanker hati
Foto: Imago/Science Photo Library
Redam Efek Kemoterapi
Berbagai studi mengungkap ganja sangat efektif meredakan dampak samping kemoterapi, yakni rasa mual, muntah dan hilang nafsu makan. Badan Pengawas Obat AS, FDA, sejak beberapa tahun telah mengizinkan terapi obat-obatan berbasis Cannabinoid untuk pasien kanker yang menjalani Kemoterapi.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Meredakan Penyakit Autoimun
Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh manusia membunuh sel-sel sehat ketibang memerangi penyakit. Hasilnya organ tubuh sering diserang radang. Tahun 2014 silam peneliti dari University of South Carolina menemukan senyawa THC di dalam ganja mampu mengubah molekul dalam DNA yang bertanggungjawab mempercepat proses peradangan. Sejak saat itu Cannabis digunakan untuk merawat pasien Autoimun.
Foto: bzga
Melindungi Otak
Peneliti dari University of Nottingham berhasil membuktikan bahwa ganja mampu melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan serangan stroke. Studi tersebut menyebut ganja membatasi area di dalam otak yang terkena dampak stroke. Kendati belum diuji klinis, temuan tersebut memperkuat teori lain bahwa mariyuana juga mampu meminimalisir kerusakan akibat trauma atau geger otak.
Foto: Colourbox
Menghambat Sklerosis Ganda
Sklerosis Ganda adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang merusak lapisan lemak pelindung saraf manusia. Akibatnya saraf mengeras dan menyebabkan kejang-kejang yang memicu rasa sakit luar biasa. Sebuah studi yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal tahun lalu menyebut Cannabis dapat meringankan gejala kejang pada pasien Sklerosis Ganda.
Foto: picture-alliance/dpa
Meringankan Rasa Sakit
Sebagian penderita Diabetes mengalami kerusakan saraf di bagian kaki dan tangan. Gejalanya adalah rasa terbakar di bagian tubuh tersebut. Belum lama ini peneliti University of California menemukan Cannabis efektif meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Namun hingga kini Badan Pengawasan Obat AS, FDA, belum memberikan lampu hijau buat terapi ganja untuk pasien Diabetes
Meringankan Efek Samping Hepatitis C
Serupa obat Kanker, terapi obat buat meredam Hepatitis C picu efek samping seperti lelah, mual, otot pegal, kehilangan nafsu makan dan depresi. Namun studi yang diterbitkan di European Journal of Gastroenterology and Hepatology, mengungkap lebih dari 86% pasien mampu menuntaskan terapi Hepatitis C dengan mengkonsumsi ganja. Cannabis diyakini mampu meredam efek samping terapi Hepatitis C
Foto: Novartis Vaccine
10 foto1 | 10
Namun, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS tahun lalu merekomendasikan kepada DEA bahwa mariyuana harus dimasukkan ke dalam obat-obatan Golongan III, menempatkannya bersama dengan zat yang tidak terlalu menimbulkan kecanduan seperti Tylenol dengan kodein, ketamin, dan testosterone.
Jika klasifikasi ulang ini benar-benar diwujudkan, bukan berarti ganja menjadi legal di tingkat federal. Namun, hal itu akan membuat akses terhadap ganja untuk keperluan pengobatan menjadi lebih luas, serta industri ganja di negara bagian yang melegalkannya menjadi semakin meningkat.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kapan DEA akan menerbitkan keputusannya?
Usulan klasifikasi ulang ganja ini masih harus ditinjau oleh Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) Gedung Putih.
Iklan
Namun, begitu OMB memberikan persetujuannya, DEA akan masuk ke dalam periode yang disebut sebagai "public comment”.
Setelah periode tersebut, dan melalui peninjauan oleh seorang hakim administratif, barulah DEA akan menerbitkan keputusan finalnya.
Usulan klasifikasi ulang ganja ini sebelumnya muncul setelah Presiden Joe Biden pada Oktober 2022 lalu menyerukan dilakukannya peninjauan kembali terhadap undang-undang ganja federal AS. Saat itu, Biden juga memberikan pengampunan kepada ribuan warga AS yang sebelumnya dihukum secara federal karena kepemilikan ganja.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 70% orang dewasa di AS menyatakan dukungannya terhadap legalisasi ganja. Angka ini meningkat dua kali lipat lebih dari jajak pendapat pada tahun 2000. Oleh karenanya, pengumuman klasifikasi ulang ganja ini dinilai bisa menguntungkan Biden secara politik dalam pemilu tahun ini.
Rencana klasifikasi ulang ganja tak lepas dari kritik
Kritik terhadap rencana klasifikasi ulang ganja ini salah satunya datang dari Kevin Sabet, yang menjabat sebagai presiden kelompok nasional anti-legalisasi bernama Pendekatan Cerdas terhadap Ganja.
Mantan pejabat terkait kebijakan narkotika di pemerintahan Obama itu mengatakan bahwa rekomendasi HHS kepada DEA "bertentangan dengan ilmu pengetahuan, dan berbau politik.”
Sementara beberapa pendukung legalisasi ganja mengritik klasifikasi ulang tersebut terlalu bertahap. Mereka justru menginginkan ganja sepenuhnya dihapus dari daftar zat-zat yang dikontrol, sama seperti alkohol atau tembakau.
Kritik juga datang dari Paul Armento, yang menjabat sebagai wakil direktur Organisasi Nasional untuk Reformasi Hukum Marijuana. Ia mengatakan bahwa klasifikasi ulang ganja hanya akan "melanjutkan kesenjangan yang ada antara kebijakan marijuana di negara bagian dan federal.”
Di momen terpisah, Presiden Asosiasi Bisnis Ganja Minoritas, Kaliko Castille, mengatakan bahwa klasifikasi ulang ganja hanya merupakan "pelarangan yang dibranding ulang”. Menurutnya, pemerintah seharusnya memberikan akses penuh kepada pemegang izin dan mengakhiri penangkapan selama beberapa dekade ini yang secara tidak proporsional melibatkan orang-orang kulit berwarna.