Berkaitan dengan serangan senjata kimia di Douma, Presiden AS Donald Trump katakan, militer AS lancarkan serangan untuk lumpuhkan kemampuan serangan kimia Suriah. Rusia sudah peringatkan "konsekuensi" jika AS menyerang.
Iklan
Jumat kemarin Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS, Inggris dan Perancis meluncurkan serangan terhadap lokasi militer Suriah, yang diduga keras menjadi fasilitas senjata kimia. Pekan lalu terjadi apa yang diduga keras serangan senjata kimia di kawasan Douma, yang menurut AS dilaksanakan pasukan Suriah, Bashar al Assad.
"Kekejaman dan serangan menjijikkan ini menyebabkan para ibu, bapak, anak dan balita sengsara akibat rasa sakita dan berjuang untuk menghirup udara," demikian dikatakan Trump. "Ini bukan langkah seorang pria. Ini kejahatan monster."
Damaskus Membara Akibat Serangan Udara
AS memimpin serangan udara terhadap ibukota Suriah, Damaskus, setelah terjadinya apa yang diduga keras serangan senjata kimia di kawasan Douma pekan lalu, dan mengakibatkan puluhan warga sipil tewas.
Foto: picture-alliance/Xinhua/A. Safarjalani
Langit Damaskus terang-benderang
Serangan peluru kendali AS diarahkan ke sejumlah daerah ibukota Damaskus, Suriah, Sabtu pagi 14 April. Ibukota Suriah itu diguncang sejumlah ledakan besar yang menyebabkan langit terang-benderang dan asap tebal mengepul di sejumlah lokasi.
Foto: picture alliance/AP Photo/H. Ammar
Bendera Suriah dan Rusia Dilambaikan
Siang hari Sabtu, 14 April 2018 sejumlah warga Suriah tampak melambaikan bendera Suriah dan Rusia, dalam rangka memprotes serangan udara yang dipimpin AS, Sabtu dini hari.
Foto: Reuters/O. Sanadiki
Kehadiran Rusia
Polisi militer Rusia tampak di kawasan Wafideen, dekat Douma Kamis, tanggal 12 April 2018. Polisi militer ditugaskan ke Douma, setelah terjadinya serangan kimia yang menyebabkan tewasnya puluhan warga sipil. Demikian keterangan Departemen Pertahanan Rusia, hari Kamis.
Foto: picture-alliance/Photoshot/M. Memeri
Kesengsaraan warga sipil
Seorang pria tampak menangis di sebelah jenasah sejumlah anak kecil, setelah terjadi serangan yang diduga serangan kimia di Douma, Suriah, yang masih berada di tangan pemberontak. Akibat serangan sedikitnya 78 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak tewas.
Foto: picture-alliance/newscom/M. Hassan
Anak kecil menderita
Seorang anak balita sedang mendapat perawatan di rumah sakit di Douma, Ghouta Timur, setelah terjadi serangan di kawasan itu. Tim pemberi bantuan medis Suriah menyebut serangan 7 April tersebut, sebagai serangan kimia. Ed.: ml/ap (rtr, dpa, ap)
Foto: Reuters/White Helmets
5 foto1 | 5
Menurut laporan, suara ledakan keras terdengar di ibukota Suriah, Damaskus saat Trump penyampaikan pidato. Serangan udara dimulai sekitar 4 pagi di Suriah, membuat langit di atas Damaskus terang benderang.
Menurut Syrian Observatory for Human Rights, organisasi HAM Suriah yang berada di Inggris, mengenai sejumlah markas militer dan pusat penelitian ilmiah.
Iran kecam tindakan "kriminal"
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengecam serangan udara sekutu terhadap Suriah. Ia menyebut para pemimpin AS, Inggris dan Perancis sebagai "pelaku tindakan kriminal".
"Saya mengatakan secara terbuka, serangan ini adalah kejahatan, dan tiga pemimpin yang berpartisipasi adalah pelaku tindakan kriminal," demikian dikatkaan Khamenei, dan dilaporkan kantor berita Iran, Isna. Iran, yang jadi kekuatan Syiah di kawasan itu adalah salah satu pendukung Presiden Bashar al Assad, dan pemerintahannya yang mayoritas Alevi.
ml/ap (AP, Reuters, AFP, dpa)
Potret Kehancuran Douma Akibat Perang Suriah
Kota Douma di Suriah yang jadi kubu pemberontak dikepung oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad sejak Oktober 2013. Serangan udara dan darat menyebabkan kerusakan parah di kota tersebut. Inilah kehidupan di Douma.
Foto: DW/F. Abdullah
Dirusak oleh perang
Kota yang dikuasai pemberontak Suriah, Douma terletak sekitar 10 kilometer di bagian timur, di luar ibukota Damaskus.
Foto: DW/F. Abdullah
Permainan perang
Selama enam tahun terakhir, kawasan pemukiman di kota ini porak-poranda akibat serangan udara yang dilancarkan militer Rusia dan Suriah. Anak-anak jadi terbiasa tinggal di daerah yang hancur oleh bom ini menjadikan puing-puing bangunan sebagai tempat bermain.
Foto: DW/F. Abdullah
Sembunyi di bawah tanah
Sebagian besar sekolah dan institusi publik lainnya dipindahkan ke bunker bawah tanah karena terus dilancarkannya pemboman dan serangan udara ke kota pemberontak tersebut. Pendidikan sangat penting bagi generasi yang dicabik perang ini karena masa depan negara bergantung pada mereka.
Foto: DW/F. Abdullah
Tidak ada jeda
Douma terus digempur serangan udara oleh rezim penguasa dan angkatan udara Rusia. Dalam gambar ini, seorang pria sedang memeriksa kerusakan rumahnya sementara pesawat tempur masih terbang di atas kepala.
Foto: DW/F. Abdullah
Kembali ke tradisi lama
Mesin pembuat roti tak disa dioperasikan karena kurangnya tepung dan bahan bakar. Membuat roti dengan tangan adalah tradisi lama di Suriah. Beberapa penduduk Douma membuka toko untuk memanggang dan menjual roti. Sepotong roti harganya sekitar 5 ribu rupiah.
Foto: DW/F. Abdullah
Tetap tegar
Abeer* kehilangan kaki kanannya akibat ledakan bom di depan rumahnya, ketika dia tengah bersama sepupunya Hassan* yang terbunuh oleh bom yang sama. Abeer adalah satu dari ribuan anak yang terluka. Ia bertekad untuk hidup seperti orang lain, bermain dengan teman dan tetap berani keluar rumah. (*bukan nama sebenarnya).
Foto: DW/F. Abdullah
Kegelapan di pinggir kota
Pada malam hari Douma gelap gulita. Pasokan listrik terputus total atau hanya sporasis, sejak pengepungan dimulai. Penduduk setempat menggunakan generator untuk memenuhi kebutuhan energi buat toko dan rumah mereka.
Foto: DW/F. Abdullah
Tetap menjaga penampilan
Menyetrika pakaian sebenarnya bukan prioritas untuk orang-orang di Douma. Tapi jika memungkinkan mereka melakukannya dengan bantuan setrikaan arang kayu seperti ini. Dengan begitu warga mempertahankan perasaan, bahwa hidup tetap beralan nomal. Penulis: Firas Abdullah (ap/as)