AS Berlakukan Tarif Baru Senilai 200 Miliar Dolar bagi Cina
18 September 2018
Amerika Serikat kembali memberlakukan hambatan tarif terhadap Cina dan meningkatkan tensi perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Cina pun berjanji akan membalas.
Iklan
Amerika Serikat kembali mengumumkan tarif impor baru senilai $ 200 miliar atas barang-barang dari Cina. Pasar global menunjukkan kekhawatirannya, perang dagang ini akan kian meruncing.
Administrasi pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan Senin (17/9) bahwa tarif baru akan dimulai dari 10 persen pada minggu depan dan meningkat menjadi 25 persen mulai 1 Januari 2019.
Dengan tarif impor terbaru ini, sekitar separuh dari volume impor Cina ke Amerika Serikat akan dibebani oleh bea-bea yang sifatnya sebagai hukuman.
Menanggapi aksi terbaru Trump ini, Beijing menyatakan akan membalas tindakan AS dengan juga mengenakan tarif pada berbagai produk asal negara itu senilai sekitar $ 60 miliar.
"Jika AS meluncurkan langkah tarif baru apa pun, Cina akan dan harus mengambil tindakan penanggulangan untuk secara tegas memastikan dan membela hak serta kepentingan sah kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang kepada wartawan.
Pelabuhan peti kemas menjadi indikasi kasat mata mengenai pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Tidak heran jika belakangan negara-negara Asia mendominasi transportasi kontainer dunia.
Foto: HHLA/T. Rätzke
Hamburg
Barang seberat 137,8 juta ton melewati pelabuhan peti kemas terbesar milik Jerman di Hamburg tahun 2015 silam, termasuk diantaranya sekitar 8,8 juta kontainer berukuran standar (TEU). Dengan angka tersebut Hamburg tercatat sebagai pelabuhan peti kemas terbesar ketiga di Eropa dan ke-19 di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Antwerpen
Pelabuhan Antwerpen adalah yang terbesar di Belgia. Kapasitasnya saat ini ditaksir mencapai 9,6 juta kontainer berukuran standar. Jika diukur berdasarkan volume kargo dalam ton, Antwerpen malah tercatat yang terbesar kedua di Eropa dan berada di posisi 15 di dunia. Keunikan terbesar Antwerpen adalah taman industri kimia yang terletak di dalam kompleks pelabuhan.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Waem
Rotterdam
Pelabuhan Rotterdam adalah yang terbesar di Eropa dan keduabelas di dunia. Kompleks pelabuhan membentang sepanjang 42 kilometer dan memiliki kapasitas 12,4 juta TEU. Rotterdam tercatat lebih banyak mengolah kontainer dengan tujuan Timur Tengah dan Amerika Utara ketimbang belahan dunia lain.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Murat
Los Angeles/Long Beach
Pelabuhan petikemas Los Angeles terletak di tepi Teluk San-Pedro, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Los Angeles. Pelabuhan ini cukup unik karena memiliki dua pelabuhan sekaligus, yakni Los Angeles dan Long Beach. Kedua pelabuhan memilki kapasitas 15,3 juta TEU, terbesar kesepuluh di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Masterson
Dubai
Pelabuhan Jebel Ali di Dubai tercatat sebagai pelabuhan dagang terbesar di Timur Tengah. Dibangun di atas pasir gurun akhir dekaden 1970an, kini pelabuhan Dubai memiliki kapasitas 15,6 juta TEU dan mendarat di posisi sembilan pelabuhan peti kemas terbesar sejagad
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Jebreili
Guangzhou
Pelabuhan Guangzhou adalah yang terbesar ketujuh di dunia. Uniknya pelabuhan ini adalah salah satu dari enam pelabuhan Cina yang masuk dalam daftar 10 besar pelabuhan peti kemas terbesar. Tahun 2015 silam pelabuhan Guangzhou mengolah barang sebanyak 17,5 juta kontainer berukuran standar (TEU).
