Korut Akan 'Membayar Harga', Jika Memasok Senjata ke Rusia
6 September 2023
Sebelumnya, ada dugaan bahwa Kim akan bertemu Putin di Rusia bulan ini. AS peringatkan bahwa Pyongyang akan ‘membayar harga’ untuk setiap pasokan senjata ke Rusia.
Iklan
Perundingan kerja sama senjata antara Rusia dan Korea Utara (Korut) secara aktif mengalami kemajuan. Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), pada hari Selasa (05/09), memperingatkan pemimpin Kim Jong Un bahwa negaranya akan ‘membayar harga‘ untuk setiap pasokan senjata kepada Rusia digunakan untuk perang di Ukraina.
Menyediakan senjata bagi Rusia "tidak akan mencerminkan hal yang baik bagi Korea Utara dan mereka akan menanggung konsekuensi untuk hal tersebut, di komunitas internasional", kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan kepada para wartawan di Gedung Putih.
Kremlin mengatakan sebelumnya pada hari Selasa (05/09) bahwa pihaknya "tidak memiliki komentar apa pun" mengenai pernyataan para pejabat AS tersebut mengenai rencana Kim bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bulan ini, untuk mendiskusikan suplai senjata ke Moskow.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Hubungan AS-Korea Utara-Rusia
Sullivan mengatakan bahwa Kim berharap diskusi tentang pasokan senjata akan terus berlanjut, termasuk di tingkat para petinggi-petinggi negara dan "bahkan jika memungkinkan secara langsung".
Iklan
"Kami terus menekan basis industri pertahanan Rusia," kata Sullivan, dan Moskow kini tengah gencar "mencari sumber apa pun yang bisa mereka temukan" untuk pasokan seperti amunisi senjata. Sullivan juga mengatakan bahwa, "kami akan terus meminta Korea Utara untuk mematuhi komitmen publiknya, agar tidak memasok senjata ke Rusia, yang pada akhirnya hanya akan membunuh warga Ukraina."
Pada hari Senin (04/09), juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson mengatakan bahwa Kim dan Putin memang berencana untuk bertemu, dan New York Times mengutip para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu, bahwa Kim akan melakukan perjalanan ke Rusia sesegera mungkin, setidaknya minggu depan.
Ketika ditanya apakah rencana pembicaraan tersebut dapat dikonfirmasi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Tidak, saya tidak bisa. Tidak ada yang bisa dikatakan."
Seiring dengan semakin terisolasinya Rusia akibat sanksi atas invasinya ke Ukraina, Rusia semakin melihat peran penting Korea Utara, menurut para analis politik. Sedangkan pihak Korea Utara beranggapan bahwa hubungannya dengan Rusia tidak sehangat dulu pada masa kejayaan Uni Soviet, tapi kini Pyongyang juga menuai manfaat baik dari hubungan pertemanannya dengan Moskow.
Kerja sama militer, demi pertahanan Moskow-Pyongyang
Seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Utara pada November lalu mengatakan bahwa Pyongyang "tidak pernah melakukan 'transaksi senjata' dengan Rusia" dan "tidak berencana untuk melakukan itu di masa depan".
Sebelumnya, Moskow dan Pyongyang telah saling berjanji untuk meningkatkan kerja sama pertahanan antar kedua negara.
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu, yang mengunjungi Pyongyang pada bulan Juli lalu dalam agenda menghadiri pameran senjata seperti rudal balistik terlarang milik Korea Utara, mengatakan pada hari Senin (04/09) bahwa kedua negara sedang mendiskusikan kemungkinan adanya latihan militer bersama.
"Seperti halnya kalian dapat mengetahui seseorang dari teman-temannya, kalian juga dapat mengetahui suatu negara dari perusahaan yang dimilikinya," kata Keir Giles, Konsultan Senior di Program Rusia & Eurasia. "Dalam kasus Rusia, perusahaan itu kini sebagian besar terdiri dari sesama negara nakal," tambah Giles.
Perjalanan ini akan menjadi kunjungan pertama Kim ke luar negeri dalam lebih dari empat tahun terakhir. Meskipun Kim Jong Un melakukan lebih banyak perjalanan ke luar negeri daripada ayahnya sebagai pemimpin negara, perjalanan Kim tersebut sering kali diselimuti kerahasiaan dan keamanan yang ketat.
Seorang ahli Korea Utara di Universitas Kookmin Seoul, Andrei Lankov, meyakini bahwa Kim mungkin ingin menekankan dukungan Pyongyang untuk Rusia, dan mungkin juga tengah mencari kesepakatan kerja sama dalam penjualan senjata, bantuan, dan pengiriman tenaga kerja ke Rusia.
Rusia juga telah bergabung dengan Cina dalam menentang sanksi baru terhadap Korea Utara, memblokir dorongan yang dipimpin oleh AS dan secara terbuka memecah belah Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya, sejak Dewan Keamanan PBB mulai menghukum Pyongyang pada tahun 2006 silam.