1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

AS Selidiki Sumber Kebocoran Dokumen Intelijen 'Rahasia'

10 April 2023

AS saat ini tengah mengidentifikasi sumber kebocoran dokumen-dokumen intelijen yang sifatnya sangat rahasia. AS menduga pelakunya adalah orang dalam.

Foto Gedung Pentagon AS dari udara
Foto Gedung Pentagon AS dari udaraFoto: Patrick Semansky/AP/picture alliance

Para pejabat Amerika Serikat (AS) tengah berupaya keras mengidentifikasi sumber kebocoran dokumen-dokumen militer dan intelijen yang baru-baru ini muncul secara online. Dokumen-dokumen yang bersifat sangat rahasia itu memuat rincian tentang beberapa hal, mulai dari pertahanan udara Ukraina hingga agen mata-mata Israel, Mossad.

Mengingat luasnya topik yang dibahas dalam dokumen tersebut, para pejabat AS menduga bahwa dokumen dibocorkan oleh orang Amerika sendiri dan bukan sekutu. Dokumen tersebut tidak hanya memuat tentang perang di Ukraina, tapi juga di Cina, Timur Tengah, dan Afrika.

"Fokus kami sekarang adalah tentang kebocoran dari AS, karena banyak dari dokumen tersebut yang hanya dimiliki oleh AS,” kata Michael Mulroy, seorang mantan pejabat senior Pentagon, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Para pejabat AS mengatakan, penyelidikan saat ini masih dalam tahap awal dan mereka yang terlibat penyelidikan tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa unsur-unsur pro-Rusia berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Kedutaan Rusia di Washington dan Kremin hingga saat ini belum memberikan tanggapan.

Kebocoran dokumen ini dianggap sebagai salah satu pelanggaran keamanan paling serius sejak 2013, di mana lebih dari 700.000 dokumen, video, dan kabel diplomatik, muncul di situs web WikiLeaks saat itu.

Informasi mengenai pertahanan udara Ukraina

Reuters telah memeriksa lebih dari 50 dokumen berlabel "Rahasia” dan "Sangat Rahasia” yang muncul pertama kali pada bulan lalu di situs media sosial Discord dan 4Chan. Meskipun beberapa dokumen telah diunggah beberapa minggu lalu, keberadaannya baru dilaporkan pertama kali pada Jumat (07/04) oleh New York Times.

Reuters belum secara independen memverifikasi keaslian dokumen tersebut. Namun, beberapa dokumen memuat tentang perkiraan jumlah korban perang dari Ukraina yang tampaknya telah diubah untuk meminimalkan kerugian Rusia. Tidak jelas juga mengapa setidaknya ada satu dokumen yang ditandai bukan rahasia tapi memuat informasi yang sangat rahasia. Sementara itu, beberapa dokumen diberi tanda "NOFORN” yang artinya tidak dapat diberikan kepada warga negara asing.

Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu (09/04), mereka tidak mengesampingkan bahwa dokumen tersebut mungkin telah direkayasa untuk menyesatkan penyelidik terkait asal-usulnya atau untuk menyebarkan informasi palsu yang dapat membahayakan kepentingan keamanan AS.

Selain itu, salah satu dokumen tertanggal 23 Februari yang ditandai "Rahasia”, menguraikan secara rinci bagaimana sistem pertahanan udara S-300 Ukraina akan habis pada 2 Mei mendatang dengan tingkat penggunaan saat ini. Informasi semacam ini bisa sangat berguna bagi pasukan Rusia.

Informasi mengenai Mossad

Dokumen lain yang bertanda "Sangat Rahasia” dan pembaruan intel CIA dari 1 Maret, mengatakan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, mendorong protes terhadap rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memperketat kontrol di Mahkamah Agung.

Dokumen tersebut mengatakan bahwa AS mengetahui hal ini melalui sinyal intelijen, menunjukkan bahwa AS telah memata-matai salah satu sekutu terpentingnya di Timur Tengah.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (09/04), kantor Netanyahu menepis pernyataan itu sebagai "kebohongan dan tanpa dasar apa pun.”

Ada pula dokumen lain yang memberikan rincian tentang diskusi internal di antara pejabat senior Korea Selatan tentang tekanan AS pada Seoul untuk membantu memasok senjata ke Ukraina, juga tentang kebijakan Seoul yang tidak melakukannya.

Apa kata Pentagon?

Pentagon belum memberikan tanggapan terkait isi dokumen spesifik apa pun, termasuk tentang pengawasan terhadap sekutu.

Dua pejabat AS, yang berbicara secara anonim hanya mengatakan bahwa sementara ada kekhawatiran tentang kebocoran di Pentagon dan badan intelijen, dokumen-dokumen tersebut hanya menunjukkan snapshot dari sebulan yang lalu, bukan merupakan asesmen yang lebih baru.

Kedua pejabat itu mengatakan bahwa badan-badan militer dan intelijen saat ini tengah melihat proses yang mereka jalankan terkait seberapa luas infromasi intelijen dibagikan secara internal selama ini.

Para pejabat saat ini tengah mencari motivasi apa yang mungkin dimiliki oleh pejabat AS atau sekelompok pejabat dalam membocorkan informasi sensitif semacam itu, kata salah satu pejabat yang berbicara kepada Reuters.

Pejabat itu mengatakan, para penyelidik melihat ada empat atau lima teori, mulai dari "pegawai yang marah”, hingga ancaman orang dalam yang secara aktif ingin melemahkan kepentingan keamanan nasional AS.

gtp/ha (Reuters)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait