AS Kembalikan Ribuan Artefak Irak yang Dijarah Saat Invasi
Manasi Gopalakrishnan
31 Juli 2021
Prasasti batu yang memuat fragmen Epik Gilgamesh, puisi Sumeria kuno yang dianggap sebagai sastra tertua, dan ribuan benda antik lainnya telah dijarah dari Irak setelah invasi AS tahun 2003.
Iklan
Sejarawan asal Irak, Abdullah Khorsheed Qader, telah bekerja di bidang arkeologi sejak tahun 2000, ketika ia memulai gelar masternya di Universitas Salah-al-Din di Erbil, Irak utara. Di sana, karir akademisnya meningkat menjadi profesor di Departemen Arkeologi.
Sebagai seorang cendekia dan direktur di Institut Konservasi Barang Antik dan Benda Warisan Irak, Qader sangat gembira ketika mengetahui negaranya akan mendapatkan kembali harta karun kuno milik mereka dari Amerika Serikat (AS).
"(Saya) merasa luar biasa dan penuh harapan karena tanggapan positif dari Amerika Serikat," katanya kepada DW dalam sebuah wawancara lewat email.
Sekitar 17.000 artefak akan dikembalikan
Pada hari Rabu (28/07), AS mengumumkan akan mengembalikan 17.000 artefak arkeologi ke Irak. Benda-benda tersebut ada yang berusia sekitar 4.000 tahun dan berasal dari periode Sumeria.
Artefak kuno ini pada hari Kamis (29/07) telah dikembalikan ke Irak dengan pesawat yang juga menerbangkan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, yang saat itu berada di Washington DC untuk bertemu Presiden AS Joe Biden.
Menyebut restitusi itu sebagai hal yang "belum pernah terjadi sebelumnya", Menteri Kebudayaan Irak Hassan Nazim mengatakan bahwa ini adalah "pengembalian barang antik terbesar ke Irak." Ini bisa terjadi sebagai hasil dari upaya diplomasi selama berbulan-bulan oleh otoritas Irak lewat kedutaan mereka di Washington, kata Nazim dalam sebuah pernyataan pers.
Pada tahun 2018, pemerintah Inggris mengembalikan benda-benda kuno serupa yang dijarah setelah invasi Amerika.
Dicuri selama masa invasi AS
"Sebagian besar artefak ini dijarah dari Museum Irak di Baghdad selama invasi AS," kata Elizabeth Stone, arkeolog dan profesor antropologi di Universitas Stony Brook di New York, kepada DW.
Menurut Stone, benda-benda ini dibawa keluar dari Irak lewat perdagangan ilegal barang antik. Beberapa benda antik telah disita oleh petugas bea cukai, tetapi banyak juga yang lolos dan dibeli oleh Cornell University dan Hobby Lobby yakni jaringan toko yang menjual barang seni dan kerajinan, ujar Elizabeth Stone.
Dihancurkan Teroris: Warisan Budaya UNESCO
Untuk pertama kalinya Mahkamah Pidana Internasional memproses penghancuran warisan budaya UNESCO. Terutama bangunan bersejarah di Timbuktu, Mali. Tapi di seluruh dunia, bukan itu saja yang dihancurkan teroris.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Dianggap Pemujaan Berhala (Timbuktu, Mali)
Di kota oasis di Mali utara, 2012 pemberontak Islam Ansar Dine menghancurkan beberapa mausoleum Muslim yang umurnya ratusan tahun. Alasan penghancuran: makam sejumlah ulama Islam tersebut jadi tempat pemujaan berhala. Minaret yang terbuat dari tanah liat (foto) juga dihancurkan.
Foto: picture-alliance/dpa/E.Schneider
Pembangunan Kembali Disokong PBB (Timbuktu, Mali)
Mohamed Maouloud Ould Mohamed (foto) memelihara makam di dalam mausoleum di Timbuktu. Pada foto dari tahun 2014 tampak ia bersembayang di pinggir salah satu makam yang dihancurkan. Tapi di lokasi itu kini sudah ada perubahan positif, berkat sokongan PBB.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Ahmed
Mausoleum Dirawat Keluarga (Timbuktu, Mali)
Banyak mausoleum bisa didirikan kembali dengan bantuan dari PBB. Sane Chirfi (foto) dan keluarganya memelihara mausoleum Alpha Moya.
Foto: Getty Images/AFP/S. Rieussec
"Gerbang Kemenangan" (Palmyra, Suriah)
Organisasi teror yang menyebut diri "Islamic State" (ISIS) hancurkan Palmyra 2015. Antara lain kuil Baal yang berusia 2.000 tahun, beberapa menara makam serta Gerbang Kemenangan. Seorang fotografer memegang foto kuil Baal yang dibuatnya tahun 2014 di depan sisa kuil. Setelah ISIS berhasil ditendang dari Palmyra, arkeolog lega, karena kehancuran tidak separah perkiraan.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Tempat Berziarah (Mar Elian, Suriah)
Biara Mar Elian adalah salah satu tempat berziarah bagi warga Kristen Suriah. Biara ini berdiri di bagian tengah Suriah dekat kota Karjatain, dan berasal dari abad ke-5.
