1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikTimur Tengah

AS Lancarkan Serangan Balasan ke Milisi pro-Iran di Irak

26 Desember 2023

Sedikitnya satu anggota milisi pro-Iran tewas, 24 lainnya terluka dalam serangan di tiga lokasi di Irak yang digunakan milisi pro-Iran, kata pejabat keamanan Irak. AS membenarkan pasukannya melakukan “serangan presisi“.

Pangkalan militer AS di Erbil
Pangkalan militer AS di ErbilFoto: Spc. Trevor Franklin/Us Army/Planet Pix/ZUMA/picture alliance

Seorang pejabat kementerian dalam negeri Irak mengatakan pada Selasa (26/12), serangan yang dilancarkan AS itu menargetkan situs Hashed al-Shaabi di pusat kota Hilla, ibu kota provinsi Babilonia. Satu orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam serangan itu, sementara empat orang lainnya terluka dalam serangan kedua di provinsi selatan Wassit.

Beberapa jam sebelumnya, Amerika Serikat menyebutkan, pasukan militernya telah melakukan "serangan presisi" terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh milisi Kataeb Hizbullah dan kelompok afiliasinya di Irak, sebagai tanggapan atas serangkaian serangan terhadap personel AS.

Pangkalan militer AS di Irak dan Suriah belakangan semakin sering menjadi sasaran serangan milisi yang didukung Iran, sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Pejabat AS menyatakan, 3 tentara terluka dalam serangan terakhir.

Pejabat militer AS mengatakan, pihaknya telah menyerang lokasi-lokasi milisi yang bersekutu dengan Iran di Irak pada hari Senin (25/12). Serangan itu terjadi setelah serangan militan melukai tiga personel militer AS di sebuah pangkalan di Erbil di wilayah otonomi Kurdi di utara Irak.

Pusat kota Erbil, ibu kota kawasan otonomi Kurdi di Irak UtaraFoto: Jens Büttner/dpa/picture alliance

Presiden Biden perintahkan serangan balasan

Milisi Kataib Hizbullah yang didukung Iran dan kelompok afiliasinya mengaku bertanggung jawab atas serangan ke Erbil. Militer AS telah diserang setidaknya 100 kali di Irak dan Suriah sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas.

Pangkalan militer AS di Erbil sebelumnya telah menjadi sasaran serangan berkali-kali, termasuk serangan pesawat tak berawak pada 26 Oktober lalu, yang berhasil menembus pertahanan udara tetapi tidak meledak. Pada bulan Desember, kompleks kedutaan AS diserang dengan mortir.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan, salah satu tentara AS yang terluka berada dalam kondisi kritis. "[Presiden AS Joe Biden] tidak memberikan prioritas yang lebih tinggi daripada perlindungan personel Amerika yang berada dalam bahaya,” katanya. "Amerika Serikat akan bertindak pada waktu dan cara yang kita pilih.”

Militer AS menyatakan, serangan balasan mereka kemungkinan besar menewaskan "sejumlah militan Kataib Hizbullah" dan menghancurkan banyak fasilitas.

Milisi pro-Iran di Irak dan jenderal Iran di Suriah tewas oleh serangan AS, Israel

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menerangkan:"Pasukan militer AS melakukan serangan yang diperlukan dan proporsional terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh Kataeb Hizbullah dan kelompok afiliasinya di Irak.”

Kepala Komando Pusat AS Michael Erik Kurilla dalam sebuah pernyataan mengatakan, serangan balasan ini dimaksudkan untuk meminta pertanggungjawaban elemen-elemen yang secara langsung bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan koalisi di Irak dan Suriah dan menurunkan kemampuan mereka untuk melanjutkan serangan. "Kami akan selalu melindungi pasukan kami,” tegasnya.

Sebelumnya, pada hari Senin, serangan udara Israel di sekitar Damaskus, Suriah, telah menewaskan seorang perwira Iran, tinggi berpangkat jenderal, lapor media lokal. Kelompok militan yang didukung Iran di wilayah tersebut mengatakan, mereka akan "membalas dendam atas pembunuhan" tersebut.

hp/as (ap, rtr, afp)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait