AS Cabut Label Cina sebagai Manipulator Mata Uang
14 Januari 2020Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS), mengumumkan bahwa AS telah mencabut tuduhan Cina sebagai manipulator mata uang. Keputusan ini diumumkan jelang kesepakatan dagang AS-Cina yang akan ditandatangani oleh perwakilan kedua negara, pada Rabu (15/01).
Sebelumnya pada Agustus 2019, pemerintahan Trump mencap Cina sebagai manipulator mata uang dan menuduh Cina mendevaluasi yuan untuk membuat ekspor lebih kompetitif. Menurut Departemen Keuangan AS, otoritas Cina telah membiarkan mata uangnya melemah dan mencapai titik terendahnya dalam 11 tahun terakhir, agar barang-barang Cina lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Departemen Keuangan AS telah menghapus label manipulator mata uang terhadap Cina dalam laporan mata uang tahunannya. Laporan ini sebelumnya telah ditunda selama tiga bulan oleh pemerintahan Trump hingga komitmen dengan Cina terhadap nilai mata uang bisa disepakati.
Baca juga: Harapan Tercapainya Kesepakatan Dagang AS-Cina Gairahkan Pasar Asia
Cina berkomitmen transparansi mata uang
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Senin (13/01) bahwa tuduhan manipulator mata uang terhadap Cina telah dicabut, menyusul perjanjian dagang tahap satu yang akan ditandatangani AS-Cina pada Rabu (15/01).
Mnuchin mengatakan Cina telah membuat komitmen untuk menahan diri dari devaluasi mata uang dan akan lebih transparan.
Meski telah dihapus dari daftar hitam, Departemen Keuangan AS akan tetap memantau secara ketat praktik mata uang Cina. Dilansir dari kantor berita Reuters, pada Senin (13/01), mata uang yuan mencapai angka tertingginya selama lima bulan terakhir, menjelang penandatanganan kesepakatan dagang AS-Cina tahap satu.
Partai Demokrat mengkiritik
Pada Senin (13/01), Pemimpin Minoritas Senat dari partai Demokrat Chuck Schumer mengkritik langkah Departemen Keuangan AS, dengan mengatakan pemerintahan Trump justru mengalami kemunduran dengan mencabut tuduhan itu.
“Cina adalah manipulator mata uang, itu fakta,” ujar Schumer lewat pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh kantornya.
"Sayangnya, Presiden Trump lebih suka mengalah kepada Presiden Xi Jinping daripada tetap bersikap keras pada Cina."
Meskipun begitu, banyak pihak menilai tuduhan manipulasi mata uang yang dikeluarkan pemerintahan Trump pada bulan Agustus 2019 hanya sebagai langkah simbolis. Tuduhan itu harusnya menghasilkan kesepakatan antara AS-Cina yang biasanya berujung pada sanksi dagang, seperti yang selama ini telah dilakukan oleh AS selama perang dagang dengan Cina.
pkp/rap (Reuters, AP, AFP)