1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

AS dan Sekutu akan Bahas Pertahanan Ukraina di Jerman

26 April 2022

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan menjamu sekutu di Jerman untuk membahas kebutuhan keamanan Ukraina. Sementara itu, diplomat top Moskow mengatakan NATO terlibat dalam "perang proksi" dengan Rusia.

Seorang prajurit Ukraina di Donetsk
Sekutu Barat bertemu untuk membahas bagaimana menyediakan senjata bagi Ukraina untuk menahan serangan baru RusiaFoto: Serhii Nuzhnenko/REUTERS

Ukraina mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menekan Rusia agar mengevakuasi pelabuhan Mariupol yang terkepung. Guterres akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov di Moskow pada Selasa (26/04).

Sekjen PBB "harus fokus terutama pada satu masalah, evakuasi Mariupol," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara.

"Ini benar-benar sesuatu yang mampu dilakukan oleh PBB. Dan jika dia (Sekjen PBB) menunjukkan kemauan politik, karakter, dan integritas, saya berharap itu akan memungkinkan kita untuk membuat satu langkah maju," katanya.

Pasukan Rusia telah mengepung pejuang di benteng terakhir Ukraina di pabrik baja Azovstal, tetapi diperkirakan 100.000 warga sipil juga terjebak di sana.

Kuleba juga mengatakan dia khawatir Guterres bisa jatuh ke dalam "perangkap" Kremlin, berkaca dari perjalanan pejabat asing ke Moskow menjelang invasi pada 24 Februari lalu sebagai bukti diplomasi yang mendikte Kremlin.

Pada Kamis (28/04), Guterres diperkirakan akan menuju ke Ukraina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Kuleba.

AS akan menjadi tuan rumah pertemuan sekutu di Jerman

Amerika Serikat berharap para pejabat lebih dari 20 negara menghadiri pertemuan pada Selasa (26/04) di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, untuk membahas cara mempersenjatai Ukraina.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin menjadi tuan rumah acara tersebut setelah melakukan perjalanan ke Kyiv. Ia menjanjikan dukungan tambahan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg diharapkan menghadiri pertemuan tersebut, bersama dengan perwakilan dari negara-negara NATO dan non-NATO.

Dalam sambutannya di Kyiv, Austin mengatakan dia ingin "melihat Rusia melemah ke titik di mana ia tidak dapat melakukan hal-hal seperti menginvasi Ukraina."

Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, menyatakan tujuan utama pembicaraan itu adalah untuk menyinkronkan dan mengoordinasikan bantuan keamanan ke Kyiv yang mencakup persenjataan berat, seperti artileri howitzer dan drone serta amunisi yang dipersenjatai dengan baik.

"Beberapa minggu ke depan akan sangat, sangat kritis," kata Milley kepada wartawan yang bepergian bersamanya ke Jerman.

"Mereka membutuhkan dukungan berkelanjutan agar berhasil di medan perang. Dan itulah tujuan konferensi ini."

Lavrov: NATO terlibat dalam 'perang proxy' dengan Rusia

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada televisi pemerintah Rusia bahwa NATO "pada dasarnya terlibat dalam perang dengan Rusia melalui proxy" dengan memasok senjata ke Ukraina.

Berbicara kepada Saluran Pertama Rusia, dia berkata, "senjata-senjata ini akan menjadi target yang sah bagi militer Rusia."

"Fasilitas penyimpanan di Ukraina barat telah menjadi sasaran lebih dari sekali [oleh pasukan Rusia]. Bagaimana bisa sebaliknya? Perang berarti perang,” katanya.

Lavrov juga mengatakan pada Senin (25/04) malam bahwa Moskow ingin mengurangi kemungkinan "secara artifisial" meningkatkan risiko konflik nuklir.

Diplomat top itu mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina akan berlanjut. Dia mengakui perang di Ukraina mungkin akan berakhir dengan penandatanganan kesepakatan, tetapi menambahkan persyaratan akan tergantung pada situasi militer di negara itu pada saat itu.

Setelah wawancara Lavrov, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis di Twitter bahwa Rusia telah kehilangan "harapan terakhirnya untuk menakut-nakuti dunia agar tidak mendukung Ukraina."

"Ini hanya berarti Moskow merasakan kekalahan," tambahnya.

ha/pkp (AFP, AP, dpa, Reuters)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait