1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Dukung Keinginan Ukraina Bergabung dengan NATO

21 Juli 2009

Pemerintah AS mendukung Ukraina menjadi anggota NATO. Namun keputusan untuk bergabung atau tidak, tetap berada di tangan pemerintah Ukraina, ungkap Wakil Presiden AS Joe Biden, Selasa (21/07), di Kiev.

Presiden Ukraina Viktor Yushchenko (kanan) dan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri), di Kiev, Ukraina, Selasa (21/07).
Presiden Ukraina Viktor Yushchenko (kanan) dan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri), di Kiev, Ukraina, Selasa (21/07).Foto: AP

Satu hal diharapkan Presiden Ukraina Viktor Yushchenko dari Joe Biden. Yaitu sinyal jelas mengenai dukungan segera pemerintah AS di bawah Barack Obama bagi keanggotaan Ukraina dalam NATO, seperti halnya George W. Bush, yang kebijakannya dalam hal ini dipuji Yushchenko.

"Saya sangat berterima kasih untuk sikap Amerika Serikat yang konsekuen, mudah dipahami dan tegas, yang mendukung integrasi negara kami ke NATO. Saya juga ingin menekankan, sangat penting bagi Ukraina untuk terus berpartisipasi dalam misi perdamaian. Sudah menjadi tradisi yang bagus hingga kini bahwa Ukraina, sebagai satu-satunya negara bukan anggota NATO, dapat berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia,“ kata Yushchenko.

Biden menyimak perkataan Yushchenko, tetapi sebenarnya ia hanya mengulang pernyataan Presiden AS Obama di Moskow. Pada dasarnya pemerintah di Washington mendukung keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Tetapi, Ukraina hanya dapat menjadi anggota NATO jika negara itu memenuhi persyaratan aliansi militer itu, dan mayoritas warga Ukraina ingin negaranya bergabung.

Hingga saat ini hal itu belum terlaksana. Sekretaris Jenderal NATO yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, Jaap de Hoop Scheffer, kini juga mengutarakan keraguannya. Padahal de Hoop Scheffer dulu pendukung utama keanggotaan Ukraina di NATO.

Pernyataan de Hoop Scheffer yang dengan puasnya ditayangkan televisi Rusia berkali-kali itu adalah, "Bagi kami sangat jelas, setiap negara Eropa berhak untuk mengajukan permohonan keanggotaan. Namun permintaan saja tidak cukup. Terlebih dulu, persyaratannya harus dipenuhi. Saat ini situasi politik dalam negeri Ukraina sangat sulit."

Banyak warga Ukraina curiga, Rusia memainkan peran tertentu di balik layar. Menurut warga Ukraina, perbaikan hubungan Rusia dan Amerika Serikat akan membebani Ukraina. Biden menyangkalnya dengan tegas.

Katanya, "Walaupun kami memulai awal baru hubungan dengan Rusia. Saya jamin, Tuan Presiden dan rakyat Ukraina, ini tidak akan membebani Ukraina. Sebaliknya, saya pikir Ukraina dapat mengambil manfaatnya."

Ukraina terutama dapat mengambil manfaat dukungan AS di sektor energi. Biden menjelaskannya dengan abstrak, "Saya sangat senang mendengar bahwa pemerintah Ukraina membuka jalan bagi perusahaan investasi swasta dari luar negeri. Itu memudahkan perusahaan Amerika untuk berinvestasi di sini. Dari situ, kedua negara dapat mengambil keuntungan untuk mengatasi krisis."

Bantuan finansial saja tidak cukup bagi Ukraina. Presiden, pemerintah dan parlemen harus menyelesaikan sengketa mereka, agar reformasi dapat segera diterapkan. Hari Selasa (21/07), Wakil Presiden AS Joe Biden bertemu dengan pihak yang bersengketa dan berusaha menggerakkan mereka untuk melakukan reformasi. Tanpa reformasi, tidak akan ada kemajuan.

Christina Nagel/Luky Setyarini

Editor: Marjory Linardy