AS dan Cina Saling Balas Terapkan Sanksi Tarif Impor
24 September 2018
Perang dagang AS-Cina memasuki putaran baru, Pemerintahan Donald Trump memberlakukan sanksi tarif baru berikutnya atas produk-produk asal Cina senilai 200 miliar dolar.
Iklan
Cina sebelumnya sudah menyatakan akan menjawab provokasi AS itu secara otomatis, yaitu memberlakukan langkah balasan dengan mengenakan tarif impor kepada sebagian produk-produk AS yang masuk ke Cina.
Hingga saat ini, kedua pihak sama-sama bersikap tegas dan tidak ada pihak yang kelihatannya akan mengalah. Sengketa dagang kedua raksasa ekonomi sejak lama membayangi pasar uang dan bursa saham, terutama di kawasan Asia.
Produk-produk Cina yang kali ini terkena sanksi tarif impor AS yang baru meliputi segala produk, mulai dari penyedot debu hingga perangkat pendukung internet. Sementara barang-barang AS yang ditargetkan oleh Cina termasuk gas alam cair dan jenis-jenis pesawat terbang tertentu.
Meskipun seorang pejabat senior Gedung Putih pekan lalu mengatakan bahwa AS akan terus melibatkan Cina "untuk kemajuan yang positif," tidak ada pihak yang mengisyaratkan kesediaan berkompromi. Juga belum ada kesepakatan untuk putaran pembicaraan baru guna menyelesaikan konflik perdagangan itu.
Berharap untuk waktu yang lebih baik
Para ekonom memperingatkan bahwa sengketa dagang yang berlarut-larut ini akhirnya akan membahayakan pertumbuhan, tidak hanya di AS dan Cina, melainkan juga terhadap ekonomi global yang lebih luas.
Analis percaya bahwa Cina mungkin menunggu hasil pemilihan jangka menengah AS awal bulan depan untuk melihat apakah ada celah perubahan dalam kebijakan kebijakan Presiden Donald Trump.
"Dengan jajak pendapat umum yang menguntungkan Partai Demokrat, mereka mungkin merasa bahwa lingkungan perdagangan mungkin lebih ramah setelah 6 November nanti," kata kepala ekonom Asia dari ING Bank, Rob Carnell.
Cina menuduh Amerika Serikat melakukan aksi "perundungan perdagangan" dengan mengintimidasi negara-negara lain untuk tunduk pada keinginannya melalui langkah-langkah seperti sanksi tarif impor. Hal itu terbersita dalam laporan resmi kantor berita Cina Xinhua hari Senin (24/9). Laporan itu muncul hanya beberapa jam setelah kedua pihak saling memberlakukan tarif impor baru.
Seramnya Kereta Gantung di Cina
Selama hampir dua dekade penduduk di tenggara Cina menggunakan kereta gantung reyot untuk menyebrang sungai Jinsha yang diapit tebing sedalam 250 meter. Untungnya tahun ini pemerintah berniat meremajakan kereta maut itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Dekat Tapi Jauh
Meski hanya berjarak sejauh 450 meter, perbatasan di provinsi Sichuan dan Yunnan ini dipisahkan tebing sedalam 250 meter. Dulu penduduk harus memutar. Tapi sejak 1999 kedua provinsi dihubungkan oleh kereta gantung yang mengangkut penduduk dua desa, yakni Fengjiaping dan Zhaotong.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Bergantung di Ketinggian
Perjalanan mendebarkan dengan kereta gantung berusia tua ini hanya berjarak 470 meter dan memakan waktu 10 menit. Adalah pemandangan ke arah sungai Jinsha yang diapit dua tebing tinggi inilah yang menjadikan perjalanan di antara desa Fengjiaping dan Zhaotong sulit dilupakan.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Lahir dari Inisatif Warga
Jiang Shixue setiap hari bertugas mengoperasikan kereta gantung dan memastikan keselamatan penumpang. Penduduk menggunakan jembatan bergerak ini untuk mengangkut hasil panen dan menjalani kehidupan sehari-hari. Uniknya kereta gantung ini tidak dibangun pemerintah, melainkan berkat upaya patungan sepuluh keluarga di desa Zhaotong. Setiap perjalanan dihargai sekitar Rp. 9.000
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Perjalanan Unik
Bocah sekolah dasar ini harus menyebrang sungai untuk belajar. Perjalanan serupa dilakukan penduduk yang ingin berobat atau berbelanja. Adapun warga yang memiliki kendaraan bisa mengambil jalur beraspal yang memutar dan memakan waktu lebih lama.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Janji Cina
Tahun 2018 pemerintah Cina berambisi melakukan ekspansi pembangunan infrastruktur ke kawasan pedalaman. Beijing misalnya telah merencanakan pembangunan 180.000 kilometer ruas jalan baru dan memperbaiki 2.500 jembatan yang rusak.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Cdsb
Jembatan di Tengah Tahun
Lewat program yang sama kereta gantung di atas sungai Jinsha akan dipensiunkan. Mulai pertengahan 2018 penduduk desa Zhaotong dan Fengjiaping akan bisa menyebrang sungai lewat jembatan baru. Sementara kereta gantung hanya akan menjadi atraksi pariwisata.