Foto: UNESCO
Akan Dibangun Kembali (Mar Elian, Suriah)
2015 ISIS hancurkan biara. Di internet mereka menunjukkan bagaimana mereka menghancurkan temboknya. Sekarang ISIS hengkang dari kota itu. Bagian dalam biara terbakar, biara ini juga akan dibangun kembali.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Sancha
Ibukota Kerajaan (Al-Hadra di Irak)
Al-Hadra adalah ibukota kerajaan Arab pertama. Karena temboknya yang tinggi, tebal serta diperkuat dengan sejumlah menara, Al Hadra bisa menahan infasi di tahun 116 dan 198 setelah masehi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Antonio Castaneda
Dihancurkan ISIS (Al-Hadra di Irak)
Awal 2015, ISIS hancurkan sebagian Al Hadra. Foto ini disebar ISIS. Keasliannya diuji kantor berita AP. ISIS juga hancurkan patung berusia ribuan tahun dari masa Asiria di museum kota Mossul dan Ninive. Kota bersejarah Nimrud kabarnya dihancurkan ISIS dengan bulldozer.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Militant video
Patung Buddha Raksasa (Lembah Bamian, Afghanistan)
Di provinsi Bamian dulu berdiri dua patung Buddha raksasa. Para biksu Buddha mengukirnya pada batu cadas 1.500 tahun lalu. Sehingga jadi saksi sejarah masa lalu Afghanistan sejak masa sebelum Islam masuk. Dalam foto dari tahun 1973, tampak patung yang tingginya 53 meter, dan ketika itu masih jadi patung tertinggi di dunia.
Foto: ddp
Dihancurkan Taliban (Lembah Bamian, Afghanistan)
Kelompok radikal Islam Taliban menghancurkan kedua patung tahun 2001. Dengan panser, roket dan dinamit, mereka perlu waktu beberapa pekan sampai patung hancur. Sejak 2003, Lembah Bamian termasuk warisan budaya UNESCO. Penulis: Uta Steinwehr (ml/ap)
Foto: AP
10 foto1 | 10
Hobby Lobby baru-baru ini jadi berita setelah terungkap bahwa jejaring bisnis benda seni itu mendapatkan sebuah tablet langka dengan ukiran dalam tulisan paku, bertuliskan sebagian dari cerita Epik Gilgamesh yang melegenda. Benda itu dibeli untuk dipajang di Museum of the Bible di Washington DC. Mueseum ini sendiri didanai oleh keluarga David Green, pendiri Hobby Lobby.
Pada 27 Juli, pengadilan New York memerintahkan penyitaan benda tersebut, yang dilaporkan dibeli oleh seorang pedagang barang antik Amerika dari keluarga seorang pedagang koin di London, kata Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan.
"Penjual barang antik dan seorang ahli tulisan paku dari AS mengirimkan lempengan tablet ini ke Amerika Serikat melalui pos internasional tanpa menyatakan isinya, sebagaimana yang dipersyaratkan. Setelah tablet diimpor dan dibersihkan, para ahli tulisan paku mengenalinya sebagai bagian dari Epik Gilgamesh. Tablet itu berukuran sekitar 15 x 12 sentimeter dan ditulis dalam bahasa Akkadia," menurut pernyataan pers.
Iklan
Epik Gilgamesh
Wiracarita Gilgamesh atau Epik Gilgamesh adalah rangkaian puisi epik dari zaman Sumeria kuno yang dianggap sebagai salah satu karya sastra tertua di dunia. Epic Gilgamesh dan beberapa ribu objek antik lainnya termasuk dalam benda artefak arkeologi penting terbesar yang dicuri dari Irak setelah invasi pimpinan AS tahun 2003.
Penggalian ilegal, pencurian, dan penyelundupan artefak sejarah merupakan masalah yang terus berlanjut terutama di Irak dan Suriah. Para pedagang pasar gelap, penyelundup, dan anggota ISIS memanfaatkan situasi kacau di wilayah ini untuk dengan mudah menemukan barang antik dan menjualnya ke luar negeri.
Mesopotamia: Titik Awal Sejarah
Dahulu kala, antara sungai Efrat dan Tigris terbentang area bangsa berkebudayaan tinggi. Sampai sekarangpun, umat manusia masih mendapat keuntungan dari penemuan mereka, kerap tanpa mengetahuinya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Scholz
Mesopotamia, Awal Sejarah
Di tepi Sungai Efrat dan Tigris tumbuh kota-kota pertama dalam sejarah peradaban manusia, yaitu sekitar tahun 4.000 sebelum Masehi (SM). Dalam 3.000 tahun sejarah Mesopotamia, jaringan yang terdiri dari banyak kota makin erat. Sejumlah pusat kebudayaan berkembang di sana, misalnya Babilonia dan Niniwe, seperti tampak pada gambar.