Foto: picture alliance/dpa/Chinafotopress
Busan
Busan memang bukan kota terbesar di Korea Selatan, tapi pelabuhannya adalah pintu masuk bisnis buat negeri gingseng itu. Dengan kapasitas mencapai 19,4 juta TEU, pelabuhan yang dibangun tahun 1915 ini mendarat di posisi enam daftar pelabuhan terbesar sejagad.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Heon-Kyun
Hongkong
Pelabuhan Hongkong sudah meriah sejak era pendudukan Inggris. Lantaran letaknya yang berada di gerbang Laut Cina Selatan, Hongkong dipandang salah satu pelabuhan paling penting di Asia. Saat ini pelabuhan Hongkong memiliki kapasitas 20 juta TEU per tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Favre
Singapur
Dengan kapasitas lebih dari 31 juta TEU per tahun, tidak heran jika Singapura menjadi pelabuhan peti kemas terbesar kedua di dunia. Tidak hanya itu, saat ini pelabuhan di negeri jiran itu juga termasuk yang paling canggih. Saat ini Singapura adalah pintu masuk Eropa ke pasar Asia Tenggara.
Foto: picture-alliance/dpa
Shanghai
Sejak tahun 2010 pelabuhan Shanghai telah menempati urutan teratas daftar pelabuhan peti kemas terbesar sejahad. Tahun 2015 saja Shanghai mengolah 36,5 juta kontainer, hampir enam kali lipat lebih banyak ketimbang Tanjung Priok.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/A. Tu
10 foto1 | 10
Namun, karena volume ekspor Cina ke AS lebih besar daripada volume impornya, ada batasan pada jumlah tarif yang dapat dikenakan Beijing atas barang-barang produk Amerika. Ini menimbulkan kekhawatiran pasar, bahwa Cina akan membalas dengan memberlakukan hambatan pada hal-hal yang bersifat nontarif.
Industri AS juga menentang
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Trump menegaskan, "kalau Cina membalas, maka Amerika Serikat akan segera memberlakukan tarif tahap ketiga, yang seluruhnya bernilai sekitar $ 267 miliar dari impor tambahan."
Sebelumnya, Senin (17/9), Trump memuji sendiri kebijakan perdagangan agresifnya yang juga telah merusak hubungan dengan Kanada, Meksiko, sekutu di Asia dan Uni Eropa.
"Tarif telah menempatkan AS dalam posisi tawar yang sangat kuat, dengan miliaran dolar, dan pekerjaan, mengalir ke negara kami. Kenaikan biaya sejauh ini hampir tidak terlalu mencolok," kata Trump di Twitter.
Industri di AS sendiri pada umumnya menentang kebijakan tarif dengan alasan bahwa tarif dapat meningkatkan harga akhir untuk konsumen dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Pejabat dari AS dan Cina telah bertemu beberapa kali untuk membahas dan mengatasi masalah perdagangan,Pertemuan terakhir digelar bulan Agustus, tetapi tidak banyak kemajuan yang terjadi
Bukan yang pertama
Sepanjang sejarahnya, AS telah beberapa kali melakukan kebijakan proteksionisme yang agresif, dengan alasan untuk melindungi industri dan lapangan pekerjaan di dalam negeri. Namun tidak jarang kebijakan ini malah merugikan industri dalam negeri dan mengorbankan konsumen.
Pada masa kepresidenan Barack Obama, pemerintah AS mulai tahun 2009 memberlakukan tarif impor untuk ban mobil dan ban truk kelas ringan dari Cina. Kebijakan ini berlaku selama tiga tahun sebelum akhirnya dicabut pada 2012.
Sebuah studi tentang kebijakan tarif impor ban mobil dari Obama yang dilakukan tahun 2011 mengungkap, bahwa publik Amerika harus membayar biaya tambahan sebesar $ 1,1 miliar, hanya untuk pembelian ban dalam satu tahun itu.
