AS Kembali Tetapkan Houthi Yaman sebagai Kelompok Teroris
18 Januari 2024
Pemerintahan Biden kembali memasukkan kelompok militan Houthi di Yaman yang didukung Iran ke dalam daftar "teroris global". Houthi telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah.
Iklan
Amerika Serikat (AS) telah menetapkan kembali kelompok militan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris global. Penetapan itu akan memberikan dampak berupa sanksi keuangan yang ketat terhadap kelompok yang didukung oleh Iran tersebut.
Langkah ini diambil setelah meningkatnya ketegangan di Laut Merah, akibat kelompok Houthi melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur pelayaran penting itu.
Para pejabat AS mengatakan, penetapan kembali Houthi sebagai kelompok teror ini bertujuan untuk memotong pendanaan dan persenjataan organisasi tersebut.
"Amerika Serikat menetapkan... Houthi sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus," demikian ungkap seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa penetapan ini belum akan berlaku selama 30 hari ke depan dan masih dapat dicabut "jika Houthi menghentikan serangan mereka."
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken sebelumnya telah mencoret kelompok tersebut dari daftar organisasi teroris asing dan teroris global pada Februari 2021.
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Ketegangan di Laut Merah
Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman menyatakan serangan mereka terhadap pelayaran kapal komersial di Laut Merah itu ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
Konflik di Gaza memuncak setelah kelompok militan Hamas, yang juga didukung oleh Iran, melakukan serangan teror ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel dan menculik ratusan lainnya.
Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara lain memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Ian Ralby, peneliti senior nonresiden di Centre for Maritime Strategy, mengatakan kepada DW bahwa "tidak perlu melakukan banyak hal hanya untuk mengganggu pelayaran kapal" dan Houthi "memiliki kemampuan untuk mengganggu pelayaran tanpa batas waktu, mengingat kemampuan teknologi yang rendah dapat menjadi pendekatan yang sangat mengganggu."
Dia menambahkan, pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional membutuhkan lebih banyak dukungan dalam menghadapi pemberontakan Houthi yang didukung Iran.
"Sebagian dari itu membutuhkan pelabelan Houthi sebagai organisasi teroris asing dan mendukung pemerintah Yaman untuk terlibat dan merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai oleh Houthi, yang memungkinkan kelompok itu untuk melancarkan serangan-serangan ini."