Foto: Imago/UIG
Kerajaan Pertama
Wilayah Mesopotamia, sekarang ini terutama berada di wilayah Suriah dan Irak. Negeri itu terbagi antara Assyria bagian utara dan Babilonia di selatan. Awalnya, kawasan ini masih terbagi antara banyak provinsi tetapi kemudian menyatu, dan sejak 3.000 SM menjadi satu kawasan.
Tulisan Pertama
Tulisan ini tampak hanya seperti motif cantik yan terdiri dari garis dan bintang. Tulisan paling tua, yaitu Kuneiform berasal dari Mesopotamia, sekitar 4.000 SM. Dari tulisan ini dibentuk alfabet pertama, dan multifungsional. Tepatnya: bisa digunakan untuk belasan bahas selama 3.000 tahun.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Raja-Raja Pertama
Menurut kepercayaan orang waktu itu, raja-raja Mesopotamia pertama, seperti Tukulti-Ninurta I, yang namanya tercantum pada bagian pilar ini, mendapat wahyu kekuasaan dari Tuhan. Oleh sebab itu mereka harus menjaga keamanan, pembangunan kota, juga keadilan di seluruh negeri, berdasarkan undang-undang tertulis pertama.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Bentuk Pertanian Pertama
Masyarakatnya beralih dari pemburu dan pengumpul hasil alam, menjadi petani dan peternak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, orang tidak lagi bergantung pada buah-buahan di alam bebas serta hewan liar, melainkan bercocok tanam dan mengembangbiakkan hewan berguna. Bahkan membangun irigasi untuk mengatasi kekeringan di bagian selatan. Susu juga diolah menjadi produk pangan lain.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Roda Pertama
... juga diciptakan di Mesopotamia. Pada relief ini, tampak seorang tukang kayu sedang mengerjakan kayu untuk poros roda. Tapi bangsa Mesopotamia juga menciptakan banyak hasil kerajinan tangan inovatif lain. Mereka menciptakan teknik menenun, menciptakan tekstil dan bereksperimen dengan api. Dari mereka jugalah asalnya keramik, pengolahan logam dan gelas.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Hirarki Ilahi
Mata dibuat dari lapis lazuli dan kulit kerang. Ini patung seseorang yang sedang sembayang, dipersembahkan Ebih Il, seorang pegawai negeri, kepada dewi Inanna. Agama sangat penting di Mesopotamia. Dunia tempat manusia hidup dianggap tiruan dunia di mana para dewa tinggal. Dewa berstatus lebih tinggi dilayani oleh yang lebih rendah. Manusia ada di hirarki terbawah, harus patuh dan rajin bekerja.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Masa Akhir
Invasi Iskandar Agung menyebabkan keruntuhan Mesopotamia 331 SM. Ia kemudian menyebarkan kebudayaan Yunani di kawasan itu. Tradisi dan gaya hidup Mesopotamia lambat-laun hilang. Hingga ribuan tahun setelahnya, artefaknya kembali digali arkeolog dan dipamerkan, misalnya di Louvre, Paris. Penulis: Lea Albrecht (ml/as)
Foto: picture-alliance/akg-images
8 foto1 | 8
Irak berupaya pulihkan lembaga arkeologi setelah invasi
Para arkeolog di Irak seperti Qader senang bahwa upaya untuk mengembalikan harta karun tersebut telah membuahkan hasil. "Kontak Irak dengan pihak Amerika memperjelas bahwa barang antik yang diselundupkan berada di tangan Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika yang aman," kata Qader.
Pejabat kedutaan telah berkomunikasi selama bertahun-tahun untuk memulihkan potongan-potongan artefak ini dan "akhirnya ini menjadi kenyataan," tambah Qader.
Dia berharap seluruh dunia juga akan turun tangan dan membantu memulihkan artefak lain yang hilang. Sementara itu, para arkeolog dan rekan-rekannya di Irak saat ini sibuk meletakkan dasar-dasar untuk membangun kembali lembaga arkeologi yang rusak setelah perang dan konflik selama bertahun-tahun.
Bersama dengan organisasi AS seperti Smithsonian Institution dan University of Delaware, Qader yang juga adalah direktur Institut Konservasi Barang Antik dan Benda Warisan Irak, melatih para profesional muda dan mendidik masyarakat tentang arkeologi.
Salah satu tujuan penting dari programnya adalah "memulihkan kepercayaan diri pada komunitas Museum Irak dan para arkeolog profesional dengan membangun dan memperkuat kembali program konservasi nasional untuk warisan budaya," ujar Qader.