Kebijakan tarif ini memang bisa menyelamatkan sekitar 1.200 lapangan pekerjaan di AS. Namun bila dibandingkan dengan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh publik, ini berarti satu lapangan pekerjaan yang rata-rata bayaran per tahunnya sekitar $ 40.000 memerlukan biaya penyelamatan sebesar $ 1 juta per tahun.
Merek Jerman Paling Berharga
Satu studi tentang nilai merek produk Jerman menunjukkan negara ini sebagai penggerak ekonomi nomor satu di Eropa. Meski Jerman dikenal sebagai "negara mobil", namun posisi pertama tidak diduduki perusahaan mobil.
Foto: picture alliance/dpa
Menjadi teratas dengan software
Dengan nilai merek sebesar 48,942 miliar Dollar AS, perusahan perangkat lunak SAP menduduki posisi paling atas sebagai mereka Jerman paling berharga.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
Kaya berkat percakapan telefon
Perusahaan telekomunikasi Jerman Deutsche Telekom, yang kini telah diambil alih swasta, menduduki posisi ke-dua. Nilai merek perusahaan ini sebesar 39,215 Dollar AS.
Foto: picture-alliance/U. Baumgarten
Produk andalan Jerman
Dikenal sebagai "negara mobil", tidak heran jika tiga produsen mobil berada di 10 besar dalam daftar ini. BMW, yang menempati posisi ke-3 menjadi yang paling berharga, dengan nilai 23,587 miliar Dollar AS. Mercedes Benz berada di posisi 4 dan Audi 10. Sementara Porsche dan Volkswagen hanya menempati posisi ke 15 dan 17.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schrader
Satu lagi perusahaan bekas milik pemerintah
Selain Telekom, satu perusahaan lain yang kini diambilalih oleh swasta berada di posisi 10 besar. Bernilai 18,644 miliar Dollar AS, layanan paket dan pos Deutsche Post yang kini ditangani oleh perusahaan logistik DHL menempati posisi ke-5.
Foto: Getty Images/S.Gallup
Perusahaan industri yang mendunia
Nilai dari 50 perusahaan yang paling berharga mencapai 305,7 miliar Dollar AS. Andil terbesar diberikan produsen mobil yaitu sebesar 66,6 miliar Dollar AS, diikuti oleh perusahaan teknologi, yang menyumbang 48,9 miliar Dollar AS Di antaranya adalah Siemens, yang nilainya sebesar 15.224 miliar Dollar AS. Perusahaan ini menduduki posisi ke-6.
Foto: picture alliance/dpa/P. Kneffel
Murah namun bernilai tinggi
Nilai total "Top 50" yang lebih dari 300 miliar Dollar AS jauh di atas merek asal Inggris dan Perancis. Studi ini menyimpulkan bahwa Jerman adalah "mesin ekonomi di jantung ekonomi Eropa". Di posisi ke-7 dengan nilai 12.893 miliar Dollar AS, jaringan supermarket murah Aldi turut beradil atas pencapaian Jerman ini.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Yang paling inovatif di Jerman
Selain dikenal karena keandalannya, produk Jerman juga dianggap "terbelakang" dalam hal inovasi. Namun anggapan ini tidak berlaku bagi produsen perlengkapan olahraga Adidas. Merek ini dinilai sebagai yang paling inovatif. Dan dengan nilai 11,820 miliar Dollar AS, Adidas berada di tempat ke-8.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
7 foto1 | 7
Sementara itu, tarif baja yang diberlakukan pada 2002 oleh Presiden George W. Bush juga berdampak serupa. Kebijakan ini tidak hanya berdampak buruk bagi konsumen. Tetapi juga dirasakan impaknya oleh perusahaan dalam negeri yang menggunakan baja sebagai bahan dasar atau campuran untuk membuat produk lain, seperti perusahaan konstruksi dan produsen mobil.
Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menerangkan, dampak dari perang dagang ini di antaranya menimbulkan ketidakpastian ekonomi lantaran pelaku usaha cenderung menahan diri, sehingga bisa mengerem pertumbuhan ekonomi dunia yang tahun ini seharusnya membaik.
"Proteksi menyebabkan kemunduran ekonomi baik di AS maupun Cina. Di mana kedua negara tersebut merupakan pasar ekspor kita. Dengan sendirinya ekspor kita terganggu," kata Iwantono.
Gangguan ekspor itu kemudian bisa memperburuk neraca perdagangan Indonesia dan berdampak kepada melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS.
Sebab itu, dia mengimbau, pemerintah perlu segera melakukan antisipasi. Caranya dengan menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik.
"Melakukan inovasi baru dalam ekspor, diversifikasi produk, dan mencari alternatif baru tujuan ekspor," terang Iwantono.
ae/as (AFP, AP, Reuters, New York Times, Detik Finance)
Komoditas Impor Terbesar Indonesia
Tahun 2014 Indonesia mengimpor produk senilai 178 milyar Dollar AS. Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat 27 negara pengimpor terbesar di dunia. Apa saja barang yang paling banyak kita beli dan dari mana asalnya?
Foto: picture-alliance/dpa
1. Bahan Bakar Minyak, 26 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia membeli produk minyak yang telah diolah senilai 26 milyar Dollar AS atau sekitar 339 trilyun Rupiah. Bahan bakar minyak menempati urutan teratas dalam daftar impor terbesar Indonesia. Singapura adalah sumber terbesar dengan 54%, disusul Malaysia 16% dan Korea Selatan 15%.
Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images
2. Minyak Mentah, 12,1 Milyar Dollar AS
Setelah bahan bakar minyak, pemerintah juga gemar mengimpor minyak mentah dari luar negeri, nilainya mencapai 156 trilyun Rupiah. Sebagian besar minyak bumi didatangkan dari Arab Saudi (32%), Nigeria (26%) dan Azerbaidjan (17%).
Foto: picture-alliance/epa
3. Gas Elpiji, 4 Milyar Dollar AS
Meningkatnya permintaan akan gas Elpiji memaksa pemerintah membuka keran impor. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor gas senilai 54 trilyun Rupiah, antara lain dari Qatar (49%), Uni Emirat Arab (24%) dan Arab Sauid (18%).
Foto: Getty Images
4. Suku Cadang Kendaraan, 3 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia mengimpor suku cadang kendaraan senilai 39 trilyun Rupiah dari Jepang (43%) dan Thailand (32%). Produk tersebut terutama ditujukan untuk produksi otomotif dalam negeri, yang menurut Kementerian Perindustrian, kapasitasnya sudah menembus angka 2 juta unit per tahun.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
5. Telekomunikasi dan Penyiaran, 2,7 Milyar USD
Melonjaknya pertumbuhan industri penyiaran dan telekomunikasi ikut berimbas pada neraca impor Indonesia. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor perlengkapan digital senilai 35 trilyun Rupiah. Kebanyakan alat telekomunikasi dan penyiaran yang dibeli Indonesia berasal dari Cina (62%) dan Vietnam (33%)
Foto: picture-alliance/dpa
6. Komputer, 2,2 Milyar USD
Cina dan Vietnam lagi-lagi mendominasi produk impor komputer di Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 62% dan 11%. Tahun 2014 nilai barang yang kita impor mencapai 28 trilyun Rupiah. Negara lain yang ikut menjual produk komputernya ke Indonesia adalah Singapura dan Malaysia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
7. Gandum, 2 Milyar USD
Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan dalam negeri, Indonesia setiap tahun mengimpor gandum senilai lebih dari 26 trilyun Rupiah. Sumber terbesar adalah Australia (54%), Kanada (19%) dan Amerika Serikat (14%)